Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2013

Biar Kayak Orang-Orang

Judul 'biar kayak orang-orang' bukan berarti si penulis tukang tiru, ikut-ikutan dan lebih parahnya mengekor mereka. Mereka siapa? Hmm. Coba lihat seorang p0lisi yang tiba-tiba tenar lantaran videonya di posting di salah satu situs berbagi video gratis, YouTube. Sang pelantun lipsync lagu India 'chaiya-chaiya' itu dikabarnya menyesal karena justru dicopot dari gelar Briptu, miris memang. Atau mari kita tengok seperti Shinta dan Jojo, siapa mereka? kalau tidak salah mereka adalah dua ABG yang tiba-tiba tenar setelah video lipsingnya 'keong racun' ditonton banyak orang di YouTube. Halo, dan kemana mereka sekarang? saat media sepertinya sudah bosan memblow-up, dan hegemoni ketenaran itu berangsur memudar, ditambah publik yang mungkin sudah 'muak', maka mereka bisa saja lenyap secara perlahan. Ada baiknya mengambil hikmah, satu hal pelajaran yang bisa diambil ialah, jangan berpikir 'karbitan' akan menghasilkan buah yang matangnya enak seperti m

Usang Biarlah Punah

Seketika itu tali temali yang pernah terangkai akhirnya terurai jua. Satu hal yang tak pernah habis terpikir, betapa mawar itu tampak merekah begitu cantik. Namun, apa daya bila keanggunan itu ternyata telah berpaling dan menjauh. Tak perlu disesalkan, biarlah kisah usang itu punah ditelan waktu. Ketika 'sudah jatuh, bahkan langsung ditimpa tangga' adalah sebuah hal menyakitkan, maka itu pertanda Anda harus segera keluar dari sifat kemelankolisan. Bila puisi itu seharusnya telah tercipta, maka pena sudah remuk 'tak bernyawa'. Puing-puing memori hanya jadi ingatan masa lampau yang dapat melenyap secara alami. Then, life must go on. Cerita lalu hanya menjadi bahan celotehan ekspresif yang bisa dikemas dalam karya digital, tentang mimpi-mimpi yang akhirnya pudar, tentang harapan yang terhunus padam. Sepetik cahaya bulan singgah di wajahmu, yang dulu bersinar penuh kesejukan. Debar itu pernah hadir kala mentari masih segar memberikan hangatnya. Ketika itu, mimp

Intuisi Bermain Peran

Ada kala di mana pesan atau informasi tidak perlu terucap langsung dari mulut si komunikan. Dengan sangat mencerna situasi, memperhatikan komunikasi non-verbal dan sedikit menerka maksud 'tersembunyi' dari kata yang berkaitan, maka intisari dari apa yang sesungguhnya disampaikan bisa ditangkap dengan jeli. Bukan berarti merasa seolah mengetahui dengan rinci, namun rentetan kronologis pengucapan kata bisa merujuk pada satu makna pesan. Ini mungkin yang saya sebut sebagai intuisi, saat bertanya secara mendalam dianggap sebagai sesuatu yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Atau, bisa juga berupaya memahami keadaan dan secara naluriah mengerti tanpa harus banyak mengeluarkan energi untuk bertanya. Dalam KBBI, intuisi didefinisikan sebagai bisikan hati atau gerak hati tanpa perlu dipikirkan atau dipelajari. Ada suatu kondisi, di mana intuisi seyogianya digunakan. Namun, penggunaan intuisi yang tidak tepat guna juga bisa menimbulkan miss persepsi, dan ini yang harus dihindari.

La Tahzan

Seharusnya sendu itu telah usai seiring berjalannya waktu. Semestinya masa lalu cukup ditempatkan pada tempat tertentu dan diambil inti sari baiknya, dan yang buruknya seharusnya ditinggalkan. Judulnya tak jauh dari tema life must go on . Masih banyak mimpi-mimpi lain yang menanti untuk dipersiapkan dan diwujudkan. Rasanya ingin menjadi 'robot' saja, yang mungkin tak pernah terlarut dalam kesedihan. Sekalipun candaan terlontar atau senyuman terbingkai, namun belum mampu sepenuhnya menetralisir keruhnya kondisi 'kesemrawutan'. Hanya satu kunci pamungkasnya, berpikir positif dan istiqamah. Memang sudah jelas terhempas dan tenggelam. Badai itu sudah cukup menyadarkan semuanya, bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dan hal yang mesti diperbaiki secara internal. Mungkin ini teguran halus dari-Nya, bahwa mencapai keselarasan sejati tak bisa ditempuh dalam waktu sekejap. La Tahzan (jangan bersedih), asa tak mungkin lekang selama jiwa masih ulet berusaha dan dii

Luntang-Lantung ke Kota 'Upin-Upin'

Mendapatkan kesempatan berkunjung ke negeri seberang cukup memberi pengalaman yang menarik. Setidaknya, bisa merasakan perbandingan suasana, budaya, serta keragaman lainnya yang berbeda dengan di ibu kota Jakarta. Secara kebetulan diundang oleh salah satu perusahaan perangkat elektronik yang berkantor pusat di Jepang, untuk mengunjungi salah satu pabrik terbesar mereka di daerah Selangor, Malaysia. Tiga hari dua malam rasanya begitu cepat. Yap, tetapi rasanya rindu sekali pada kampung halaman, maklum yang namanya Tanah Air mau bagaimana pun juga tetap menjadi kebanggaan. Meskipun hanya beberapa hari bermalam, tetapi cukup memberi pengalaman berharga, mulai dari mengunjungi pabrik perangkat elektronik AC terbesar di Asia, hingga jalan-jalan di berbagai lokasi perbelanjaan, mencicipi kuliner serta menyambangi genting highland. Di negeri jiran memang tidak ditemukan banyak kendaraan motor seperti di Indonesia. Hampir sampah yang berserakan di jalan pun tidak ada. Jalanan di kala weeke

Sebuah Kisah

Biar langit kamar yang menjadi saksi atas diketuknya satu demi satu tombol keyboard ini. Merangkai sebuah kisah lalu yang perlahan mulai meninggalkan jejak. Baru beberapa pekan lalu, seorang teman hendak mengundang ke acara pernikahan dirinya. Ia berkata, untuk jangan sungkan hadir beserta 'harim', yang notabene adalah orang terdekat yang diharapkan kelak bisa bersama-sama 'gantian' mengundang si empunya hajat. Namun, segalanya tampak berbeda. Ketika atmosfer perjalinan memang dirasa cukup mengkhawatirkan, seolah berada di ujung tanduk yang menghantarkan pada sebuah kata yang sesungguhnya tak sanggup diungkapkan. Upaya untuk memperbaiki keadaan rasanya tak lagi mendapat sambutan yang relevan. Hingga kata itu akhirnya tersampaikan, rasanya tak mampu lagi untuk membendung. Entah mengapa menjadi begitu ringan untuk dilepaskan. Adanya perbedaan mendasar memang menyolok stamina hubungan, hingga jalan terbaik pun disepakati tanpa paksaan. Pilu memang, namun tersadar

Melancong ke Pulau Macan

Meskipun sudah beberapa pekan lalu berjalan-jalan di pulau macan, tepatnya di kepulauan seribu, namun rasanya masih sedikit terngiang suasana di tempat wisata tersebut. Hmm, bahasa melancong tampaknya terlalu berlebihan, sebab segala biaya perjalanan dan inti mengapa diterjunkan ke sana ialah dalam rangka meliput salah satu produk kamera pintar besutan produsen gadget asal Korea Selatan. Yap, lumayan sembari 'bekerja', bisa juga berekreasi, menikmati suasana alam yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Walau hanya dua hari satu malam, tetapi banyak pengalaman yang cukup berharga, bahkan di setiap perjalanan liputan ke mana pun. Awalnya bakal mikir repot nih berangkatnya, masa pagi-pagi sekali sudah harus tiba di salah satu kawasan di Jakarta untuk berkumpul dengan awak media lainnya. Ternyata di kawasan tersebut, sudah menanti beberapa rekan reporter yang sudah dikenal. Yang sudah dikenal biasanya sudah pernah bertemu pada liputan acara di dalam kota, sedangkan beberapa la