Hari ini rasanya gembira sekali. Entah darimana kegembiraan itu berasal, bukan karena dapat uang banyak, bukan karena dapat durian runtuh, bukan karena dapat harta karun dan lain-lain.
Kegembiraan itu hadir justru di saat kita merasa sudah 'merdeka' dari suatu belenggu ketidakpastian. Sesuatu yang pasti menjadi semakin nyata, sesuatu yang tersembunyi, menjadi semakin terlihat, sesuatu yang tertutupi, kini menjadi tersingkap.
Allah yang membolak-balikkan hati, Allah pula yang membuka tabir misteri.
Rasa yang terlalu menggebu beberapa waktu belakangan ini memang merusak logika, menghancurkan akal pikiran, membuat salah tingkah dan kekakuan akut. I said, that's the disease!
Memang secara chemistry, reaksi kimia dari virus merah jambu itu bisa meluluhlantahkan akal sehat, menggerus diri ke dalam kegugupan serta pandai me-recall segala kenangan yang tertanam di benak.
Sedikit-sedikit, reaksi kimia ini mampu memanggil kembali kenangan yang sudah dialami bersama. Sedikit-sedikit, sepersekian menit, reaksi kimia itu memanggil apa yang sudah kita lewati beberapa waktu silam.
Sedikit-sedikit, bila dahulu pernah bersama di sebuah tempat, di sebuah suasana, tiba-tiba mengingatnya. Cemburu bisa menerkam diri saat mengetahui kebersamaannya dengan yang lain.
Memang bisa dibilang 'gila'. Diliput rasa, terpatri asa, tertawan jiwa. Kondisi yang pada saat kita memperhatikannya, stimulus reaksi kimia memacu diri untuk tersenyum-senyum sendiri.
Namun, apa yang bisa dilakukan bila terlihat bahwa ada hati yang sudah membentengi dirinya sendiri. Ketakutan akan umpan balik 'rejection' pun menghantui, hingga diam mendesak terciptanya rasa serba salah.
Hei, i'm losing my self, this is not me at all. I need to wake up. Hei logic, please be more dominated.
Andai ia memahami bahwa rasa ini sungguh tak biasa. Dan, rasa ini menjadi embrio tenaga penggerak kemantapan hati untuk melangkah serius.
Tidakkah banyak para penggombal di luar sana yang hanya ingin bermain-main tanpa memberikan kepastian? Tidakkah kita sudahi saja pencarian dan mencoba saling mengenali karakter, karena sudah ada bunga afeksi yang menjangkiti diri.
That's why i told her something bigger, something like a great plan. And, this is the way I loved her. But, she choose to leave and gone? Inikah yang sungguh-sungguh dia inginkan?
Meskipun demikian, sisi positifnya dari reaksi kimia ini, menjadi energi ekstra positif yang membangun, melakukan sesuatu demi kebaikannya, lebih bersemangat dalam beraktivitas, dan berharap bisa selalu bersamanya.
Seiring berjalannya waktu, virus ini akan tetap bersemayam bila terus dipupuk, namun sebaliknya, akan terasa redup bila terjadi bentuk-bentuk pengabaian.
Tak perlu ia tahu ada air mata yang mengalir dalam do'a, hanya bisa pasrah dan menyerahkan diri pada-Nya.
Memohon petunjuk-Nya apa yang terbaik yang harus dilakukan. Bila diterus diperjuangkan, khawatir berimbas pada tergoresnya hati lebih dalam, atau membuatnya terganggu dengan itu.
Nasehat lama, mungkin apa yang terlalu berlebihan, maka justru itu menjadi menjauhkannya. Sesuatu yang terlalu serius digenggam erat, walau baik, tetapi dampaknya akan dapat menyakitkan.
Walau diri belum sempat mencari tahu lebih dalam, apa yang menyebabkannya menjadi berbeda. Bukankah dahulu kita pernah tertawa bersama? mendiskusikan, menceritakan, berbagi kisah banyak hal tentang kehidupan kita masing-masing?
Apa yang menyebabkan berbedanya itu? Apakah ragu menyelimutinya? Apa ternyata sudah ada yang lain menantinya di sana?
Mungkin ini pertanda, yang dapat dipersepsikan sepihak bahwa kita harus keluar dari zona ketidakmenentuan. Tersingkap sesuatu bahwa tiada lagi dorongan kuat untuk tetap menjaga apa yang sebelumnya tulus dipertahankan.
Ya, segalanya hanya titipan. Kejutan chemistry yang dititipkan-Nya beberapa bulan terakhir mungkin cobaan seberapa kuat diri mampu menguatkan iman.
Di dalam kegoncangan hati, justru tidak ada jalan lain selain meningkatkan ketaqwaan. Agar diri tetap berada di jalan yang lurus, kita harus ikhlas mendekatkan diri pada Sang Maha Kuasa.
Dari situ Allah akan tunjukkan jalan, dari situ Allah akan tunjukkan siapakah ia yang sesungguhnya, dari situ Allah akan memantapkan hati untuk berlapang dada.
Bila segalanya adalah titipan, tidak perlu kita mengejar sesuatu yang fana, karena yang diharapkan kini terasa berpaling dan menjauh. "She still a good girl, but maybe she is not the best for me."
Entahlah, yang pasti 6 Maret 2015 terdapat 'mood booster' atas peristiwa itu. Senang, riang gembira! dari peristiwa yang menyadarkan bahwa tidak selalu patah hati itu hal yang buruk.
Don't sad. Smile, why? because we can. :)
*****
(Foto: Genwisewealth)
Kegembiraan itu hadir justru di saat kita merasa sudah 'merdeka' dari suatu belenggu ketidakpastian. Sesuatu yang pasti menjadi semakin nyata, sesuatu yang tersembunyi, menjadi semakin terlihat, sesuatu yang tertutupi, kini menjadi tersingkap.
Allah yang membolak-balikkan hati, Allah pula yang membuka tabir misteri.
Rasa yang terlalu menggebu beberapa waktu belakangan ini memang merusak logika, menghancurkan akal pikiran, membuat salah tingkah dan kekakuan akut. I said, that's the disease!
Memang secara chemistry, reaksi kimia dari virus merah jambu itu bisa meluluhlantahkan akal sehat, menggerus diri ke dalam kegugupan serta pandai me-recall segala kenangan yang tertanam di benak.
Sedikit-sedikit, reaksi kimia ini mampu memanggil kembali kenangan yang sudah dialami bersama. Sedikit-sedikit, sepersekian menit, reaksi kimia itu memanggil apa yang sudah kita lewati beberapa waktu silam.
Sedikit-sedikit, bila dahulu pernah bersama di sebuah tempat, di sebuah suasana, tiba-tiba mengingatnya. Cemburu bisa menerkam diri saat mengetahui kebersamaannya dengan yang lain.
Memang bisa dibilang 'gila'. Diliput rasa, terpatri asa, tertawan jiwa. Kondisi yang pada saat kita memperhatikannya, stimulus reaksi kimia memacu diri untuk tersenyum-senyum sendiri.
Namun, apa yang bisa dilakukan bila terlihat bahwa ada hati yang sudah membentengi dirinya sendiri. Ketakutan akan umpan balik 'rejection' pun menghantui, hingga diam mendesak terciptanya rasa serba salah.
Hei, i'm losing my self, this is not me at all. I need to wake up. Hei logic, please be more dominated.
Andai ia memahami bahwa rasa ini sungguh tak biasa. Dan, rasa ini menjadi embrio tenaga penggerak kemantapan hati untuk melangkah serius.
Tidakkah banyak para penggombal di luar sana yang hanya ingin bermain-main tanpa memberikan kepastian? Tidakkah kita sudahi saja pencarian dan mencoba saling mengenali karakter, karena sudah ada bunga afeksi yang menjangkiti diri.
That's why i told her something bigger, something like a great plan. And, this is the way I loved her. But, she choose to leave and gone? Inikah yang sungguh-sungguh dia inginkan?
Meskipun demikian, sisi positifnya dari reaksi kimia ini, menjadi energi ekstra positif yang membangun, melakukan sesuatu demi kebaikannya, lebih bersemangat dalam beraktivitas, dan berharap bisa selalu bersamanya.
Seiring berjalannya waktu, virus ini akan tetap bersemayam bila terus dipupuk, namun sebaliknya, akan terasa redup bila terjadi bentuk-bentuk pengabaian.
Tak perlu ia tahu ada air mata yang mengalir dalam do'a, hanya bisa pasrah dan menyerahkan diri pada-Nya.
Memohon petunjuk-Nya apa yang terbaik yang harus dilakukan. Bila diterus diperjuangkan, khawatir berimbas pada tergoresnya hati lebih dalam, atau membuatnya terganggu dengan itu.
Nasehat lama, mungkin apa yang terlalu berlebihan, maka justru itu menjadi menjauhkannya. Sesuatu yang terlalu serius digenggam erat, walau baik, tetapi dampaknya akan dapat menyakitkan.
Walau diri belum sempat mencari tahu lebih dalam, apa yang menyebabkannya menjadi berbeda. Bukankah dahulu kita pernah tertawa bersama? mendiskusikan, menceritakan, berbagi kisah banyak hal tentang kehidupan kita masing-masing?
Apa yang menyebabkan berbedanya itu? Apakah ragu menyelimutinya? Apa ternyata sudah ada yang lain menantinya di sana?
Mungkin ini pertanda, yang dapat dipersepsikan sepihak bahwa kita harus keluar dari zona ketidakmenentuan. Tersingkap sesuatu bahwa tiada lagi dorongan kuat untuk tetap menjaga apa yang sebelumnya tulus dipertahankan.
Ya, segalanya hanya titipan. Kejutan chemistry yang dititipkan-Nya beberapa bulan terakhir mungkin cobaan seberapa kuat diri mampu menguatkan iman.
Di dalam kegoncangan hati, justru tidak ada jalan lain selain meningkatkan ketaqwaan. Agar diri tetap berada di jalan yang lurus, kita harus ikhlas mendekatkan diri pada Sang Maha Kuasa.
Dari situ Allah akan tunjukkan jalan, dari situ Allah akan tunjukkan siapakah ia yang sesungguhnya, dari situ Allah akan memantapkan hati untuk berlapang dada.
Bila segalanya adalah titipan, tidak perlu kita mengejar sesuatu yang fana, karena yang diharapkan kini terasa berpaling dan menjauh. "She still a good girl, but maybe she is not the best for me."
Entahlah, yang pasti 6 Maret 2015 terdapat 'mood booster' atas peristiwa itu. Senang, riang gembira! dari peristiwa yang menyadarkan bahwa tidak selalu patah hati itu hal yang buruk.
Don't sad. Smile, why? because we can. :)
*****
(Foto: Genwisewealth)
Comments
Post a Comment