Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2014

Sajak Jatuh Hati

Sekalipun dia pasang wajah cemberut, meskipun dia memenyan-menyonkan bibir dan walaupun dia pasang raut wajah tanpa ekspresi, dia memang makhluk tercantik se-Indonesia. Pikirku sih begitu. Entah mengapa kita tidak bisa benar-benar mengakui bahwa sesungguhnya kita sedang mengagumi seseorang. Ah perkara fisik selalu menjadi faktor prioritas, padahal belum menjamin kecantikan fisik mencerminkan pula akhlaknya yang baik. Coba diperhatikan lagi, ya, kau mungkin mulai sadar dia memang tetap yang tercantik, hanya saja lidahmu kelu. Tidak bisa berkata, pun mata tak mampu tertipu melihat keindahan makhluk yang diciptakan-Nya. Manusia memang serakah, buktinya, sudah jadi pejabat dengan gaji puluhan juta rupiah saja bisa tetap korupsi. Sudah memiliki satu pasangan hidup saja masih pingin tambah lagi. Ups, untuk perkara yang satu ini memang kompleks, perlu dilihat dan dikaji dari berbagai sudut pandang. Mungkin seseorang yang jatuh hati selalu berpikir untuk bisa memiliki sesuatu yang dici

Sesegera Mungkin Lebih Baik

Definisi cantik itu biasanya selalu menjurus ke fisik. Cantik juga identik dengan keindahan rupa yang dianugerahi kepada seorang perempuan. Di luar sana banyak sekali perempuan-perempuan cantik. Namun, dari 7 miliar manusia di muka bumi, tentu hanya sebagian yang bisa tetap istiqomah, pandai menjaga aurat dengan berjilbab syar'i dan ciri keshalehah-an yang tampak dari penampilan sederhananya maupun hatinya. Saya memang belum menikah, tetapi, tiba-tiba ingin sekali memiliki anak perempuan. Mungkin sebagian laki-laki juga merasa bingung dalam memilih yang cantik di antara sekian banyak yang tercantik itu. Tentu dalam Islam, perempuan dinikahi karena 4 hal, salah satunya cantik dan pilihlah yang paling baik agamanya. Cantik fisik itu mungkin tetap bertahan, paling lama optimalnya 10 tahun. Dari sejak usia remaja belasan, hingga ditambah usia 10 tahun berikutnya. Hitung saja sendiri. Selebihnya, hanya kecantikan hati, keimanannya serta kepatuhannya yang menjadi penenang batin sua

Tulisan Ngalor Ngidul

Tercengang saya melihat biaya kuliah S2 di UI. Biaya yang mungkin saya berpikir, agar lebih baik dana sebesar itu dipakai buat biaya nikah dan mencukupi kebutuhan rumah tangga saja. "Itu saudara ibu ada yang nikah umur 34 tahun," kata ibu. Dia laki-laki. Menurut ibu, laki-laki mah enggak dikejar usia untuk nikah, jadi tidak apa-apa kalau nikah sampai kepala tiga. "Glek," dalam hati, itu hanya opini yang bukan berarti ibu ingin putranya baru bisa nikah umur setua itu. Dalam hati, masih sendiri saja hidup masih belum terasa stabil, apalagi bila sudah menikah? Salah satu pendorong semangat, yang ceramahnya cukup ngena, Ustadz Yusuf Mansyur (YM) di YouTube menjelaskan bahwa pernikahan itu harus disegerakan. Sebab, yang tadinya sendiri, do'a sendiri, solat sendiri, kerja sendiri, dengan menikah, selain rezekinya akan berlipat, juga pahalanya terus mengalir. Asmanadia dalam sebuah materi motivasinya mengatakan, jawab suaminya ketika ditanya apa tujuan pernika

"Semut di ujung pulau kelihatan, gajah di depan mata tak terlihat"

Pernah dengar peribahasa "Semut di ujung pulau kelihatan, gajah di depan mata tak terlihat"? Intinya, segala sesuatu maunya nyari yang jauh-jauh dulu, padahal di depan mata atau di sekeliling, ada juga sesuatu yang ia cari. Untuk memahami makna dari peribahasa tersebut atau mengapa bisa sampai muncul peribahasa itu, bisa melalui beberapa sudut pandang. Yang pertama, bagi pelakunya, mungkin mereka beranggapan bahwa mencari yang jauh-jauh adalah tantangan. Semakin jauh, maka semakin semangat diri ini mencari. Ibaratnya, orang merantau, maka semangat mencari pekerjaan mungkin akan sangat berkobar dibandingkan mereka yang tidak merantau. Mencari yang jauh-jauh, berarti memang ada peluang, akses lebih luas dan ragam pilihan yang lebih terbuka lebar. Untuk mencapai yang jauh-jauh tersebut, juga mengharuskan orang untuk lebih keras belajar, lebih giat bertanya dan lebih terpecut rasa penasarannya terhadap apa yang diinginkannya. Selain itu, kepuasan mendapatkan sesuatu yang

Sabar dalam Bekerja

Fiuhhh... hembusan napas yang sedikit agak didramatisir. Mau gaya hembusan seperti itu pun, tidak akan merubah keadaan, kecuali dilanjutkan dengan gerakan perubahan. Sampai detik ini saya merasa belum memiliki tujuan jangka panjang yang jelas, terutama soal karir. Apa yang menjadi profesi saat ini, tidak lain karena dahulunya saya menempuh di fakultas yang sengaja saya pilih, karena ketika itu dan mungkin saat ini, masih populer. Namun, saya tidak pernah menyesal atas keputusan yang sudah berlalu dan apa yang sedang dikerjakan saat ini, karena rasa bersyukur yang mampu menyirnakan kegamangan hidup. Sudah lebih dari dua tahun di profesi yang saya masih anggap sebagai 'profesi yang katanya wartawan' . Banyak yang saya dapat, mulai dari pertemanan dan pengalaman. Sebenarnya yang saya incar bukan gaji yang besar, tetapi sebuah zona nyaman yang barangkali berbeda persepsinya tiap-tiap orang. Sengaja saya buat blog ini, agar orang lain yang mungkin ingin mengenal saya, cukup

Cantik/Tampan Enggak Selamanya Menjadi Kelebihan Seseorang

Seorang teman di sebuah gerbong kereta tujuan Jakarta-Bogor kala itu diam-diam memotret seorang perempuan muda berkerudung yang sedang duduk di sofa gerbong kereta. Perempuan berparas cantik itu memang cukup menarik perhatian lawan jenis yang ada di sekitarnya. Bisikku dalam hati, kecantikan atau ketampanan itu tidak selamanya akan menjadi kelebihan yang dimiliki seseorang, tetapi juga bisa menjadi musibah bagi dirinya sendiri, apabila tidak bisa menjaga dirinya baik-baik, terutama soal berpenampilan. Kini, jangan lagi berdebat tentang mengapa perempuan berjilbab ada yang menggunakan cadar, sebab ia paham bahwa kecantikan itu hanya untuk suaminya, bukan diumbar untuk orang lain selain suaminya. Dalam sebuah ceramah menarik yang membuat saya terkekeh-kekeh mendengar materi Ustadz Salim A. Fillah, ia kurang lebih berkata demikian, "enggak harus dia yang menjadi istri saya, tetapi saya sudah mantap sekali ingin menikah,". Mendengar kata tersebut, "Enggak harus dia yan

Tulisan yang Gak Penting untuk Dibaca

Hehehe.. saya awali menulis blog ini dengan tawaan. Saat kau merasa hidup ini sudah sulit, kenapa harus dibuat susah. Ceria itu hak setiap insan manusia dan dengan tertawa, pudarlah kekakuan dan kebekuan. Tapi yang ingin disampaikan bukan tentang apa itu makna tertawa, hanya sebagai permulaan dari tulisan yang bingung memulai darimana. Saya pikir ini lucu, peristiwa yang mungkin mirip sinetron, walau saya tidak pernah ngikutin cerita sinetron, mungkin sedikit banyaknya mirip dengan kisah tokoh Azzam dalam film Ketika Cinta Bertasbih. Jelas, kang Abik pasti mendapatkan ide cerita KCB dari pengalaman orang lain atau imajinasi kreatif yang beliau miliki. Sebab, ceria itu cerita fiksi. Namun, terkadang, kemiripan akan terjadi manakala seseorang sudah pernah menonton film tersebut dan bercermin pada dirinya sendiri di dunia nyata. Yah, setidaknya itu yang mungkin sedang dirasakan. Saya paling enggan menjadi ekstrovert di dunia nyata, maka di dunia maya lah segala keajaiban bisa datang