Weekend kali ini tidak terlalu membosankan karena penulis berkesempatan untuk menyetir mobil. Mengemudi mobil dari rumah ke sebuah masjid paling tersohor di Depok, ada pelajaran yang bisa diambil.
Tiba-tiba terbesit bahwa mengemudikan kendaraan, khususnya mobil membutuhkan ketangkasan, ketelitian dan mungkin feeling serta koordinasi gerak yang sesuai. Ibarat bahasa kerennya ialah 'multitasking', yang melibatkan mata, tangan dan kaki.
Hidup pun demikian, kitalah sebagai sopir bagi kehidupan yang kita jalani saat ini. Mata harus mampu melihat keadaan di depan, jangan lengah untuk sesekali melirik spion (melihat sesuatu di belakang).
Hal ini berarti, mata harus dapat membaca situasi, feeling prediksi apa yang akan terjadi bila pedal gas mobil terus diinjak atau mengerem secara tiba-tiba. Melihat ke belakang tidak selamanya buruk, karena boleh jadi melihat ke belakang (seperti melihat spion) adalah hal yang diperlukan.
Melihat ke belakang, berarti memahami, mengambil pelajaran dari hal yang telah berlalu, serta berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan berulang kali. Nah, ini tentang fungsi mata untuk melihat ke depan dan ke belakang.
Bagaimana dengan tangan? Tangan adalah penggerak, dari tangan kita memutar setir mobil untuk membuat mobil bergerak ke kiri atau kanan, menyalakan lampu sein, klakson, oper persneling dan sebagainya. Tangan memiliki peran penting, begitu juga dalam kehidupan.
Tangan berarti bagian tubuh yang mampu menggerakan sesuatu, melakukan tindakan, tentang aktivitas, kegiatan fisik yang terkontrol melalui apa yang ditangkap oleh mata. Saat mata pengemudi melihat kondisi akan terjadi bahaya di depan, maka tangan akan segera melakukan tindakan untuk mengklakson, menyalakan lampu sein, lampu tembak dan lain-lain.
Begitu juga saat mata melihat sebuah peluang di masa depan, tubuh atau fisik mengerjakan sesuatu untuk mencapai apa yang ingin dicita-citakan, demi masa depan. Selain mata dan tangan, juga kaki.
Kaki pengendara mobil lebih kepada kontrol untuk mendukung akselerasi, percepatan laju, pengereman untuk menurunkan kecepatan atau menginjak kopling sebagai 'engine break' atau oper persneling.
Dalam kehidupan, kaki sama pentingnya dengan tangan. Keduanya berkoordinasi, yang membawa tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Dan, pada situasi yang nyata saat berkendara. Tidak selamanya kecepatan itu hal yang paling diutamakan, kita harus melihat kondisi jalanan, apakah ramai, sepi, macet, padat, jalun berbatu, jalan berkelak-kelok dan sebagainya.
Memahami medan atau cermat mengetahui di mana roda berputar pada suatu titik keadaan di jalan, sehingga ada tindakan yang relevan yang dilakukan berdasarkan kondisi di lapangan. Aspek-aspek keselamatan juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi kecelakaan.
Agar tidak terjadi sebuah kesalahan. Walau kemudian kesalahan itu bisa dijadikan sebagai pelajaran.
*****
(Foto: Masjid Al Mahri 'Kubah Emas')
Tiba-tiba terbesit bahwa mengemudikan kendaraan, khususnya mobil membutuhkan ketangkasan, ketelitian dan mungkin feeling serta koordinasi gerak yang sesuai. Ibarat bahasa kerennya ialah 'multitasking', yang melibatkan mata, tangan dan kaki.
Hidup pun demikian, kitalah sebagai sopir bagi kehidupan yang kita jalani saat ini. Mata harus mampu melihat keadaan di depan, jangan lengah untuk sesekali melirik spion (melihat sesuatu di belakang).
Hal ini berarti, mata harus dapat membaca situasi, feeling prediksi apa yang akan terjadi bila pedal gas mobil terus diinjak atau mengerem secara tiba-tiba. Melihat ke belakang tidak selamanya buruk, karena boleh jadi melihat ke belakang (seperti melihat spion) adalah hal yang diperlukan.
Melihat ke belakang, berarti memahami, mengambil pelajaran dari hal yang telah berlalu, serta berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan berulang kali. Nah, ini tentang fungsi mata untuk melihat ke depan dan ke belakang.
Bagaimana dengan tangan? Tangan adalah penggerak, dari tangan kita memutar setir mobil untuk membuat mobil bergerak ke kiri atau kanan, menyalakan lampu sein, klakson, oper persneling dan sebagainya. Tangan memiliki peran penting, begitu juga dalam kehidupan.
Tangan berarti bagian tubuh yang mampu menggerakan sesuatu, melakukan tindakan, tentang aktivitas, kegiatan fisik yang terkontrol melalui apa yang ditangkap oleh mata. Saat mata pengemudi melihat kondisi akan terjadi bahaya di depan, maka tangan akan segera melakukan tindakan untuk mengklakson, menyalakan lampu sein, lampu tembak dan lain-lain.
Begitu juga saat mata melihat sebuah peluang di masa depan, tubuh atau fisik mengerjakan sesuatu untuk mencapai apa yang ingin dicita-citakan, demi masa depan. Selain mata dan tangan, juga kaki.
Kaki pengendara mobil lebih kepada kontrol untuk mendukung akselerasi, percepatan laju, pengereman untuk menurunkan kecepatan atau menginjak kopling sebagai 'engine break' atau oper persneling.
Dalam kehidupan, kaki sama pentingnya dengan tangan. Keduanya berkoordinasi, yang membawa tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Dan, pada situasi yang nyata saat berkendara. Tidak selamanya kecepatan itu hal yang paling diutamakan, kita harus melihat kondisi jalanan, apakah ramai, sepi, macet, padat, jalun berbatu, jalan berkelak-kelok dan sebagainya.
Memahami medan atau cermat mengetahui di mana roda berputar pada suatu titik keadaan di jalan, sehingga ada tindakan yang relevan yang dilakukan berdasarkan kondisi di lapangan. Aspek-aspek keselamatan juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi kecelakaan.
Agar tidak terjadi sebuah kesalahan. Walau kemudian kesalahan itu bisa dijadikan sebagai pelajaran.
*****
(Foto: Masjid Al Mahri 'Kubah Emas')
Comments
Post a Comment