Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2014

Sebuah Pelajaran dari Petikan Kisah Kehidupan

Entah seperti apa tanggapan orang yang membaca cerita ini. Mungkin penulis dianggap lebay atau terlalu mendramatisir, tetapi ini kejadian nyata yang sudah penulis alami beberapa kali. Saat tersedih ialah kaki mulai melangkah dari depan rumah untuk kemudian pergi menuju terminal bus Damri, bus yang membawa penumpangnya menuju bandara, ya menuju luar kota atau luar negeri untuk tugas. Mungkin beberapa di antara pembaca, ada yang senang dan bangga apabila bisa memiliki pekerjaan yang memungkinkan kita untuk pergi ke luar kota atau luar negeri. Sebelum kita benar-benar sampai di sana, mungkin kita bisa membayangkan sebuah wilayah yang sama sekali asing, tidak ada saudara dekat, tidak ada teman, lingkungan baru dan tentunya bertemu orang-orang baru. Di sana, kita akan dituntut untuk bertindak sesuai target dan tujuan perjalanan, jangan lengah, jangan gegabah, dan persiapan fisik yang harus dijaga dengan baik. Apalagi bila bepergian sendiri. Maka, tidak hanya kesiapan ongkos saja

Bekerja dan Bekerja

Tidak ada pekerjaan yang 100 persen enak. Selalu ada lelah dalam mencari yang namanya penghasilan. Tidak perlu kaget setiap hari di kereta api, pagi sebelum matahari terbit pun penumpang kantoran atau non-kantoran sudah menanti kereta tiba. Ada pekerjaan yang membutuhkan waktu penuh 'full time', ada pula pekerjaan paruh waktu dan free lance. Lamanya waktu yang merepresentasikan durasi kerja boleh jadi menunjukkan seberapa besar jumlah penghasilan yang didapatkan. Ada tujuan dibalik lelahnya bergelut pada pekerjaan itu. Untuk mereka yang bekerja resmi dalam sebuah perusahaan, pasti ada upah/gaji, tunjangan dan fasilitas yang bisa ia dapatkan. Pekerjaan tidak selamanya enak terus. Ada tingkatan lelah: bisa sangat melelahkan, melelahkan atau cukup melelahkan. Kenikmatan dalam bekerja juga bisa dibagi dua. Yang diperoleh secara konkret maupun abstrak. Secara sadar atau tidak sadar, ada kenikmatan itu, dengan bekerja, tubuh beraktivitas, otot berkontraksi, ada energi yang

Suatu Hari Akan Bermekaran Kembali

Mungkin ini hanya perasaan penulis saja, yang merasa bahwa sulit sekali rasanya merasakan apa itu indahnya virus merah jambu. Bila dahulu, zaman SMP atau SMA, perasaan itu bisa timbul tanpa perlu diperintah. Pasti ada saja periode di mana perasaan itu masih mampu bermekaran, hingga kemudian lenyap ditelan waktu dan akan tumbuh lagi secara alamiah. Masa remaja yang penuh warna dan tanda tanya memang begitu berbeda dengan kondisi yang sudah dianggap dewasa. Masa remaja ialah saat di mana PR dan tugas dari institusi pendidikan formal menjadi sebuah tanggungjawab. Sementara saat dewasa, lulus dan bekerja, bukan lagi tanggungjawab tentang mendapatkan nilai mata pelajaran atau mata kuliah yang tinggi, tetapi bagaimana mengamalkan ilmu serta mencari uang dengan cara yang halal. Ada transisi fase remaja menuju dewasa yang bila disibukan dengan segala urusan primer (kuliah/sekolah), maka untuk urusan percintaan terhadap lawan jenis kadang mau tidak mau terabaikan atau barangkali terjadi p

Pengalaman Balik Nama BPKB Sepeda Motor

Setelah proses balik nama STNK sudah selesai dan Anda mendapatkan STNK baru , maka langkah berikutnya ialah mengurus BPKB di Direktorat Kepolisian Polda Metro Jaya yang terletak di dekat halte bus Transjakarta Semanggi, Jakarta Pusat. Untuk orang yang baru pertama ngurus BPKB, sebenarnya penulis agak kebingungan tentang bagaimana kepengurusan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) balik nama dan mengapa tidak bisa dicetak atau diurus di Samsat kota Depok? Penulis tidak tahu mengapa harus di Polda Metro Jaya Semanggi, mungkin karena area perkantorannya lebih luas atau pengurusannya lebih fokus pada satu bidang BPKB, maka pelayanan bisa lebih maksimal. Terbukti benar, pelayanan cukup cepat walau di siang hari sudah banyak yang antre. Mungkin bila Anda lebih awal datang ke Polda, maka tidak terlalu mendapatkan antrean di belakang. Seperti kantor pada umumnya, pelayanan beroperasi di jam kerja atau weekdays. Kalau penulis tidak salah karena sifatnya dugaan (maaf kalau salah tolong di

Poin Penting yang Perlu Diperhatikan

Malam minggu ini memaksa penulis untuk menulis. Entah menulis apa, yang pasti menulis itu ibarat 'air di teko' dalam wadah 'pikiran' yang sudah penuh dan perlu dituangkan air tersebut biar lega. Bila tidak dituangkan, gagasan itu bisa saja lenyap dan terlupakan. Mungkin tidak ada topik lain yang lebih menarik dibandingkan soal cinta dan pernikahan. Keduanya menghasilkan sinergi, perwujudan dari fitrah manusia sebagai hamba-Nya. Mungkin cuma ada dua status manusia di muka bumi ini, yang dapat dilihat di KTP (Menikah atau Belum Menikah). Buat mereka yang masih ta'aruf atau barangkali pacaran, di KTP tidak akan ada tulisan 'Akan segera Menikah atau Sudah Tidak Jomblo'. Yang masih belum menikah, biasanya menjadi bahan celotehan saat menghadiri pesta pernikahan teman atau walimahan. Padahal, tidak jarang celotehan itu tiada memberi solusi, hanya menghasilkan 'sunggingan senyum' menghormati lawan bicaranya yang berbicara kalimat candaan tanpa membe

Bekerja dengan Kesabaran

Apa kabar kalian, wahai teman sejawat yang sudah bekerja di tempat baru dan mendapatkan gaji dengan nominal baru. Semoga di sana jauh lebih baik dan tetap berkarya. Fenomena resign atau mengundurkan diri memang bukan hal yang luar biasa, itu sudah lazim terjadi, umum dan biasa. Hanya saja, sebagai salah satu pekerja, penulis juga punya persepsi tersendiri tentang mengapa perlu resign dan pindah di tempat kerja yang lain? Memang tidak bisa digeneralisir, dari sisi tingkat kebetahan, tingkat kecukupan gaji (gaji naik atau tetap kebutuhan pasti meningkat) dan tingkat kenyamanan dalam bekerja di suatu tempat untuk periode jangka panjang. Pegawai swasta memang harus memutar otak untuk tetap dapat survive di tengah kebutuhan yang terus meningkat. Mungkin dari mereka yang masih single, kemudian menikah, punya anak, dan seterusnya, dituntut untuk memiliki gaji lebih besar. Bila alasan yang masuk akal itu cukup bisa dimengerti, lalu ada alasan lainnya mengapa seseorang memutuskan untu