Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Bangun Generasi

Dunia semakin ke sini semakin mengerikan. Mengapa? Lihat saja potret negeri sendiri yang begitu carut-marutnya. Pemimpin yang membuat harga BBM seolah mudah naik dan turun, belum lagi informasi yang barusan penulis dengar, ada gubernur ibukota berencana bikin lokalisasi atau prostitusi yang dilegalkan. Atas alasan sosial katanya, demi menyelamatkan mereka (perempuan) yang sudah terlanjur tercebur dalam industri esek-esek, lalu dibuat lokalisasi. Saat ada lokalisasi yang penuh dengan perjuangan ditutup di salah satu kota di Indonesia, malah pejabat yang satu ini mau bikin lokalisasi. Atas alasan keamanan katanya, sehingga perempuan yang sudah terlanjur berkecimpung di dunia gelap ini bisa terdata. Bahkan, kabarnya, mereka yang coba-coba praktek prostitusi di luar lokalisasi tersebut, bisa dihukum seberat-beratnya. Belum lagi situs media Islam yang beberapa waktu lalu dikabarkan diblokir karena alasan membawa ajaran radikalisme. Tampaknya sedang terjadi konspirasi di negeri ini

Klasifikasi Lagi (Bagian 3-Habis)

Bila pada Bagian 2 sudah diuraikan mengenai karakteristik taqwa terkait dengan empat aspek, kini giliran karakteristik pada tingkatan labil. Karakteristik labil bisa muncul berkaitan dengan faktor usia, lingkungan atau bisa juga dari kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Saat menuliskan karakteristik ini, penulis netral, walau terkadang terbesit ada beberapa rekan atau saudara yang lebih kurang memiliki sifat serupa terkait kelabilan. Ah, bahkan diri penulis juga tak luput dari kesalahan, apalagi mengalami sebuah fase labil, siapapun mungkin pernah mengalaminya. Nobody is perfect . Hanya satu masalahnya, kalau sadar bahwa kita tipe labil, maukah kita berubah, dengan kata lain berusaha naik tingkat dari fase labil ke fase stabil atau dalam artian meningkatnya ketaqwaan. Sebab, menjadi pribadi taat atau taqwa bisa berkolerasi, berbanding lurus dengan kepribadian diri yang matang, dewasa dan insya Allah istiqomah. Labil Kecintaan pada agama Pernah dengar Islam KTP? barang

Klasifikasi Lagi (Bagian 2)

Kembali ke topik awal, di mana esensi tulisan ini ialah sebagai refleksi, pencerminan yang barangkali kita pun merasa dan perlu untuk memperbaiki diri agar Allah pertemukan dengan jodoh yang sesuai dengan diri kita. Pernah penulis buat tulisan soal sekufu, monggo bisa dibaca mengenai sekufu . Maksud tulisan ini juga sebagai penyemangat bagi teman-teman yang barangkali dirundung patah hati. Hei, ngapain pakai acara patah hati? Itu sebagai tanda Allah memberikan teguran bagi hamba-Nya. Boleh jadi kalau enggak patah hatinya sekarang, itu anak orang yang kita anggap kita menyukainya, suatu saat mungkin bisa lebih-lebih menyakiti tanpa kita duga di kemudian hari. So, the God stop it immediately to make you better and understand. (Sotoy pakai bahasa Inggris dah, he he). Patah hati tandanya kita bisa setop dari sesuatu, untuk menenangkan hati dan melangkah lagi menjadi pribadi yang lebih gagah. Just focus on your dreams, and keep in what you believe and respect it ! Tulisan ini jug

Klasifikasi Lagi (Bagian 1)

Manusia lahir dari berbagai latar belakang dan karakter. Justru perbedaan ini yang menjadikan khasanah sifat manusia yang melahirkan keseimbangan. *ngomong opo toh*, he he.. Dari dulu ingin banget mengklasifikasikan sifat orang. Mungkin ada teorinya dalam ilmu psikologi, tapi ini sih berdasarkan pengalaman pribadi saja. Goal -nya ialah, kita bisa memetakan diri kita di mana dan siapa jodoh yang kira-kira cocok dengan kita. Walau sebetulnya jodoh itu misteri, tetapi coba kita cermati. Apa yang tertulis di tulisan ini berdasarkan pengalaman dan analisis amatir saja, he he .. Pada dasarnya manusia itu diciptakan menjadi orang baik. Lingkungan, pergaulan dan didikan sejak usia dini yang kemudian dapat mempengaruhi seseorang. Manusia bisa dipecah lagi menjadi manusia yang beriman dan kafir. Manusia yang beriman juga bisa dibagi lagi menjadi manusia yang sampai pada tingkatan taqwa dan satu lagi pada tingkatan labil. Taqwa juga bisa diturunkan lagi menjadi istiqomah (golongan orang-o

Suatu Hari

Suatu hari nanti segalanya akan tersingkap. Terlalu dini saat ini untuk menyimpulkan. Suatu hari kita akan mengerti arti dari sebuah kesungguhan. Suatu hari nanti kita akan pahami makna dari penantian. Suatu hari nanti kita akan menyadari tentang hakekat kesungguhan. Suatu hari nanti kita akan mengerti arti dari penyesalan. Ada hal-hal yang tidak kita mengerti saat ini. Ada sesuatu yang kita tak pahami, menantang kita untuk mencari tahu arti di balik misteri. Tentang sebuah rasa, yang bisa menjadi anugerah sekaligus ujian. Selalu ada pemicu dari pesona yang melahirkan ketertarikan. Saat awal getaran rasa itulah anugerah. Namun, bila ia sampai menjauhkan kita dari mengingat-Nya, disitulah musibah. Dan, bagi para pecinta sejatilah yang berani melangkah serius untuk membuat yang sebelumnya haram menjadi halal. Dalam landasan keimanan dan ketaqwaan, peminangan dilakukan demi menyempurnakan separuh dien. Ada hal yang tidak kita pahami saat ini. Terlalu besar rahasia-Nya, hingga kit