Satu ungkapan untuk band yang satu ini, "luar biasa". Mulai suka lagu J-rocks itu tepatnya waktu penulis masih di kelas 2 SMA. Enggak tahu kenapa lagu-lagu yang diciptain Iman dan kawan-kawan memiliki cerita yang kurang lebih serupa dengan yang dialami saat itu. Bukan maksud curhat, tapi itu kenyataan. Kebetulannya lagi, di album pertamanya, hampir semua bercerita tentang kisah-kisah perpisahan. Sampai hari ini, lagu-lagunya lagi-lagi bertema yang sama dengan mungkin apa yang dirasa saat ini.
Uniknya, dan ini yang pembeda dengan musisi Tanah Air lainnya, J-Rocks sukses mengambil jalur 'ekslusif' yang tidak semua band di Indonesia yang tenar ambil jalur itu, yaitu masuk ke genre musik Japanase Rock alias J-rock. Dengan tema musik yang dibesut J-rocks ini, uniknya lagi, lagu-lagu 'sedih' bisa dibikin jadi asyik, tempo cepat, dan lagu bertema happy dikemas agak nge-jazz yang nyaman didengar. J-rocks sekali lagi, 'Out of The Box'! dan sangat skillful.
Di awal J-rocks nongol, banyak kalangan yang mencibir dan berkomentar mengenai kehadiran band yang satu ini. Mereka berkata, J-Rocks adalah tiruannya Laruku, band asal Jepang dan segudang komentar lainnya. Penulis katakan, serupa bukan berarti persis alias sama. Personil boleh sama-sama empat, tetapi cita rasa musik dan skill bermain alat musik itu yang harus menjadi 'point of view' untuk menilai band secara keseluruhan.
Sebagian yang lain berkata, J-rocks musiknya mirip-mirip sama Laruku dan band luar lainnya. Menurut keterangan dari J-rocks, memang mereka pun menyukai musik-musik dari musisi luar dan ter-influence. So, wajar, munculnya idola dalam hal musik bisa mempengaruhi gaya bermusik sebuah band, bukan? Karena yang didengar, yang diamati ialah musik-musik kesukaan mereka. Kreativitas bermain peran, ketika 'racikan' salah satunya berasal dari musik luar, yang kemudian dipadukan dengan ide dan karya sendiri, maka jadilah sebuah satu kesatuan 'produk' musik yang baru. Bukan plagiat.
Kata plagiat, memang dirasa tidak tepat disandingkan untuk band yang satu ini. Di luar konteks plagiat, kalau kita mau berpikir, sulit rasanya mengikuti gaya atau warna musik band-band profesional di luar negeri, khususnya band Jepang asli yang tampak menjadi 'kiblat'. Dan, apabila ada yang bisa, paling tidak menunjukkan kebolehan dan kemahiran membawakan lagu-lagu dari band luar tersebut, apalagi persis memainkan melodinya, itu sudah patut diacungi jempol, karena tidak semua orang bisa melakukannya.
Kalau masih getol memirip-miripkan sebuah band dengan band luar, mungkin ada yang salah dengan telinga si pendengar. Butuh keseksamaan dalam menilai, ya, tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat, mengamati kiprah band tersebut dari awal terbentuk sampai ternyata, masih eksis sampai hari ini, itulah J-rocks. Prestasi sudah diraih beberapa kali tampil di luar negeri, serta mengusung gaya berbusana dan musik sendiri yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Bukan berniat membela habis-habisan, namun kalau mau berpikir objektif, sebuah band harus dilihat tidak hanya segi tampilan, tetapi juga warna musik serta kemampuan personilnya per individu. Ingat, skill bermusik per individu. J-rocks salah satu yang sudah menunjukkan dalam setiap lagunya, memiliki porsi-porsi bagi personilnya untuk unjuk kemampuan dan 'harmonisisasi'. :p
Soal penampilan fisik, mungkin ada salah satu band di Indonesia yang vokalis atau personilnya diklaim ganteng. Terkadang, wajah atau postur juga bisa berpengaruh bagaimana pada akhirnya band tersebut meroket tenar, yang didukung dengan musik yang bagus pula. Namun, ngomongin soal tampang hanya jadi persoalan subjektivitas. Urusan penampilan mungkin bukan yang utama, karena pada hakekatnya sebuah band itu 'jualan' musik. Dan, yang terpenting musiknya oke, toh penampilan J-rocks juga oke oke punya. :D
J-rocks pun terus berinovasi, tidak hanya gaya busananya yang berbeda tiap waktu ke waktu, tetapi juga musiknya yang mereka sebut adalah 'kebebasan berekspresi' yang bisa diterima pendengar di seluruh nusantara. Genre primer boleh mengarah pada musik rock negeri sakura, tetapi urusan lirik, penciptaan melodi, serta kolaborasi nada yang ada di dalamnya, mencirikan J-rocks yang utuh dan unik dibanding band-band lainnya yang ada di Indonesia.
Beberapa waktu lalu J-rocks masuk dalam empat band papan atas untuk bisa tampil di Guinness Arthur's Day di Dublin. Perhelatan musik ini mengharuskan sistem voting, di mana band yang 'bertarung' suara antara lain J-rocks, Netral, /Rif dan d'massive bisa memiliki kesempatan untuk terbang dan tampil di Irlandia. Hanya saja, entah bagaimana dan tidak terduga, J-rocks yang di awal sampai pertengahan masa voting berada di klasemen pertama, kemudian bisa di susul oleh d'massive.
Penulis pikir J-rockstar, sebutan fans J-rocks sudah sangat kompak dan berharap band beranggotakan Iman, Anton, Wima dan Sony ini bisa tampil di Dublin. Sayangnya, hingga akhir periode voting, J-rocks bertengger di posisi kedua, setelah d'massive.
Pada sebuah wawancara yang ditampilkan di YouTube, http://www.youtube.com/watch?v=Zy792ZB3WRw, Rian d'massive mengakui bahwa band-band saingannya adalah legend, dan mengungkap rasa syukur bisa tampil di Guinness Arthur's Day September tahun ini. Bukan bermaksud menilai band pantas atau tidak pantas tampil di event musik terbesar tersebut. Hanya saja, dengan ini terlihat 'selera' pendengar musik di Tanah Air yang dinamis dan rupanya cenderung lebih banyak yang senang musik ala d'massive.
Seperti diketahui, Netral dan /Rif yang memiliki warna musik dan penampilan tersendiri, lagu-lagunya cukup 'ngerock', begitu juga dengan J-rocks. Sementara berdasarkan statistik, d'massive yang lagunya ditampilkan di YouTube Guinness Indonesia, perolehan jumlah pemirsa terbanyak pada satu lagu sebanyak 26 ribuan. Yang paling banyak pada satu lagu dari Netral, meraih 55 ribuan. Sementara J-Rocks, perolehan pemirsa terbanyak mencapai 32 ribuan.
Ternyata, jumlah penonton YouTube tidak berpengaruh, melainkan sistem voting itu sendiri yang berpengaruh. Tidak hanya itu, konser di beberapa kota besar juga kabarnya berpengaruh, di mana penonton bisa langsung mem-voting band favorit, jadi tidak hanya melalui voting di jejaring sosial seperti Facebook.
Meskipun demikian, J-rocks tetaplah band yang penulis bisa katakan, unik, punya ciri, dinamis, muda, fresh dan skill para punggawanya yang bermain di atas rata-rata band yang ada di Indonesia. Mau bukti? Berikut penulis bikin sedikit cuplikan video kemampuan bermusik personil J-Rocks masing-masing dan alasan kenapa J-rocks merupakan band favorit.
*****
(Foto: j-rocks.co.id)
Uniknya, dan ini yang pembeda dengan musisi Tanah Air lainnya, J-Rocks sukses mengambil jalur 'ekslusif' yang tidak semua band di Indonesia yang tenar ambil jalur itu, yaitu masuk ke genre musik Japanase Rock alias J-rock. Dengan tema musik yang dibesut J-rocks ini, uniknya lagi, lagu-lagu 'sedih' bisa dibikin jadi asyik, tempo cepat, dan lagu bertema happy dikemas agak nge-jazz yang nyaman didengar. J-rocks sekali lagi, 'Out of The Box'! dan sangat skillful.
Di awal J-rocks nongol, banyak kalangan yang mencibir dan berkomentar mengenai kehadiran band yang satu ini. Mereka berkata, J-Rocks adalah tiruannya Laruku, band asal Jepang dan segudang komentar lainnya. Penulis katakan, serupa bukan berarti persis alias sama. Personil boleh sama-sama empat, tetapi cita rasa musik dan skill bermain alat musik itu yang harus menjadi 'point of view' untuk menilai band secara keseluruhan.
Sebagian yang lain berkata, J-rocks musiknya mirip-mirip sama Laruku dan band luar lainnya. Menurut keterangan dari J-rocks, memang mereka pun menyukai musik-musik dari musisi luar dan ter-influence. So, wajar, munculnya idola dalam hal musik bisa mempengaruhi gaya bermusik sebuah band, bukan? Karena yang didengar, yang diamati ialah musik-musik kesukaan mereka. Kreativitas bermain peran, ketika 'racikan' salah satunya berasal dari musik luar, yang kemudian dipadukan dengan ide dan karya sendiri, maka jadilah sebuah satu kesatuan 'produk' musik yang baru. Bukan plagiat.
Kata plagiat, memang dirasa tidak tepat disandingkan untuk band yang satu ini. Di luar konteks plagiat, kalau kita mau berpikir, sulit rasanya mengikuti gaya atau warna musik band-band profesional di luar negeri, khususnya band Jepang asli yang tampak menjadi 'kiblat'. Dan, apabila ada yang bisa, paling tidak menunjukkan kebolehan dan kemahiran membawakan lagu-lagu dari band luar tersebut, apalagi persis memainkan melodinya, itu sudah patut diacungi jempol, karena tidak semua orang bisa melakukannya.
Kalau masih getol memirip-miripkan sebuah band dengan band luar, mungkin ada yang salah dengan telinga si pendengar. Butuh keseksamaan dalam menilai, ya, tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat, mengamati kiprah band tersebut dari awal terbentuk sampai ternyata, masih eksis sampai hari ini, itulah J-rocks. Prestasi sudah diraih beberapa kali tampil di luar negeri, serta mengusung gaya berbusana dan musik sendiri yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Bukan berniat membela habis-habisan, namun kalau mau berpikir objektif, sebuah band harus dilihat tidak hanya segi tampilan, tetapi juga warna musik serta kemampuan personilnya per individu. Ingat, skill bermusik per individu. J-rocks salah satu yang sudah menunjukkan dalam setiap lagunya, memiliki porsi-porsi bagi personilnya untuk unjuk kemampuan dan 'harmonisisasi'. :p
Soal penampilan fisik, mungkin ada salah satu band di Indonesia yang vokalis atau personilnya diklaim ganteng. Terkadang, wajah atau postur juga bisa berpengaruh bagaimana pada akhirnya band tersebut meroket tenar, yang didukung dengan musik yang bagus pula. Namun, ngomongin soal tampang hanya jadi persoalan subjektivitas. Urusan penampilan mungkin bukan yang utama, karena pada hakekatnya sebuah band itu 'jualan' musik. Dan, yang terpenting musiknya oke, toh penampilan J-rocks juga oke oke punya. :D
J-rocks pun terus berinovasi, tidak hanya gaya busananya yang berbeda tiap waktu ke waktu, tetapi juga musiknya yang mereka sebut adalah 'kebebasan berekspresi' yang bisa diterima pendengar di seluruh nusantara. Genre primer boleh mengarah pada musik rock negeri sakura, tetapi urusan lirik, penciptaan melodi, serta kolaborasi nada yang ada di dalamnya, mencirikan J-rocks yang utuh dan unik dibanding band-band lainnya yang ada di Indonesia.
Beberapa waktu lalu J-rocks masuk dalam empat band papan atas untuk bisa tampil di Guinness Arthur's Day di Dublin. Perhelatan musik ini mengharuskan sistem voting, di mana band yang 'bertarung' suara antara lain J-rocks, Netral, /Rif dan d'massive bisa memiliki kesempatan untuk terbang dan tampil di Irlandia. Hanya saja, entah bagaimana dan tidak terduga, J-rocks yang di awal sampai pertengahan masa voting berada di klasemen pertama, kemudian bisa di susul oleh d'massive.
Penulis pikir J-rockstar, sebutan fans J-rocks sudah sangat kompak dan berharap band beranggotakan Iman, Anton, Wima dan Sony ini bisa tampil di Dublin. Sayangnya, hingga akhir periode voting, J-rocks bertengger di posisi kedua, setelah d'massive.
Pada sebuah wawancara yang ditampilkan di YouTube, http://www.youtube.com/watch?v=Zy792ZB3WRw, Rian d'massive mengakui bahwa band-band saingannya adalah legend, dan mengungkap rasa syukur bisa tampil di Guinness Arthur's Day September tahun ini. Bukan bermaksud menilai band pantas atau tidak pantas tampil di event musik terbesar tersebut. Hanya saja, dengan ini terlihat 'selera' pendengar musik di Tanah Air yang dinamis dan rupanya cenderung lebih banyak yang senang musik ala d'massive.
Seperti diketahui, Netral dan /Rif yang memiliki warna musik dan penampilan tersendiri, lagu-lagunya cukup 'ngerock', begitu juga dengan J-rocks. Sementara berdasarkan statistik, d'massive yang lagunya ditampilkan di YouTube Guinness Indonesia, perolehan jumlah pemirsa terbanyak pada satu lagu sebanyak 26 ribuan. Yang paling banyak pada satu lagu dari Netral, meraih 55 ribuan. Sementara J-Rocks, perolehan pemirsa terbanyak mencapai 32 ribuan.
Ternyata, jumlah penonton YouTube tidak berpengaruh, melainkan sistem voting itu sendiri yang berpengaruh. Tidak hanya itu, konser di beberapa kota besar juga kabarnya berpengaruh, di mana penonton bisa langsung mem-voting band favorit, jadi tidak hanya melalui voting di jejaring sosial seperti Facebook.
Meskipun demikian, J-rocks tetaplah band yang penulis bisa katakan, unik, punya ciri, dinamis, muda, fresh dan skill para punggawanya yang bermain di atas rata-rata band yang ada di Indonesia. Mau bukti? Berikut penulis bikin sedikit cuplikan video kemampuan bermusik personil J-Rocks masing-masing dan alasan kenapa J-rocks merupakan band favorit.
*****
(Foto: j-rocks.co.id)
Comments
Post a Comment