Seperti ada memori yang di-recall kembali. Setiap orang punya cerita dan barangkali memiliki trauma.
Dan, cinta masih menjadi misteri. Kadang ia diharapkan tetap eksis menepis kekosongan, kadang ia lebih baik menghilang guna hindarkan segala kegundahan.
Berbeda manusia, berbeda cara, berbeda pola pikir dan berbeda karakteristik. Walau jatuh cinta itu universal (siapapun bisa merasakannya), setiap orang memaknai atau menyikapinya dengan cara yang berbeda.
Coba kita masuk dalam konteks kedewasaan. Cinta yang siapapun mendambakan, cinta yang banyak orang memimpikan.
Adakah korelasi antara cinta dan pernikahan. Tentu ada, seseorang ingin mencintai dan dicintai, serta menikah dengan orang yang dipercayainya tersebut.
Setiap orang juga memiliki karakteristik terkait cara ia dalam mencintai. Bisa saja disimpan tanpa diungkapkan, bisa diungkapkan hanya sebatas pengungkapan.
Atau, pengungkapan yang disertai keberanian untuk bersegera memilihnya menjadi kandidat terbaik pasangan hidup.
Sekali lagi, berbeda orang, berbeda tingkat pemahaman mengenai agama atau seberapa dekat ia dengan rabb-nya, berbeda tingkat kedewasaan, berbeda pula cara ia menyikapi cinta tersebut.
Cinta yang datang pada seseorang yang kesehariannya mengejawantahkan cinta itu dengan cara berpacaran, maka tak aneh bila ia berpikir, memiliki pandangan, cara, interaksi yang menjurus dengan pola-pola dalam berpacaran.
Terlepas dari tujuan kedekatan itu hanya untuk bersenang-senang, mengisi waktu luang, agar tidak dicap jomblo, supaya dikatakan gaul, mengikuti tren di antara teman-teman lain, atau memang tujuan pernikahan.
Ada pula yang berpikir bahwa cinta tidak bisa dibiarkan begitu saja dalam ruang kebisuan. Ia perlu mengungkapkan maksud dan tujuan, menjadikan perasaan fitrah tersebut sebagai 'kekuatan', memuliakannya dalam pernikahan. Ada hal pokok yang terletak di dalamnya, tentang kesiapan, kematangan dan keberanian. Berbeda individu juga berbeda karakteristiknya, ada yang lugas menyampaikan maksud hatinya, ada yang berbasa-basi dengan kode, ada yang bergombal ria terlebih dahulu dan lain-lain. Namun, kita tidak bisa menuntut orang lain mengikuti cara berpikir kita. Begitu juga kita tidak ingin dituntut memiliki cara berpikir yang sama seperti orang lain. Yang memiliki cara berpikir yang sama, maka mereka akan lebih cepat menyambung, lebih mudah klop dalam interaksi dan kedekatan. Yang memiliki perbedaan cara berpikir, maka keduanya sulit untuk dapat menyatu dan barangkali menjadi saling menjauh. Satu hal yang perlu diperhatikan, yakni perkenalan. Semakin kita mengenal, semakin kita menyelami seseorang dan menemukan keunikan atau faktor ketertarikan serta menjauhkan sifat ego diri kita masing-masing, maka cara berpikir kedua individu yang berbeda dapat bersinergi. Mari kita tengok diri kita masing-masing, sesempurna itukah diri kita? Pantaskah kita berharap sosok sempurna, padahal kita bukan siapa-siapa dan penuh kekurangan. Atau, jangan-jangan kita memang sedang menguji kesungguhannya, mengukur seberapa besar perjuangan cintanya hingga walaupun ditolak, apakah dia akan tetap mengejar. Atau, kita tidak terpikirkan bahwa ia pun tengah menguji kita, melihat apakah setiap perhatiannya dan itikad pendekatannya akan direspon atau tidak oleh kita sebagai tanda penerimaan atau justru pengabaian untuknya. Bukankah cinta akan terus tumbuh bila terawat, sebaliknya, akan layu bila kehadirannya memang benar-benar tidak diharapkan. Semakin kita menunjukkan ketidakpedulian, semakin kita lebih memilih diam untuk diperhatikan ketimbang memperhatikan, semakin kita enggan untuk mengenalnya lebih dalam. Maka, tidak akan dapat terwujud yang namanya keseriusan dalam menjalin hubungan. Bila kondisinya demikian, akan ada hati yang menyesuaikan keadaan tersebut dengan jubah ketegaran. Ia bisa pergi walau hatinya masih menginginkan. Ia akan diam, menganggap tidak terjadi apa-apa walau perasaannya dan dibenaknya masih mengharapkan. Ada memori yang akan tetap tinggal dan tak meminta untuk dilupakan. "Walau redupnya asa tak pekat hilangkan rasa," tulisnya. ***** (Foto: Dok. Pribadi)
Comments
Post a Comment