Tiba-tiba saja ingin menulis blog. Ah.. emang dasar hobi menulis, apa saja maunya dijadikan sesuatu yang tertulis.
Sudah banyak arsip bulan-bulan lalu yang diposting, mungkin tidak semuanya dibaca kembali. Hanya sekedar kegemaran sih, biarlah karena server Blogger.com ini yang akan menyimpan semua tulisan tersebut.
Dulu nama headline blog ini namanya 'Menulis Adalah Tantangan", tetapi kini diubah menjadi "Blog Kuli Ketik". Boleh dong berubah? karena katanya life is never flat, jadi dinamis ceritanya.
Boleh-boleh saja mengganti headline blog kan, sekedar refreshment sih. Padahal enggak penting banget untuk dibahas, hehe..
Kenapa namanya Blog Kuli Ketik? Lebih bermakna 'personality' dibanding sebelumnya, haha.. lebih menjurus pada kebebasan diri untuk menulis apapun yang ingin ditulis. Sekalipun tulisan itu penting atau tidak penting, hoho :p
Secara profesi sehari-hari sebagai tukang ketik berita, jadi kuli ketik di sini maksudnya ialah pekerjaan harian mengetik teks di depan layar komputer yang terus-menerus dari jam kerja sekian sampai kira-kira jam sekian.
Kali ini sepertinya penulis akan menulis blog dengan bahasa seekspresif mungkin, enggak terlalu baku enggak apa-apa kan? eaa, haha (sudah ekspresif belum yak kira-kira).
Mental! apanya yang mental? bukan mental dalam kaitan kondisi psikis ya, duhh susah ini kalau ditulis dalam teks, antara kata 'mental' dengan 'mental'. Kalau diucap lewat lisan pasti bisa dibedain penyebutan 'e' nya.
Mental di sini bermakna, sesuatu yang bertolak dengan keras, sesuatu yang melesat dari satu tempat ke tempat lain. Sesuatu yang tadinya seperti dekat, kini tampak kebalikannya.
Bila beberapa pilihan telah memutuskan mental, dipentalkan, terpental atau mementalkan diri, maka hanya menyisakan satu.
Disadari beberapa waktu belakangan ini, sepertinya Allah menunjukkan sesuatu. Sesuatu yang tidak langsung 'tersampaikan', tetapi petunjuk-Nya muncul justru saat kita 'terjatuh'.
Sungguh yang terbaik akan Allah hadiahkan untuk hamba-Nya yang bersabar. Sesuatu menanti di ujung, entah samar-samar tetapi jauh lebih menenangkan, kala menomorsatukan kriteria din sebagai landasan utama untuk memilih.
Yah, tidak jauh-jauh deh tulisan ini akan menjurus ke arah itu, lagi -_-. Tetapi, yakin bila agama yang menjadi nomor satu, maka segala kriteria-kriteria baik lainnya akan mengikuti kemudian.
"Ya Allah jika aku jatuh cinta, cintakan aku pada seseorang yang melabuhkan hatinya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu (aamiin)", sebuah doa yang terdengar indah bukan? dapet copas dari internet dah, hehe.
Beberapa waktu lalu ada pernikahan puterinya aa gym (hafidzah) dan seorang ustadz yang punya suara merdu banget (merinding menyentuh hati) saat melantunkan ayat suci, penghafal Qur'an pula (hafidz).
Sebuah pernikahan yang menginspirasi. Tidak banyak yang ditemukan seperti itu, keduanya penghafal Qur'an, dipersatukan, tanpa pacaran.
Walimah pernikahannya diberi batas untuk tamu laki-laki dan tamu perempuan, sehingga tidak bercampur baur, kursi banyak karena makan itu sunahnya duduk.. (pegel kalau diri terus yee kan)
Satu visi satu tujuan, insya Allah kalau tujuan pernikahannya adalah ibadah dan pengamalan dari isi kandungan Qur'an itu, maka semakin menguatkan keduanya, mampu menopang keduanya dan membahagiakan keduanya, tidak hanya dunia, tetapi akherat targetnya.
Ngomong-ngomong tentang suara merdu, jadi inget pada shalat Jumat beberapa waktu lalu itu imamnya baca surat al fateehah-nya ademm bener. Kalau itu bacaan Ummul Qur'an diresapi banget, yang ngelantunin suaranya merdu, engga kerasa mata rasanya mendung berkaca-kaca.
Buat yang perempuan nih, kalau mau nyari suami atau calon yang insya Allah sholeh, coba perhatiin shalatnya, sudahkah dia shalat 5 waktu beneran, enggak pakai bolong-bolong dan perhatiin bacaan surat al fateehah-nya.
Meski mungkin ada beda, antara laki-laki yang memang orangnya baik dengan laki-laki yang shaleh (akhlak). Jelas yang shaleh pasti baik perlakuannya terhadap istri, mampu ngebimbing ibaratnya. Sedangkan tipe laki-laki yang baik, dia bisa saja memang terlihat baik tetapi belum tentu ia shaleh.
Memang sulit menstandarisasikan atau mengukur keshalehan seseorang. Paling yang bisa terlihat itu tadi, yang mencirikannya, perhatikan bagaimana shalatnya dan pada interaksi, cara bercanda, bersikap atau bertutur katanya.
Begitu juga dengan perempuan, laki-laki yang ingin mengetahui seberapa sholehah-nya itu mungkin sulit. Paling banter diperhatikan shalatnya, interaksinya dan busana yang ia kenakan. Kalau kerudung, apakah kerudungnya sudah syar'i, atau 'masih belajar kerudung' atau kerudung gaul?
Enggak perlu dijelaskan yak kenapa harus memilih yang sholeh dan sholehah? Jelas itu nantinya akan sangat mempengaruhi ketentraman dalam rumah tangga.
Jodoh yang baik akan dipertemukan dengan yang baik. Dan, begitu juga sebaliknya..
"Barakallahu laka wabaraka alaika, wa jamaa baynakumma fii khair" Ustadz Maulana Yusuf dan Ghaitsa Zahira Shofa (puterinya aa gym) pada Minggu, 8 Maret 2015.
Memang jodoh itu enggak kemana. Sungguh Allah yang akan mempertemukan di saat yang tepat. Mau sekeras apapun manusia berusaha, segigih apapun berupaya, bila memang bukan jodohnya tidak akan sampai.
Kebalikannya, yang tadinya biasa saja tidak saling kenal, bisa menjadi kenal dan serius.
Jodoh memang misteri. Tetapi manusia wajib berusaha untuk mewujudkan itu, baru kemudian Allah yang menentukan.
"Jika bukan sekarang, mungkin terjadi nanti, yang terbaik datang bukan sembarang". Nah lho, lirik tembang apa tuh, bisa dicari di mbah gugel, hehehe..
Yang pasti, setiap hari kita harus selalu memperbaiki diri, belajar dan belajar dari segala sesuatu yang sudah terlalui. Menjaga silaturahmi.
Semoga yang terbaik akan dimudahkan, didekati, aamiin.
*****
Sudah banyak arsip bulan-bulan lalu yang diposting, mungkin tidak semuanya dibaca kembali. Hanya sekedar kegemaran sih, biarlah karena server Blogger.com ini yang akan menyimpan semua tulisan tersebut.
Dulu nama headline blog ini namanya 'Menulis Adalah Tantangan", tetapi kini diubah menjadi "Blog Kuli Ketik". Boleh dong berubah? karena katanya life is never flat, jadi dinamis ceritanya.
Boleh-boleh saja mengganti headline blog kan, sekedar refreshment sih. Padahal enggak penting banget untuk dibahas, hehe..
Kenapa namanya Blog Kuli Ketik? Lebih bermakna 'personality' dibanding sebelumnya, haha.. lebih menjurus pada kebebasan diri untuk menulis apapun yang ingin ditulis. Sekalipun tulisan itu penting atau tidak penting, hoho :p
Secara profesi sehari-hari sebagai tukang ketik berita, jadi kuli ketik di sini maksudnya ialah pekerjaan harian mengetik teks di depan layar komputer yang terus-menerus dari jam kerja sekian sampai kira-kira jam sekian.
Kali ini sepertinya penulis akan menulis blog dengan bahasa seekspresif mungkin, enggak terlalu baku enggak apa-apa kan? eaa, haha (sudah ekspresif belum yak kira-kira).
Mental! apanya yang mental? bukan mental dalam kaitan kondisi psikis ya, duhh susah ini kalau ditulis dalam teks, antara kata 'mental' dengan 'mental'. Kalau diucap lewat lisan pasti bisa dibedain penyebutan 'e' nya.
Mental di sini bermakna, sesuatu yang bertolak dengan keras, sesuatu yang melesat dari satu tempat ke tempat lain. Sesuatu yang tadinya seperti dekat, kini tampak kebalikannya.
Bila beberapa pilihan telah memutuskan mental, dipentalkan, terpental atau mementalkan diri, maka hanya menyisakan satu.
Disadari beberapa waktu belakangan ini, sepertinya Allah menunjukkan sesuatu. Sesuatu yang tidak langsung 'tersampaikan', tetapi petunjuk-Nya muncul justru saat kita 'terjatuh'.
Sungguh yang terbaik akan Allah hadiahkan untuk hamba-Nya yang bersabar. Sesuatu menanti di ujung, entah samar-samar tetapi jauh lebih menenangkan, kala menomorsatukan kriteria din sebagai landasan utama untuk memilih.
Yah, tidak jauh-jauh deh tulisan ini akan menjurus ke arah itu, lagi -_-. Tetapi, yakin bila agama yang menjadi nomor satu, maka segala kriteria-kriteria baik lainnya akan mengikuti kemudian.
"Ya Allah jika aku jatuh cinta, cintakan aku pada seseorang yang melabuhkan hatinya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu (aamiin)", sebuah doa yang terdengar indah bukan? dapet copas dari internet dah, hehe.
Beberapa waktu lalu ada pernikahan puterinya aa gym (hafidzah) dan seorang ustadz yang punya suara merdu banget (merinding menyentuh hati) saat melantunkan ayat suci, penghafal Qur'an pula (hafidz).
Sebuah pernikahan yang menginspirasi. Tidak banyak yang ditemukan seperti itu, keduanya penghafal Qur'an, dipersatukan, tanpa pacaran.
Walimah pernikahannya diberi batas untuk tamu laki-laki dan tamu perempuan, sehingga tidak bercampur baur, kursi banyak karena makan itu sunahnya duduk.. (pegel kalau diri terus yee kan)
Satu visi satu tujuan, insya Allah kalau tujuan pernikahannya adalah ibadah dan pengamalan dari isi kandungan Qur'an itu, maka semakin menguatkan keduanya, mampu menopang keduanya dan membahagiakan keduanya, tidak hanya dunia, tetapi akherat targetnya.
Ngomong-ngomong tentang suara merdu, jadi inget pada shalat Jumat beberapa waktu lalu itu imamnya baca surat al fateehah-nya ademm bener. Kalau itu bacaan Ummul Qur'an diresapi banget, yang ngelantunin suaranya merdu, engga kerasa mata rasanya mendung berkaca-kaca.
Buat yang perempuan nih, kalau mau nyari suami atau calon yang insya Allah sholeh, coba perhatiin shalatnya, sudahkah dia shalat 5 waktu beneran, enggak pakai bolong-bolong dan perhatiin bacaan surat al fateehah-nya.
Meski mungkin ada beda, antara laki-laki yang memang orangnya baik dengan laki-laki yang shaleh (akhlak). Jelas yang shaleh pasti baik perlakuannya terhadap istri, mampu ngebimbing ibaratnya. Sedangkan tipe laki-laki yang baik, dia bisa saja memang terlihat baik tetapi belum tentu ia shaleh.
Memang sulit menstandarisasikan atau mengukur keshalehan seseorang. Paling yang bisa terlihat itu tadi, yang mencirikannya, perhatikan bagaimana shalatnya dan pada interaksi, cara bercanda, bersikap atau bertutur katanya.
Begitu juga dengan perempuan, laki-laki yang ingin mengetahui seberapa sholehah-nya itu mungkin sulit. Paling banter diperhatikan shalatnya, interaksinya dan busana yang ia kenakan. Kalau kerudung, apakah kerudungnya sudah syar'i, atau 'masih belajar kerudung' atau kerudung gaul?
Enggak perlu dijelaskan yak kenapa harus memilih yang sholeh dan sholehah? Jelas itu nantinya akan sangat mempengaruhi ketentraman dalam rumah tangga.
Jodoh yang baik akan dipertemukan dengan yang baik. Dan, begitu juga sebaliknya..
"Barakallahu laka wabaraka alaika, wa jamaa baynakumma fii khair" Ustadz Maulana Yusuf dan Ghaitsa Zahira Shofa (puterinya aa gym) pada Minggu, 8 Maret 2015.
Memang jodoh itu enggak kemana. Sungguh Allah yang akan mempertemukan di saat yang tepat. Mau sekeras apapun manusia berusaha, segigih apapun berupaya, bila memang bukan jodohnya tidak akan sampai.
Kebalikannya, yang tadinya biasa saja tidak saling kenal, bisa menjadi kenal dan serius.
Jodoh memang misteri. Tetapi manusia wajib berusaha untuk mewujudkan itu, baru kemudian Allah yang menentukan.
"Jika bukan sekarang, mungkin terjadi nanti, yang terbaik datang bukan sembarang". Nah lho, lirik tembang apa tuh, bisa dicari di mbah gugel, hehehe..
Yang pasti, setiap hari kita harus selalu memperbaiki diri, belajar dan belajar dari segala sesuatu yang sudah terlalui. Menjaga silaturahmi.
Semoga yang terbaik akan dimudahkan, didekati, aamiin.
*****
Comments
Post a Comment