Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2015

Sosok Bersahaja

Bang iwan ia dipanggilnya. Sosok pria bersahaja yang penulis kenal karena kita sama-sama berusaha mengais rezeki di sebuah perusahaan operator terbesar di jalan pemda, Cibinong. Sekira 2011 akhir, momen di mana penulis belum menginjakkan kaki di perusahaan media online terkemuka di Indonesia, penulis bekerja sebagai sales produk TV berbayar. Enggak kebayang kan bakal kerja di marketing, kuliah baru lulus S1 Ilmu Komunikasi (jurnalistik), tetapi bekerja di bidang yang berbeda. It's ok, namanya juga fresh graduate dan masih belajar dulu cari pengalaman. Empat tahun lalu, teringat pontang-panting cari gawe. Susahnya mencari pekerjaan saat itu membuat diri kini lebih mampu bersyukur dan terus bersyukur. Heran, dengan rekan yang mudah resign, mudah pergi dan lompat media sana-sini. Biarlah karena setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang resign untuk berpindah tempat pekerjaan, tidak bisa digeneralisir setiap orang karena mereka puny

Dua Sisi

Teruntuk seseorang yang pernah dinyatakan perasaan. Melalui tulisan yang tidak penting ini, ada beberapa maklumat yang ingin disampaikan. Ada sesuatu yang mengganjal, maka semoga tulisan ini bisa membantu memahami keadaan. Seorang teman perempuan pernah mengatakan usai ia mendengarkan sebuah curhatan. Ia mengungkapkan bahwa sekalipun mengalami penolakan, laki-laki harus berjuang lagi dan lagi untuk menunjukkan keseriusannya. Mungkin engkau berpikir aku sudah tak berharap lagi, mungkin juga engkau berpikir aku sudah melupakan dan tak lagi menyukai. Mungkin engkau menganggap aku lelaki tak bertanggungjawab yang sudah mengungkapkan perasaan, tetapi kemudian tampak seperti menghilang dan tak lagi terdengar kabar atau menanyakan kabar seperti dahulu. Mungkin engkau merasa aku sudah melupakan semuanya, menghapus segala memori serta berpikir bahwa aku tak menjaga konsistensi dari perkataanku. Ketahuilah, apa yang mungkin engkau duga itu tidak benar. Karena aku menyadari ada dua sisi

Mental

Tiba-tiba saja ingin menulis blog. Ah.. emang dasar hobi menulis, apa saja maunya dijadikan sesuatu yang tertulis. Sudah banyak arsip bulan-bulan lalu yang diposting, mungkin tidak semuanya dibaca kembali. Hanya sekedar kegemaran sih, biarlah karena server Blogger.com ini yang akan menyimpan semua tulisan tersebut. Dulu nama headline blog ini namanya 'Menulis Adalah Tantangan", tetapi kini diubah menjadi "Blog Kuli Ketik". Boleh dong berubah? karena katanya life is never flat , jadi dinamis ceritanya. Boleh-boleh saja mengganti headline blog kan, sekedar refreshment sih. Padahal enggak penting banget untuk dibahas, hehe.. Kenapa namanya Blog Kuli Ketik? Lebih bermakna ' personality ' dibanding sebelumnya, haha.. lebih menjurus pada kebebasan diri untuk menulis apapun yang ingin ditulis. Sekalipun tulisan itu penting atau tidak penting, hoho :p Secara profesi sehari-hari sebagai tukang ketik berita, jadi kuli ketik di sini maksudnya ialah pekerjaan

Renungi Usia Manusia

Kematian itu terus mengintai manusia . Tidak peduli seseorang itu masih muda, sehat atau kaya. Kematian adalah sesuatu yang pasti. Ada khutbah jumat yang penulis anggap menarik mengenai kematian. Entah siapa nama ustadz yang memberikan khutbah di mimbar shalat Jumat di Jakarta (6/3/2015), tetapi menurut penulis ini penting sebagai introspeksi atau refleksi diri. Dalam khutbahnya, ia mengatakan bahwa rata-rata usia manusia itu sekira 60-70 tahun. Taruhlah pada usia tersebut. Nabi Muhammad SAW meninggal pada usia 63 tahun dan ini lebih kurang rata-rata usia generasi manusia hingga saat ini. Lebih lawas lagi sebelum zaman Nabi Muhammad SAW, diceritakan manusia bisa hidup hingga ratusan tahun. Diceritakan dalam sebuah kisah oleh khotib, terdapat seorang ibu yang menangisi anaknya meninggal di usia 300 tahun. Lalu, didatangilah ibu itu oleh seseorang, yang menanyakan alasan mengapa dirinya menangis. Sang ibu menjawab, usia 300 tahun anaknya yang sudah meninggal dianggap kala itu m

Sajak-sajakan

Kekosongan relung memahat diri untuk mencari dan terus mencari. Liar tak tentu arah, bebas lepas. Segala yang bertebaran serupa pasir di hamparan pantai. Tak ada yang spesial. Liar tak tentu arah, bebas lepas. Situasi hati menggemuruh, menggali, mencari permata yang hilang. Tak Ada sedikitpun bisikan angin yang hembuskan siapa pemilik ruang kosong itu. Liar dalam derita, tertawa dalam kesendirian. Kebebasan mencari pembenaran atas sepi yang mengusik di tengah sunyinya malam. Hingga, sosok itu mendobrak pintu hati tanpa permisi. Ia masuk menjelma sebagai si penghuni hati. Saat senyum itu merasuk dalam benak, tak Ada alasan untuk menghentikan aliran Kerinduan. Semua canda jadi penghapus kegundahan, setiap tawa menyebar harum bunga dari setiap detik yang terlalui bersama. Walau, sang penghuni hati itu bukanlah milik. Sulit menjelaskan betapa menggebu diri saat semakin hari rasa itu semakin menikam. Diri yang sunyi tak lagi liar, tertawan sebuah pengharapan. Ketik

Tersingkapnya Sesuatu

Hari ini rasanya gembira sekali. Entah darimana kegembiraan itu berasal, bukan karena dapat uang banyak, bukan karena dapat durian runtuh, bukan karena dapat harta karun dan lain-lain. Kegembiraan itu hadir justru di saat kita merasa sudah 'merdeka' dari suatu belenggu ketidakpastian. Sesuatu yang pasti menjadi semakin nyata, sesuatu yang tersembunyi, menjadi semakin terlihat, sesuatu yang tertutupi, kini menjadi tersingkap. Allah yang membolak-balikkan hati, Allah pula yang membuka tabir misteri. Rasa yang terlalu menggebu beberapa waktu belakangan ini memang merusak logika, menghancurkan akal pikiran, membuat salah tingkah dan kekakuan akut. I said, that's the disease! Memang secara chemistry , reaksi kimia dari virus merah jambu itu bisa meluluhlantahkan akal sehat, menggerus diri ke dalam kegugupan serta pandai me- recall segala kenangan yang tertanam di benak. Sedikit-sedikit, reaksi kimia ini mampu memanggil kembali kenangan yang sudah dialami bersama. Se

Untold Story (2-Habis)

Berawal dari blog, yang seolah mendobrak batas ruang dan waktu. Seperti mengenalnya dalam waktu lama, walau diri tetap menahan dan menanyakan pada diri sendiri dengan berbisik dalam hati, benarkah ini.. benarkah dia..? Getaran yang berlangsung stabil ini dapat menyapu dari memikirkan sosok-sosok yang lain. I know, 'could it be' .. Seperti judul lagu yang dinyanyikan oleh vokalis solo perempuan, and her name was same . " And i know this time, we are getting older and older, year by year ." Penulis merasa sudah bukan waktunya untuk bermain-main. Tetapi tidak ada orang yang tahu bagaimana Sang Maha Pencipta mengirimkan seseorang di saat yang tepat, pada situasi yang tepat, dan sosok yang dinilai tepat, serta getaran yang datang tepat karena kehadirannya dalam hidup kita yang tak dapat terelakan. Dan, kondisi yang tidak menentu ini pasti suatu hari akan berakhir. Sebuah pengungkapan maksud dan tujuan, pada 4 Januari 2015 keluarlah segala apa yang terpendam. Pe

Untold Story (1)

Penulis masih ingat, sekira dua pekan sebelum tahun baru tiba, ada sebuah perkenalan yang terjadi. Tepat di mushola, di sebuah gedung lantai empat yang sama-sama kita mencari rezeki di sana. Sebelum perkenalan itu benar-benar terjadi, mungkin sosoknya agak tersohor di kalangan kaum adam. Pada sebuah hari di mana penulis bersama dengan teman laki-laki lainnya menunggu hidangan makan siang tiba, ada sedikit pembicaraan mengenai dirinya. Dalam obrolan ngalor-ngidul di sebuah meja makan kantin sebrang, penulis di tengah kerumunan teman-teman yang lain tidak terlalu banyak menyimak, hanya mengetahui bahwa redaktur pelaksana (kini sudah resign) salah satu portal media online terbesar di Jakarta sudah meng-add pin BB-nya. Obrolan terjadi panjang lebar, yang penulis ketahui, rupanya nama dirinya cukup tenar di kalangan rekan kantor. Ya, mungkin saja karena 'newcomers' dan kebetulan dianugerahi wajah ayu, ada saja perbincangan tentang hal itu di kalangan laki-laki di kantor. S

Sebuah Perbincangan Menarik

Perbincangan menarik dengan Redaktur Pelaksana Techno sebuah media online terkemuka di Indonesia beberapa waktu lalu masih terngiang. Perbincangan sederhana sebelum beranjak pulang. Ada salah satu alasan kuat mengapa menikah muda itu penting. Bahkan, hal itu tak terpikirkan sebelumnya dalam benak penulis. Menikah muda tidak hanya karena alasan perempuan memiliki waktu menopause, sehingga perempuan cenderung memiliki batas usia ideal dalam pernikahan. Berbeda dengan laki-laki yang hingga usia 30 atau 40 tahun ke atas masih memiliki potensi untuk memiliki keturunan. Menikah muda bagi pasangan yang sama-sama bekerja, atau seorang bapak yang bekerja, maka usianya masih bisa dikatakan produktif untuk membiayai pendidikan anak hingga bapak tersebut berusia 40 tahun ke atas. Nah, hitung-hitungannya bila menikah katakanlah usia 25 atau 26. Maka, bila Allah mengaruniakan anak pada usia 26 atau 27, sehingga kita masih bisa membiayai pendidikan anak hingga anak berusia 20 tahun. Hi