Penulis masih ingat, sekira dua pekan sebelum tahun baru tiba, ada sebuah perkenalan yang terjadi. Tepat di mushola, di sebuah gedung lantai empat yang sama-sama kita mencari rezeki di sana.
Sebelum perkenalan itu benar-benar terjadi, mungkin sosoknya agak tersohor di kalangan kaum adam. Pada sebuah hari di mana penulis bersama dengan teman laki-laki lainnya menunggu hidangan makan siang tiba, ada sedikit pembicaraan mengenai dirinya.
Dalam obrolan ngalor-ngidul di sebuah meja makan kantin sebrang, penulis di tengah kerumunan teman-teman yang lain tidak terlalu banyak menyimak, hanya mengetahui bahwa redaktur pelaksana (kini sudah resign) salah satu portal media online terbesar di Jakarta sudah meng-add pin BB-nya.
Obrolan terjadi panjang lebar, yang penulis ketahui, rupanya nama dirinya cukup tenar di kalangan rekan kantor. Ya, mungkin saja karena 'newcomers' dan kebetulan dianugerahi wajah ayu, ada saja perbincangan tentang hal itu di kalangan laki-laki di kantor.
Setelah itu, penulis sama sekali tidak tahu yang mana sih sosok yang dimaksud itu. Hari berlalu dan rekan kerja dalam tim mengungkap, ia baru bertemu dengan dirinya di sebuah acara liputan karena masih berkaitan dengan Ekonomi dan Techno (e-commerce).
Harbolnas 12 Desember 2014 menjadi momen biasa saja bagi penulis, tetapi karena event inilah ada topik yang bisa jadi bahan celetukan atau obrolan kala bertemu dengannya. Disitulah perkenalan berlangsung.
Belum ada yang terlalu spesial hingga tugas seorang stalker harus dijalankan. Penulis mencari berbagai informasi melalui dunia maya. Hebat yah teknologi zaman sekarang, hanya butuh PC dengan sambungan internet, buka website media sosial atau Google, tertampil informasi berupa gambar maupun teks. Rupanya ia memiliki blog.
Penulis juga seorang blogger, yang gemar menulis bukan karena kurang kerjaan, tetapi dengan menulis ialah mampu mengaktualisasikan apa yang ada dipikiran. Tidak ada yang memberikan upah bagi tiap posting-an blog, tetapi aktivitas menulis ini menjadi seru karena kita perlu wadah untuk menuangkan sesuatu dalam benak.
Rutinitas pekerjaan harian mengharuskan penulis untuk menulis dengan bahasa baku, maka dengan blog-lah ada lapak untuk dipakai menulis apapun yang ingin ditulis dengan bahasa non-baku. Ngeblog juga sebagai cara untuk menunjukkan siapa diri kita, apa keinginan kita, seperti apa kepribadian kita dan mengungkap lebih banyak hal yang tidak terlihat dalam pertemuan fisik.
Dari blog pula penulis bisa menerka, mendeskripsikan dan mengetahui sedikit banyak tentang seseorang. Karena blog adalah tulisan paling jujur (tergantung yang nulisnya), diungkap dalam bahasa bernada cerita, ekspresif, dan menarik.
Tidak disangka dari blog juga, getar-getar sesuatu itu tiba-tiba menghampiri. Bukan karena SMS masuk di hape kemudian muncul getar, nutt.. nutt.., tetapi getarnya tuh di sini (nunjuk dada). Dalam posting-annya yang penulis anggap menarik dari A sampai Z, ada sesuatu yang penulis tangkap.
Sesuatu yang penulis sangat peka, karena penulis pun berpikir memiliki keseragaman gagasan dengannya. Ada beberapa kali penyebutan kata, 'jodoh'.
Kata tersebut seperti magnet yang menarik dengan kuat, 'menikam' penuh harap, dan menancapkan suatu embrio afeksi untuk kemudian hari.
Apakah kita memiliki keinginan dan tujuan yang sama?
Bagi penulis, membaca sejumlah tulisan di blog layaknya mengenal dan terus mengenal tentang diri sang pemilik blog. Membaca blog, seperti sedang 'mengenalkan diri' secara satu arah. Semakin banyak tulisan blog yang dibaca, maka terasa semakin mengenal.
Bagi penulis, membaca tulisan-tulisan blog itu sudah seperti mengenalnya dalam waktu yang cukup lama, padahal pertemuan aslinya baru kemarin. Semakin tulisan itu dibaca, maka ada saja bahan obrolan yang bisa diceritakannya, dan getaran itu menjadi lebih menemukan ritme kestabilannya.
Ritme kestabilan inilah, sebuah kondisi hangat, sekaligus membawa penulis dalam area ketidakmenentuan.
(Berlanjut..)
*****
(Foto: Lantai teratas Plaza Semanggi/Dok. Pribadi)
Sebelum perkenalan itu benar-benar terjadi, mungkin sosoknya agak tersohor di kalangan kaum adam. Pada sebuah hari di mana penulis bersama dengan teman laki-laki lainnya menunggu hidangan makan siang tiba, ada sedikit pembicaraan mengenai dirinya.
Dalam obrolan ngalor-ngidul di sebuah meja makan kantin sebrang, penulis di tengah kerumunan teman-teman yang lain tidak terlalu banyak menyimak, hanya mengetahui bahwa redaktur pelaksana (kini sudah resign) salah satu portal media online terbesar di Jakarta sudah meng-add pin BB-nya.
Obrolan terjadi panjang lebar, yang penulis ketahui, rupanya nama dirinya cukup tenar di kalangan rekan kantor. Ya, mungkin saja karena 'newcomers' dan kebetulan dianugerahi wajah ayu, ada saja perbincangan tentang hal itu di kalangan laki-laki di kantor.
Setelah itu, penulis sama sekali tidak tahu yang mana sih sosok yang dimaksud itu. Hari berlalu dan rekan kerja dalam tim mengungkap, ia baru bertemu dengan dirinya di sebuah acara liputan karena masih berkaitan dengan Ekonomi dan Techno (e-commerce).
Harbolnas 12 Desember 2014 menjadi momen biasa saja bagi penulis, tetapi karena event inilah ada topik yang bisa jadi bahan celetukan atau obrolan kala bertemu dengannya. Disitulah perkenalan berlangsung.
Belum ada yang terlalu spesial hingga tugas seorang stalker harus dijalankan. Penulis mencari berbagai informasi melalui dunia maya. Hebat yah teknologi zaman sekarang, hanya butuh PC dengan sambungan internet, buka website media sosial atau Google, tertampil informasi berupa gambar maupun teks. Rupanya ia memiliki blog.
Penulis juga seorang blogger, yang gemar menulis bukan karena kurang kerjaan, tetapi dengan menulis ialah mampu mengaktualisasikan apa yang ada dipikiran. Tidak ada yang memberikan upah bagi tiap posting-an blog, tetapi aktivitas menulis ini menjadi seru karena kita perlu wadah untuk menuangkan sesuatu dalam benak.
Rutinitas pekerjaan harian mengharuskan penulis untuk menulis dengan bahasa baku, maka dengan blog-lah ada lapak untuk dipakai menulis apapun yang ingin ditulis dengan bahasa non-baku. Ngeblog juga sebagai cara untuk menunjukkan siapa diri kita, apa keinginan kita, seperti apa kepribadian kita dan mengungkap lebih banyak hal yang tidak terlihat dalam pertemuan fisik.
Dari blog pula penulis bisa menerka, mendeskripsikan dan mengetahui sedikit banyak tentang seseorang. Karena blog adalah tulisan paling jujur (tergantung yang nulisnya), diungkap dalam bahasa bernada cerita, ekspresif, dan menarik.
Tidak disangka dari blog juga, getar-getar sesuatu itu tiba-tiba menghampiri. Bukan karena SMS masuk di hape kemudian muncul getar, nutt.. nutt.., tetapi getarnya tuh di sini (nunjuk dada). Dalam posting-annya yang penulis anggap menarik dari A sampai Z, ada sesuatu yang penulis tangkap.
Sesuatu yang penulis sangat peka, karena penulis pun berpikir memiliki keseragaman gagasan dengannya. Ada beberapa kali penyebutan kata, 'jodoh'.
Kata tersebut seperti magnet yang menarik dengan kuat, 'menikam' penuh harap, dan menancapkan suatu embrio afeksi untuk kemudian hari.
Apakah kita memiliki keinginan dan tujuan yang sama?
Bagi penulis, membaca sejumlah tulisan di blog layaknya mengenal dan terus mengenal tentang diri sang pemilik blog. Membaca blog, seperti sedang 'mengenalkan diri' secara satu arah. Semakin banyak tulisan blog yang dibaca, maka terasa semakin mengenal.
Bagi penulis, membaca tulisan-tulisan blog itu sudah seperti mengenalnya dalam waktu yang cukup lama, padahal pertemuan aslinya baru kemarin. Semakin tulisan itu dibaca, maka ada saja bahan obrolan yang bisa diceritakannya, dan getaran itu menjadi lebih menemukan ritme kestabilannya.
Ritme kestabilan inilah, sebuah kondisi hangat, sekaligus membawa penulis dalam area ketidakmenentuan.
(Berlanjut..)
*****
(Foto: Lantai teratas Plaza Semanggi/Dok. Pribadi)
Comments
Post a Comment