Chapter 2
“Ibadah wajib sudah biasa”
Dulu mungkin orangtua kita selalu getol menyuruh kita untuk mengerjakan ibadah shalat wajib. Rasanya, kalau sudah mengerjakan ibadah wajib kita sudah tenang, aman dari bawelnya orangtua.
Beruntunglah anak ini, yang orangtuanya masih memperhatikan tentang ibadah kepada anaknya, sebagai salah satu cara untuk mendidik mereka. Mungkin anak-anak, ya seusia SMP, SMA, lagi semangat-semangatnya bergaul dan bermain, di samping kesibukannya belajar di sekolah.
Boleh jadi godaan permainan dan pergaulan dengan kawan-kawannya itu, membuatnya sulit untuk khusyuk dalam ibadah. Meskipun demikian, tergantung dengan siapa anak-anak itu bergaul dan berada di lingkungan seperti apa, sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan-kebiasaannya.
Maka orangtua harus terus memberikan perhatian dan mengawasi mereka. Pada usia tingkat inilah, doktrin tidak langsung tentang mengerjakan hanya ibadah yang wajib saja, kemudian rasanya bebas dan puas bermain dalam dunianya.
Bagaimana dengan ibadah sunnah? Misal, shalat sunnah qabla, ba’da, tahajud, puasa senin dan kamis serta sunnah-sunnah lainnya, boleh jadi ditinggalkan dan jarang sekali digaungkan.
Mungkin ia sekedar tahu, pernah dengar disampaikan oleh gurunya di dalam mata pelajaran agama di sekolah atau bila anak diberikan tambahan ekstra melalui guru ngajinya, namun tetap hanya ibadah wajib yang dikerjakan.
Pemahaman ini boleh jadi akan terus berlaku hingga ia dewasa. Andaikan ia tahu keutamaan mengerjakan sunnah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
“Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya”. Sumber: https://rumaysho.com/861-jangan-sampai-remehkan-amalan-sunnah.html.
Maka, dari sekarang yuk kita perhatikan dan perbaiki pemahaman kita mengenai ibadah-ibadah sunnah. Kalau dulu masih meremehkan ibadah sunnah, kini mulai saatnya kita hijrah, kita mulai belajar mengamalkan sunnah.
Kalau sudah tahu ilmunya, Insya Allah ringan mengerjakannya, sebab kita mengetahui keutamaannya.
(Foto: English.alarabiya.net)
Pengalaman mengurus balik nama motor, pajak tahunan dan ganti kaleng (plat) di Samsat Kelapa Dua Tangerang
Sebagai warna negara yang baik, tentu kita perlu untuk memenuhi apa yang diharuskan bagi setiap pemilik kendaraan bermotor, yakni membayar pajak. Oleh karena kini sudah berdomisili di Kabupaten Tangerang, tepatnya di wilayah kecamatan Curug, maka Anda yang beralamat di wilayah tersebut bisa mengurus seperti balik nama kendaraan bermotor, pajak tahunan dan ganti kaleng alias plat di Samsat Induk Kelapa Dua Tangerang. Penulis mengalami sendiri, karena berdomisili di Curug, maka tidak dapat mengurus seperti balik nama ranmor, dan lain-lain di Samsat Tangerang (Cikokol). Yang beralamat di Curug diarahkan untuk mengurus ke Samsat Kelapa Dua Tangerang. Perlu diperhatikan kalau Anda mengetikkan kata kunci di Google "Samsat Kelapa Dua Tangerang", maka hasil pencarian teratas akan menunjukkan "Gerai Samsat Kelapa Dua". Kalau Anda ingin cek fisik, mengurus balik nama hingga ganti kaleng secara mandiri (ngurus sendiri), maka di gerai tersebut tampaknya tidak bisa m
Comments
Post a Comment