Pengalaman Balik Nama atau Ubah Nama Sepeda Motor

Balik nama motor itu penting, karena daripada capek-capek bolak-balik pinjem KTP asli pemilik motor lama, maka balik nama bisa memudahkan kita untuk bayar pajak pakai KTP sendiri. Selain itu, dari sisi psikologis juga, motor kesayangan itu sudah benar-benar 100 persen milik kita (perasaannya sih gitu), jadi lebih enak aja.

Sebelumnya penulis belum tahu sama sekali dengan proses balik nama. Ya, karena ini baru pertama kali. Seharusnya balik nama itu enggak lama setelah Anda membeli kendaraan, jadi kalau entar-entaran lama-lama jadi males, eh tau-tau sudah kelewat dari jatuh tempo pajak motor tahunan.

Terus kena denda deh. Tp sebaiknya memang satu bulan sebelum jatuh tempo pajak motor udah disiapin dan segera cabcus cari waktu ke kantor Samsat. Oh ya, di sini penulis ingin berbagi cerita nyata proses balik nama kendaraan motor.

Sebelum berangkat, ada baiknya Anda cari-cari informasi melalui teman, saudara, atau cari di internet bagaimana proses balik nama kendaraan motor. Rupanya, untuk mengubah nama, mutasi, bayar pajak motor itu adanya di kantor Samsat, dan bukan ada di Polres. Penulis mencoba di Polres Depok terlebih dahulu, atas ketidaktahuan pada hari Sabtu (19/7) pukul 08.30 WIB (sampai di lokasi Polres Depok) dan bertanya kepada dua petugas kantor polisi (gak percaya kalau cuma satu orang petugas).

Pada saat apel pagi para polisi atau karyawan kantor polisi, motor sudah bejubel di luar pagar. Sebagian besar yang datang kebanyakan motor yang ingin mengurus bermacam-macam, mungkin ingin bikin SIM, bikin SKCK dan lain-lain. Begitu pagar dibuka, tanda apel pagi selesai, motor langsung berduyun-duyun masuk dan mencari lahan parkir. Pak polisi di Polres Depok cukup ramah memberitahu bahwa bila ingin balik nama kendaraan motor, itu di Samsat Depok (sesuaikan saja dengan domisili KTP Anda).

Lokasinya lumayan jauh dari Polres Depok ke Samsat Depok di Jalan Merdeka Depok II, tapi dengan motor bisa ditempuh kira-kira 10-15 menit. Dari Polres Depok, lurus terus ke arah selatan (bukan arah mau ke Detos/Margocity, itu ke utara). Ada lampu merah, belok kiri dan terus ikuti jalan. Sampai ketemu pertigaan, belok kiri lagi dan lurus terus.

Nanti akan ada papan plang bertuliskan 'Samsat Depok 100M -->' (menunjukan belok kanan), siap-siap pasang sen kanan untuk belok menuju kantor Samsat Depok (jejeran kantor Kecamatan). Sampai Samsat Depok, hari sabtu rupanya parkiran penuh, ada di sebelahnya area parkiran yang dijagain sama bapak-bapak atau abang-abang (mungkin preman), dan mereka memberi tanda bukti parkir (kita pegang), bayar Rp2 ribu. Bila parkir dalam area Samsat, itu juga kena Rp2 ribu.

Uniknya, mereka sangat bersemangat sekali, menyarankan para pendatang yang punya hajat ke kantor Samsat untuk memarkirkan motornya di sebelah kantor Samsat. Karena kebetulan area parkir di kantor Samsat penuh, maka penulis sempat memarkirkan kendaraan motor di area yang sudah disediakan oleh abang-abang atau bapak-bapak itu tadi.

Ternyata, mereka mendekati dan menawarkan untuk 'proses cepat', sambil basa-basi bertanya, berkas sudah dimasukan ya? mau cara cepat gak? ya kira-kira begitu tawarannya.

Kantor Samsat khusus ngurus beberapa permohonan seperti balik nama kendaraan motor, bukan di Polres ya. Sebaiknya datang lebih awal atau pagi-pagi sekali ke Samsat untuk urus keperluan Anda, karena antrean akan panjang. Penulis tidak tahu, mungkin kantor Samsat pada hari senin-jumat akan lebih sepi ketimbang sabtu, minggu tutup.

Sebelum berangkat, untuk balik nama kendaraan motor, siapkan BPKB, STNK, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Kwitansi asli bermaterai dan KTP Asli. Kemudian, semuanya difotokopi. Khusus kwitansi, penulis juga masih bingung mengapa petugas fotokopi nanti akan menyarankan menulis tanggal pembelian, boleh kemarin atau dua hari lalu dari tanggal hari ini. Misalnya, hari ini tanggal 19, maka dituliskan tanggal pembelian motor pada 18 atau 19, bukan beberapa bulan lalu atau bahkan tahun lalu, sesuai kenyataannya.

Enaknya nyiapin berkas dan fotokopi di luar atau sewaktu masih di rumah, sebab fotokopi di dalam Samsat harganya sudah dipukul rata. Untuk fotokopi beberapa lembar dari semua berkas yang disebutkan di atas plus dapat map, Anda harus merogoh kocek Rp5.000,-.

Bila foto kopi di area dalam samsat, petugas fotokopinya sudah biasa ngurus untuk berkas balik nama motor dan menyusun dengan rapih. Lokasi fotokopi tidak jauh dari mushola kantor Samsat Depok.

Bagi Anda yang baru pertama kali balik nama kendaraan motor, begitu sampai Samsat Depok, jangan pusing cari parkir, tetapi langsung saja nyelonong masuk menuju area cek fisik, di mana motor tinggal diantrekan saja mengikuti antrean yang ada. Proses cek fisik cuma menggesek nomor mesin dan nomor rangka saja.

Petugasnya tampaknya sedikit, tapi cukup ramah dan penulis melihat sebagian dari pemilik motor memberi uang Rp10 ribu. Meskipun itu tampak seperti hibah saja, enggak perlu bayar juga enggak apa-apa, tapi sepertinya enggak enak saja kalau enggak ngasih.

Petugas akan mengambil secarik kertas, semacam stiker putih gitu, dan menggesek dibantu alat semacam pensil besar untuk melihat nomor rangka mesin dan nomor rangka motor. Cara gesek ini persis seperti maenan waktu zaman SD, ada pensil, ada uang logam cepean (Rp100) dan kertas. Lalu, relief atau tonjolan yg ada pada uang logam tersebut, digosok/sisir dengan pensil hingga tampak gambar atau teks dari permukaan logam cepean itu.

Bedanya ya kalo cek fisik atau gesek nomor rangka ini, maka, akan tampak nomor mesin dan rangka kendaraan. Setelah didapat nomor rangka, mirip stiker, lalu dilampirkan dalam map dan diberikan ke loket cek fisik. Posisi loket cek fisik dekat dengan area cek fisik mesin. Di loket ini, kita bayar Rp30 ribu.

Menunggu selama lebih kurang 10-15 menit, kemudian dipanggil untuk ambil berkas dengan map. Lalu hasil cek fisik asli (nomor mesin & rangka) yang diberikan dari loket difotokopi, lalu dibawa ke Loket 2 beserta berkas Mapnya. Lokasi Loket 2 ada di dalam gedung utama, yang sudah dipenuhi oleh orang-orang yang menunggu antrean. Setelah berkas diberikan ke Loket 2, lalu menunggu sebentar di depan loket. Petugas di loket ini memberitahu bahwa untuk urus BPKB bisa di Polda Semanggi (Jakarta Selatan).

Setelah dari Loket 2, STNK lama akan diambil sehingga yang tersisa hanya berkas BPKB, form cek fisik yang sudah di-stempel Tukar Nama dan kopian lain-lain seperti KTP dan kwitansi. Di Loket 2, untuk perubahan nama atau balik nama kita bayar Rp50 ribu, kemudian selanjutnya menunggu di Kasir 2.

Di Kasir 2 ini, kita bayar pajak motor tahunan. Penulis menunggu dengan waktu dari pukul 10.30an sampai kira-kira pukul 12.00 WIB. Cukup lama karena memang antrean padat. Di Kasir 2, pemilik motor bayar pajak dengan jumlah yang berbeda-beda. Perbedaan ini tampaknya dipengaruhi faktor tahun pembuatan motor, denda dan lain-lain.

Setelah bayar pajak motor di Kasir 2 selesai, Anda bisa menunggu STNK baru dengan nama pribadi Anda yang diberikan melalui Loket 6. Di Loket 6 ini, meskipun antrean tampak panjang, tetapi bila dihitung kira-kira menunggu selama 10 menit. Dapat STNK baru dan Surat Ketetapan Pajak Daerah PKB/BBNKB dengan nama pemilik baru, yaitu nama Anda atau nama di KTP yang dilampirkan.

Setelah dapat STNK baru, dari Loket 6 lalu menuju Loket cetak plat nomor. Loket cetak plat nomor ini berada di dekat cek fisik kendaraan. Jam saat itu menunjukkan 12.24 WIB. Menunggu keluarnya plat nomor baru enggak lama sekitar 5 menit (kondisi sudah siang, sedikit orang mengantre). Anda akan mendapatkan plat nomor kendaraan baru, masih kinclong (nomor plat-nya masih sama seperti yang lama, hanya lempengan sengnya saja yang baru).

Seharusnya sih bikin plat nomor ini enggak perlu bayar, tapi petugasnya bilang terang-terangan, "berapa saja", jadi tahu sama tahu, karena ini jarang-jarang, ya sudah kasih saja Rp10 ribu (anggap saja satu plat Rp5.000, jadi kalau dua plat baru sebesar Rp10 ribu). Selesai semuanya beres, plat diambil dan waktu menunjukkan 12.40 WIB. Tinggal BPKB yang katanya bisa diurus di Polda Semanggi.

Sementara ini aman, STNK dan motor aman. Setidaknya bila ada razia, biasanya sih yang ditanya STNK dan SIM C, bukan BPKB. Lebih 'canggih' lagi bila mengeluarkan ID Pers (buat yang profesi wartawan), biasanya polisi jadi 'ngerti'. Tapi, perlu diingat, ID Pers bukanlah alat yang diciptakan untuk membuat luluh polisi. Karena kalau kita memang melanggar, kesadaran akan kesalahan harus berasal dari diri kita sendiri.

BPKB bisa diurus di hari kerja. Penulis juga masih agak bingung, mengapa BPKB tidak bisa diurus langsung di Samsat Depok? Dan, kenapa harus mengurusnya ke Polda Semanggi? Dengar-dengar untuk proses BPKB baru, bisa pakai jalan belakang, tetapi entahlah. Bayar pajak motornya saja sudah dirasa besar, apalagi mengeluarkan duit ekstra untuk pakai metode titip-titip, enggak deh.

Ada hal yang aneh deh, seharusnya persyaratan melampirkan SIM C itu perlu. Kalau menganggap penting SIM C tanda keahlian mengemudi motor, maka itu harus dijadikan salah satu persyaratan untuk balik nama motor. Apa tidak menganggap SIM C itu penting? maka seolah siapapun yang baru beli motor bekas, tidak perlu punya SIM C juga tidak apa-apa. Kan begitu kesannya.

Hal yang aneh lainnya, eh tidak aneh deh, yaitu terlihat adanya pungli. Dari proses di atas, ada yang seikhlasnya (tampak gak wajib), ada yang harus bayar terang-terangan (kayanya wajib), meskipun kita sendiri gak tahu untuk apa uang itu (karena memang tidak dijelaskan, kecuali kalau kita bertanya). Mungkin itu uang administrasi.

Mengingat proses urus beginian jarang-jarang, jadi rasanya ikhlas-ikhlas saja tanpa perlu bertanya untuk apa uang itu. Apalagi petugasnya juga tidak memberikan rincian dan bukti tanda pembayaran. Jadi, datang dari pukul 09.00-an sampai 12.40an hari Sabtu, kelar urus balik nama motor di Samsat Depok.

Kalau ditotal:

Fotokopi berkas lengkap: Rp5.000

Cek fisik (ikhlas): Rp10.000

Fotokopi hasil gesek cek fisik (plus bikin satu rangkap lagi berkas lengkap): Rp8.000 (harga maen patok-patok aja)

Loket 2: Rp50.000

Bayar pajak: sesuai dengan yang ditetapkan

Plat nomor: Rp10.000

Parkir: Rp2.000

Hasilnya bisa beragam, tapi di luar pajak, sudah Rp77 ribu.

Sekian. Semoga tulisan ini bermanfaat.

******

(Foto: Dok. Pribadi)