Skip to main content

Klasifikasi Lagi (Bagian 2)

Kembali ke topik awal, di mana esensi tulisan ini ialah sebagai refleksi, pencerminan yang barangkali kita pun merasa dan perlu untuk memperbaiki diri agar Allah pertemukan dengan jodoh yang sesuai dengan diri kita. Pernah penulis buat tulisan soal sekufu, monggo bisa dibaca mengenai sekufu.

Maksud tulisan ini juga sebagai penyemangat bagi teman-teman yang barangkali dirundung patah hati. Hei, ngapain pakai acara patah hati? Itu sebagai tanda Allah memberikan teguran bagi hamba-Nya.

Boleh jadi kalau enggak patah hatinya sekarang, itu anak orang yang kita anggap kita menyukainya, suatu saat mungkin bisa lebih-lebih menyakiti tanpa kita duga di kemudian hari. So, the God stop it immediately to make you better and understand. (Sotoy pakai bahasa Inggris dah, he he).

Patah hati tandanya kita bisa setop dari sesuatu, untuk menenangkan hati dan melangkah lagi menjadi pribadi yang lebih gagah. Just focus on your dreams, and keep in what you believe and respect it!

Tulisan ini juga semoga menyadarkan teman-teman agar mau berpikir lebih jauh, mempertimbangkan matang-matang, melihat ke dalam (introspeksi), dan pilih calon pasangan hidup berdasarkan iman dan ketaqwaan.

Seperti judulnya, klasifikasi. Yuk, coba kita renungi sejenak, seberapa kita mengenal diri kita sendiri, mengenal agama kita (Islam) dengan sebaiknya dan sudah sejauh mana pemahaman maupun pengamalannya.

Seperti yang sudah diuraikan pada Bagian 1, ada manusia yang beriman, yang bisa dibagi menjadi manusia yang sampai pada tingkatan taqwa dan satu lagi pada tingkatan labil. Pada Bagian 2 ini lebih masuk ke perincian atau detail karakteristiknya.

Mungkin tidak ada satupun manusia yang menilai dirinya sendiri sudah masuk dalam kategori taqwa atau istiqomah. Namun, pergerakan ke arah sana (taqwa) tentunya selalu diupayakan, dan dijaga sekuat mungkin agar jangan sampai kendor pada butiran-butiran ibadahnya.

Sedangkan tingkat labil, pasti enggak ada dong yang mengaku dirinya labil. Tingkat labil itu sebetulnya pertempuran antara sesuatu yang berbau hedonistik dengan keimanan.

Maksudnya gimana sih? Iya kan sudah jelas beriman, tetapi tetap ada urusan duniawi terkait kesenangan yang fana (puasin nafsu, hura-hura, dsb) dengan urusan akherat, dalam hal ini ibadah terkait shalat, ngaji, puasa dan hal-hal yang sifatnya kerohanian.

Jadi, yang labil selalu ada pertarungan dari dua variabel itu tadi, urusan dunia dengan urusan akherat. Kadang, salah satu dari keduanya mendominasi atau kadang dua-duanya bisa saja sama-sama kuat.

Beberapa faktor membuat seseorang menjadi labil, bisa berasal dari pengaruh lingkungan maupun pendidikan agama sejak dini, yakni melalui didikan orangtuanya.

Kalau mau diuraikan dengan rinci, apa karakteristik tingkatan taqwa dan labil? Coba yuk sepakati kalau taqwa itu adalah impian kita semua, berada di urutan paling atas, sebuah posisi top high level!

Sebagai muslim, seburuk-buruknya akhlak seseorang, tentunya ia ingin memiliki pasangan hidup yang shaleh/shalehah. Cenderung sedikit sepertinya atau bahkan tidak ada yang ingin memiliki pasangan hidup yang bejad, berkelakuan buruk, berbeda akidah/tauhid (baca non-Islam) dan sebagainya.

Orangtua tentu ingin memiliki menantu yang seiman, apalagi laki-laki itu sebagai imam, sedangkan perempuan makmumnya. Lebih baik lagi bila pada akhirnya ada yang memutuskan untuk menjadi mualaf.

Tentu sudah banyak ditemukan kisah pernikahan yang demikian. Semoga Allah meridhai pernikahan itu, dan tetap menjaga dalam keimanannya menggenggam Islam, melahirkan generasi putra-putri shaleh/shalehah, aamiin.

Kembali lagi pada ciri-ciri tingkatan taqwa dan labil. Karakteristik ini bisa dilihat berdasarkan beberapa aspek yang bisa diamati oleh mata dan telinga. Aspek yang pertama, yang paling mendasar ialah kecintaan terhadap agama, interaksi sosial (fisik & non-fisik), gaya hidup dan pola berpikir.

Sekali lagi tulisan ini hanya penumpahan dari apa yang penulis amati. Mencoba berteorisisasi, bukan berarti penulis sudah jago, tetapi kalau ada yang mau berdiskusi monggo, kalau pada akhirnya, merasa "oh iya ya.." bagus karena ini memang sesuai dengan kenyataan yang ada.

Mungkin ada aspek lainnya, tetapi menurut penulis, empat aspek di atas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pilar-pilar pada tingkatan taqwa dan labil. Antara aspek yang satu dengan aspek lainnya boleh jadi saling berkaitan.

Sekali lagi penilaian berdasarkan pada yang tampak oleh mata maupun telinga. Di luar mata dan telinga, mungkin seseorang memang benar-benar taqwa-nya (enggak kelihatan), bisa juga benar-benar labilnya (enggak tampak oleh mata/telinga).

Taqwa

Kecintaan pada agama

Pada aspek kecintaan terhadap agama, seseorang yang mencapai pada tingkat taqwa pasti mampu melaksanakan ibadah-ibadah yang wajib, seperti shalat lima waktu tanpa disuruh, kesadaran sendiri. Tidak berat hati kala memperdalam ilmu agama, ngaji (pahami arti bacaan al-quran), senang dengar ceramah. Banyak mengingat Allah dan umumnya menjalankan dakwah. Tingkatan taqwa lebih dekat pada sifat istiqomah, ringan mengerjakan apa yang diperintah Allah, dan berat melaksanakan apa yang dilarang oleh Allah.

Interaksi sosial (fisik & non-fisik)

Kenapa dipecah fisik dan non-fisik? karena sekarang zamannya era internet, sosial media. Itu bagian dari interaksi sosial juga bukan? Luar biasa banget ini sosial media, bisa menumpahkan, meluberkan semua apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan, apa yang dikesalkan dicurahkan melalui sosial media. Insya Allah yang sudah taqwa atau berusaha taqwa, apa yang dikeluarkan dari lisan atau yang ia posting berguna bagi orang lain, setidaknya informatif yang bermanfaat bila dibaca atau dilihat orang lain.

"Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik atau diamlah” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad). Pada interaksi sosial, ia juga senantiasa menolong, mau membantu orang lain yang kesusahan. Biasanya lebih dekat dengan teman-temannya yang juga sama-sama bertaqwa, mau ngingetin bila teman berbuat salah, ngingetin shalat, senantiasa bermanfaat bagi sesama.

Gaya hidup

Seseorang yang bertaqwa Insya Allah rutinitasnya selalu diisi dengan mengingat Allah. Penampilannya mungkin tampak sederhana, tidak suka foya-foya, tidak suka nongkrong kongkow-kongkow yang tidak memberikan manfaat apapun. Menjauhi sejauh-jauhnya dari yang namanya judi, mabuk-mabukan, zina dan aktivitas maksiat lainnya.

Pola berpikir

Biasanya yang sampai pada tingkat taqwa itu umumnya berusia dewasa, otomatis pola berpikirnya juga menunjukkan kedewasaan. Sudah berpikir bagaimana tentang masa depan, bagaimana membangun kehidupan pada saat telah berkeluarga, bagaimana mendidik anak secara Islam. Apa yang terjadi, apa yang berlangsung, ujian apa yang menghampiri dirinya, maka ia selalu berpikir positif, berprasangka baik terhadap Allah.

Kira-kira demikian untuk karakteristik taqwa. Tentunya hal tersebut hanya sebagian kecil dari apa yang tampak. Mungkin ada karakteristik lainnya, yang belum disebutkan di atas. Pembaca barangkali bisa menambahkan.

(Berlanjut..)

(Foto: Itworldcanada)

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman mengurus balik nama motor, pajak tahunan dan ganti kaleng (plat) di Samsat Kelapa Dua Tangerang

Sebagai warna negara yang baik, tentu kita perlu untuk memenuhi apa yang diharuskan bagi setiap pemilik kendaraan bermotor, yakni membayar pajak. Oleh karena kini sudah berdomisili di Kabupaten Tangerang, tepatnya di wilayah kecamatan Curug, maka Anda yang beralamat di wilayah tersebut bisa mengurus seperti balik nama kendaraan bermotor, pajak tahunan dan ganti kaleng alias plat di Samsat Induk Kelapa Dua Tangerang. Penulis mengalami sendiri, karena berdomisili di Curug, maka tidak dapat mengurus seperti balik nama ranmor, dan lain-lain di Samsat Tangerang (Cikokol). Yang beralamat di Curug diarahkan untuk mengurus ke Samsat Kelapa Dua Tangerang. Perlu diperhatikan kalau Anda mengetikkan kata kunci di Google "Samsat Kelapa Dua Tangerang", maka hasil pencarian teratas akan menunjukkan "Gerai Samsat Kelapa Dua". Kalau Anda ingin cek fisik, mengurus balik nama hingga ganti kaleng secara mandiri (ngurus sendiri), maka di gerai tersebut tampaknya tidak bisa m

Lebih Baik Disini, Rumah Kita Sendiri (Bagian I)

Rasa nasionalis meledak bukan karena sedang nonton pertandingan bola timnas Indonesia, namun justru rasa kebanggaan dengan negara sendiri muncul pada saat ditolak dalam pengajuan VISA keluar negeri, ke USA. Bisa dibayangkan berapa uang yang mesti dikeluarkan dalam pengajuan permohonan VISA serta tinggal di negeri paman Sam tersebut, meski hanya beberapa hari. Untungnya semua biaya ditanggung oleh salah satu perusahaan elektronik terkemuka asal Jepang, yang memiliki Country Manager atau kantor cabang negara yang berlokasi di Jakarta timur. Komprehensifnya arsip, berkas dan surat ternyata mampu dikalahkan dengan "personal identity" yang mungkin mereka anggap belum layak untuk melancong ke negara super power tersebut. Padahal, surat beserta dokumen resmi lainnya telah dilampirkan, bahkan tiket reservasi hotel di Las Vegas pun telah dibukukan. Sekadar diketahui, event CES atau Consumer Electronic Show 2013 digelar pada awal Januari 2013. Di event akbar internasional ters

Pengalaman Balik Nama atau Ubah Nama Sepeda Motor

Balik nama motor itu penting, karena daripada capek-capek bolak-balik pinjem KTP asli pemilik motor lama, maka balik nama bisa memudahkan kita untuk bayar pajak pakai KTP sendiri. Selain itu, dari sisi psikologis juga, motor kesayangan itu sudah benar-benar 100 persen milik kita (perasaannya sih gitu), jadi lebih enak aja. Sebelumnya penulis belum tahu sama sekali dengan proses balik nama. Ya, karena ini baru pertama kali. Seharusnya balik nama itu enggak lama setelah Anda membeli kendaraan, jadi kalau entar-entaran lama-lama jadi males, eh tau-tau sudah kelewat dari jatuh tempo pajak motor tahunan. Terus kena denda deh. Tp sebaiknya memang satu bulan sebelum jatuh tempo pajak motor udah disiapin dan segera cabcus cari waktu ke kantor Samsat. Oh ya, di sini penulis ingin berbagi cerita nyata proses balik nama kendaraan motor. Sebelum berangkat, ada baiknya Anda cari-cari informasi melalui teman, saudara, atau cari di internet bagaimana proses balik nama kendaraan motor. Rupanya