Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyentil, tetapi cukup dicermati saja. Tidak bermaksud menyudutkan kaum tertentu, namun barangkali bisa menjadi bahan renungan.
Mengapa judulnya perempuan dan fitnah akhir zaman? Berangkat dari realitas yang terjadi, di mana perempuan memegang peranan penting dalam kehidupan.
Wkwkwk, serius bgt bahasanye. Slow lah.. jangan kaya artikel di media mainstream yang kaku, bikin jadi ringan aja, hehehe..
So, balik lagi ke judul, wanita dan fitnah akhir zaman. Terdengar seperti dua variabel berbeda yang barangkali bisa berkaitan satu sama lain.
Kenapa perempuan? Kenapa akhir zaman? Oke, pertama, seperti dikatakan sebelumnya, perempuan memegang peranan penting dalam kehidupan. Pernah dengar mitos kecantikan Cleopatra yang meluluhkan pemimpin Romawi Julius Caesar dan Mark Antony? (tahu karena nge-google, hehe).
Dan masih banyak kisah-kisah lainnya yang berkaitan dengan pesona perempuan. Perempuan, yang diciptakan dengan keindahan sanggup mengubah laki-laki yang keras menjadi lembut, atau justru mendorong laki-laki untuk berbuat keji.
Akhir zaman, jelas bahwa kiamat itu semakin mendekat, semakin mendekati akhir zaman (atau mungkin saat ini sebenarnya sudah masuk akhir zaman), maka bisa semakin banyak fitnah yang muncul, termasuk fitnah perempuan.
Sekali lagi tulisan ini tidak menyudutkan kaum hawa, tetapi ambil pesannya bahwa perempuan harus sadar akan diri mereka sendiri. Kenali dan pahami, misalnya dalam adab berpakaian.
Dengan berpakaian tetapi terbuka atau ketat, bukankan hal tersebut dapat mengundang mata liar lelaki? Siapapun orangnya yang berjenis kelamin laki-laki, yang normal, maka melihat aurat baik sengaja maupun tidak, hal itu bisa saja memudarkan dirinya dari mengingat Allah.
Untuk itulah menggunakan hijab atau jilbab, yang sifatnya tidak hanya wajib, tetapi juga dapat menjaga pandangan mata. Namun, dasar syaithon punya segudang cara, walau hati dan raga mantap berjilbab, tetapi syaithon membisikan ke dalam diri manusia untuk bagaimana mengeliminasi esensi dari jilbab itu sendiri.
Munculah kemudian istilah-istilah, jilbab punuk onta, jilbab ketat yang memperlihatkan payudara, jilbab ketat yang mencetak bentuk lengan, pinggul, betis atau muncul istilah jilbab gaul dan sebagainya.
Itu satu contoh kecil saja, di mana laki-laki saat ini tampak dihadapi dengan problem ketidakmudahan mencari calon ibu yang berakhlak baik untuk dapat melahirkan anak-anak yang shaleh/shalehah. Salah satunya, bisa dilihat dari cara berpakaiannya.
Umumnya, selalu berbanding lurus antara pemahaman ilmu agama dengan cara berpakaian. Atau, hal lain yang bisa diperhatikan, seperti kebiasaan-kebiasaannya yang tampak oleh mata dan kini, di era internet, kita bisa perhatikan aktivitasnya di sosial media.
Walau pacaran itu jelas dilarang dalam agama Islam (baca: Al-isra ayat 32), tetapi masih banyak kawan-kawan kita, mereka di luar sana yang bahkan terang-terangan, bangga sepertinya menunjukkan kedekatannya dengan lawan jenis.
Pasti ada zaman zahiliyah dalam episode kehidupan kita, ada yang segera menyadari kemudian bertaubat, ada yang masih kekeuh melanjutkan, tutup mata, tutup telinga dengan alasan masa perkenalan sebelum menikah. Padahal di situ justru fitnah bersarang, dari aktivitas pacaran, yang kerap membuat syaithon tertawa riang.
Untuk perempuan, jagalah kehormatan, jagalah sikap dan perbuatan, jagalah kesucian. Jangan gadaikan kemolekan fisik untuk menjaring mata laki-laki.
Bagaimana laki-laki (muslim) bisa memilih untuk menjadikan seorang perempuan pendamping hidup, bila dari cara berpakaian masih meniru tren fashion yang memperlihatkan aurat, tabaruj (bersolek) secara berlebihan. Karena dari tampilan dandanan fisik, bisa mencirikan seperti apa akhlak, bagaimana karakter dan kebiasaan.
Di samping adab berpakaian, juga ibadah keseharian, cara pandang atau pola pikir yang perlu diperhatikan. Urusan keindahan fisik, kecantikan atau kegantengan itu relatif bagi setiap orang, namun tetap agama yang harus diutamakan.
Bukankah kita ingin memiliki pasangan hidup yang baik? yang bisa menjadi imam, seorang ayah yang tangguh, bertanggungjawab (buat perempuan) dan ibu yang penuh perhatian mengurus keluarga serta anak-anak (buat laki-kaki).
Pengalaman mengurus balik nama motor, pajak tahunan dan ganti kaleng (plat) di Samsat Kelapa Dua Tangerang
Sebagai warna negara yang baik, tentu kita perlu untuk memenuhi apa yang diharuskan bagi setiap pemilik kendaraan bermotor, yakni membayar pajak. Oleh karena kini sudah berdomisili di Kabupaten Tangerang, tepatnya di wilayah kecamatan Curug, maka Anda yang beralamat di wilayah tersebut bisa mengurus seperti balik nama kendaraan bermotor, pajak tahunan dan ganti kaleng alias plat di Samsat Induk Kelapa Dua Tangerang. Penulis mengalami sendiri, karena berdomisili di Curug, maka tidak dapat mengurus seperti balik nama ranmor, dan lain-lain di Samsat Tangerang (Cikokol). Yang beralamat di Curug diarahkan untuk mengurus ke Samsat Kelapa Dua Tangerang. Perlu diperhatikan kalau Anda mengetikkan kata kunci di Google "Samsat Kelapa Dua Tangerang", maka hasil pencarian teratas akan menunjukkan "Gerai Samsat Kelapa Dua". Kalau Anda ingin cek fisik, mengurus balik nama hingga ganti kaleng secara mandiri (ngurus sendiri), maka di gerai tersebut tampaknya tidak bisa m
Comments
Post a Comment