Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

Belajar dari Analogi Setir Mobil

Weekend kali ini tidak terlalu membosankan karena penulis berkesempatan untuk menyetir mobil. Mengemudi mobil dari rumah ke sebuah masjid paling tersohor di Depok, ada pelajaran yang bisa diambil. Tiba-tiba terbesit bahwa mengemudikan kendaraan, khususnya mobil membutuhkan ketangkasan, ketelitian dan mungkin feeling serta koordinasi gerak yang sesuai. Ibarat bahasa kerennya ialah 'multitasking', yang melibatkan mata, tangan dan kaki. Hidup pun demikian, kitalah sebagai sopir bagi kehidupan yang kita jalani saat ini. Mata harus mampu melihat keadaan di depan, jangan lengah untuk sesekali melirik spion (melihat sesuatu di belakang). Hal ini berarti, mata harus dapat membaca situasi, feeling prediksi apa yang akan terjadi bila pedal gas mobil terus diinjak atau mengerem secara tiba-tiba. Melihat ke belakang tidak selamanya buruk, karena boleh jadi melihat ke belakang (seperti melihat spion) adalah hal yang diperlukan. Melihat ke belakang, berarti memahami, mengambil pel

Perhatikan Shalat

Perhatikan orang-orang yang menjaga shalatnya. Perhatikan pula cara dia berinteraksi dengan sesamanya, bersosialiasi dan sebagainya. Perhatikan pula orang yang lalai atau bahkan meninggalkan shalatnya, bagaimana tutur katanya? bagaimana cara berpikirnya? bagaimana emosinya? Shalat bukan hanya sekedar rutinitas, bukan pula ritualitas semata. Shalat bisa mendekatkan seorang hamba kepada Allah dan efek dari shalat seharusnya bisa terlihat dari caranya berinteraksi dan bertutur kata dengan orang lain. Lalu mengapa ada orang yang shalat, tetapi masih juga melakukan maksiat? Sebuah pertanyaan menohok. Bila dilihat dari sebab, shalat tidaklah bisa menjadi 'penghalang bagi kemaksiatan' bila kualitas shalatnya tidak diperhatikan atau shalatnya masih lalai bahkan sengaja ditinggalkan. "Inna shalata tanha anil fahsyai wal munkar", sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar" (Al Ankabut :45). Bila kita mau perhatikan, melihat ayat tersebut jelas

Melankolis

Kemelankolisan yang semakin akut. Penulis tidak tahu apa yang sebenarnya tengah dirasakan dan tidak tahu harus berbuat apa. Seolah hanya diam satu-satunya opsi yang bisa dilakukan. Berharap keajaiban datang, tersingkapnya tabir misteri dan ditunjukan-Nya sebuah jalan terbaik. Penulis yakin Allah akan tunjukan jalan. ' We just do our part ', lalu biarkan Allah yang mengatur skenario terindah-Nya. Allah yang menggerakan hati untuk terketuk, sehingga melakukan sesuatu dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, bila tak jua pintu hati itu terketuk, seharusnya tidak perlu bersedih karena pintu lain yang akan terbuka. Selama perasaan ini masih bertahan, tidak akan ada pintu lain yang terbuka. Biarkan waktu yang akan menunjukkan kemana arah yang harus dilalui. Sejujurnya penulis berharap, ada yang datang memberikan kabar, tiba-tiba menghubungi, memberikan kesempatan untuk mengenal lebih dekat melalui pertemuan demi pertemuan. Ingin mencoba sedikit mengenal lebih dalam.

Deep Inside

Penulis mulai menulis dan menulis lagi. Seperti ada yang ingin dikatakan. Seperti ada yang ingin dicurahkan, dijelaskan walau ucapan tidak mampu mengejawantahkan apa yang sesungguhnya ada di dalam. Semakin dijelaskan maka akan semakin rumit. Diungkapkan malah membingungkan, tidak mengena pada titik inti apa yang sebetulnya benar-benar ingin disampaikan. Semakin banyak perkataan yang terlontarkan, malah semakin menjauhkan dari inti pokok yang tengah dirasakan. Entah apa yang sebenarnya terjadi, tidak biasanya merasakan seperti ini. Segala yang tersembunyi di dalam, memang sudah terbuka dan terus menganga. Semua tidak perlu penjelasan, karena apa yang sesungguhnya sedang dirasakan tidak akan mampu diuraikan dengan perkataan. Ada hati yang duduk manis di sini. Yang dengan hati itu, jauh lebih mampu menyampaikan apa yang sebetulnya dirasakan walau dalam diam. Tanpa kata, tanpa isyarat. Seperti gunung es. Semua yang mampu diceritakan hanya bagian puncaknya, jauh lebih besar apa

Betapa Mahalnya Sehat Itu

Selagi manusia masih sehat dan beraktivitas dalam rutinitasnya, istirahat adalah salah satu hal utama yang perlu dipenuhi oleh tubuh. Karena kita bukan mesin atau robot, melainkan makhluk hidup yang memiliki sistem yang bekerja dalam raga. Maka, sistem ini perlu diberikan 'waktunya' untuk beristirahat, terutama tidur yang cukup. Namun, apa jadinya bila porsi istirahat menjadi kurang, tetapi setiap hari sudah harus digenjot terus dengan pekerjaan yang menguras energi? Bila satu atau dua hari mungkin tubuh masih bisa sehat, walau tanda-tanda lelah seperti ngantuk di siang hari (karena kurang tidur) itu sudah menjadi pertanda bahwa tubuh perlu istirahat. Agak sulit memang, saat seharian bekerja dari pagi hingga sore atau malam hari, terdapat porsi istirahat yang sebetulnya cukup, namun mata tak jua ingin terpejam. Ada hal lain yang ingin dilakukan, mungkin hiburan atau sekadar berinteraksi dengan sosial media. Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk melepas penat den

Cinta Bukan Kutukan

Cinta, sejenis makanan apa itu? kalau ada bakso namanya bakso cinta, itu mungkin hanya sekedar nama saja. Boleh jadi pemilik warung membuat nama itu yang disegmentasikan khusus untuk para muda-mudi agar mampir dan "mencoba" seperti apa bakso cinta di warung mereka. Hmm, sepertinya enak bakso tersebut, tapi setop!, kali ini sedang tidak membahas kuliner bakso cinta, tetapi pemahaman mengenai cinta itu sendiri, apa sih cinta? Cinta dalam konteks kepada lawan jenis pada hakekatnya bukan sebuah praktek uji coba. Perasaan fitrah yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja kepada satu orang. Ya, umumnya kepada satu orang, tidak lebih. Ada yang bilang cinta tak kenal logika. Oleh karenanya, terkadang ia bisa menjadi pembuta bagi akal pikiran. Ada saja perilaku yang tidak biasa karena cinta, dari mulai senang gembira, hingga tiba-tiba sedih dan duka, mungkin luka. Cinta mungkin susah didefinisikan untuk mereka yang belum menemukan tambatan hati. Definisinya jadi berbeda-be

1 Februari 2015

Tanggal ini adalah tanggal di mana penulis mengenang untuk pertama kalinya bekerja sungguhan di sebuah kantor media online. Tiga tahun lalu, tanggal bersejarah ini banyak meninggalkan kenangan. Penulis ingat, pertama kali masuk ke ruangan redaksi yang dipenuhi meja kantor dengan masing-masing karyawannya dipinjami satu unit PC dan monitor ternyata memiliki ruangan dengan cat warna-warni. Seperti di TK saja, tetapi mungkin ada maksud di balik warna oranye, merah serta hijau tersebut, cerminan dinamis. Hal dinamis itu bisa dilihat dari konten medianya yang menyuguhkan variasi berita, mulai dari News hingga Entertainment. Dinamis lainnya juga bisa dilihat dari punggawa kantornya yang silih berganti ada yang resign, ada yang baru dan ada yang masih bertahan. Usia media online yang letaknya tak jauh dari stasiun kereta api Gondangdia ini belum genap 1 dekade, tetapi pertumbuhannya terasa cukup cepat. Di dalamnya memang terdiri dari orang-orang tangguh. Ketangguhan yang teruji baik