Perkenalan itu begitu manis, euforia dari gaduhnya hati untuk mencoba melangkah dari kepedihan masa silam. Kepahitan memang harus segera berlalu. Dan, 'moving on' adalah sesuatu yang sangat wajar sekali dalam kehidupan seseorang.
Semakin banyak kejadian atau peristiwa, maka dalam benak selalu berputar untuk memikirkan, mencoba menerka apa yang berikutnya akan Allah hadirkan di depan kita. Dari segala kejadian yang terangkai, ada hikmah yang bisa diambil, sebuah pendewasaan dari kerapuhan jiwa.
Ada cara-cara-Nya mengapa hati kemudian begitu sangat fluktuatif, turun dan naik. Kadang senang, kadang sedih. Bersyukurlah karena manusia normal memang secara alami merasakan itu, yang menunjukkan dinamika hidup yang sedang dilakoni, dijalani dengan penuh kesabaran.
Sudah semakin berada di penghujung waktu, tidak ada lagi main-main dan senda gurau dalam menemukan belahan jiwa. Segala yang tertulis di Lauhul Mahfudz, terutama urusan jodoh akan tersingkap manakala kita berusaha untuk mewujudkan hal itu.
Bisa jadi dari perkenalan kecil, perkenalan tidak disengaja atau perkenalan tidak terduga. Apapun jenis perkenalannya, niatnya harus lurus dan untuk tujuan mulia, menyempurnakan separuh dien.
Tidak dengan keterpaksaan, tidak bisa dipercepat, atau tidak perlu cepat-cepat, tetapi perlahan menjuruskan pada satu titik harapan kebaikan di masa depan. Kalau kata orang Jawa, "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino", maka perasaan cinta itu hadir karena terbiasa dan membiasakan keberadaan cinta, agar benar-benar cinta itu sungguh ada dan nyata.
Sebenarnya, dalam menumbuhkan cinta, ada banyak cara. Sugesti mungkin bisa jadi salah satu cara menumbuhkannya. Dari hal-hal sederhana, riuhnya suasana, pendorong dari orang-orang di sekeliling, dan dari dalam diri sendiri, yang lahir dari kesiapan untuk memulai hubungan yang baru dengan seseorang.
Kekuatan pikiran itu sangat luar biasa. Pikiran, berkaitan dengan konsentrasi, penggunaan logika tepat guna mampu membuat segala tindakan atau ucapan bisa terstruktur dan berhati-hati.
Penulis jadi ingat, mungkin perasaan jatuh cintanya anak SMA yang masih remaja dengan mereka yang sudah berumur, itu beda. Cenderung terlalu mengandalkan hati, namanya juga masih remaja. Maka apa yang terjadi? hati yang sedang berada dalam 'tegangan tinggi' di buai asmara, berada di dekatnya saja bisa terasa ada getaran hebat.
Wajar bila lebih banyak salah tingkah, ucapan terbata-bata dan merusak akal pikiran. Judulnya memang sama-sama cinta, tetapi beda usia beda pula cara menyikapi cinta itu, beda usia, beda pula galaunya.
Ada pepatah mengatakan, "jodoh tidak akan kemana", dan benar, kita memang seyogianya harus meyakini karena seperti halnya kematian dan rezeki, telah Allah gariskan berdasarkan ketetapan-Nya. Namun, ada upaya dan doa yang patut dilakukan untuk mengantarkan seseorang mendapatkan rezeki dan jodoh tersebut.
Ada juga yang mengatakan, "sebelum dipertemukan dengan orang yang tepat, Allah akan membiarkan kita bertemu dengan orang yang salah". Sehingga apa? agar kita sadar bahwa segala kepedihan yang dirasakan akibat PHP itu mengantarkan kita untuk berbenah, introspeksi, dan membangun kualitas diri lebih elegan lagi untuk orang yang tepat di masa depan.
Seharusnya, tidak boleh ada cinta sebelum ijab qabul pernikahan tiba. Sesuatu yang sifatnya baru sebatas menyukai, itu bisa diposisikan sebagai pondasi awal untuk berani melangkah dalam tahap berikutnya. Menyukai tentu ada sebab, entah dia cantik atau ganteng, atau baik hati.
Apapun pemicunya yang membuat rasa suka itu muncul, yang perlu diingat ialah bahwa kecantikan atau ketampanan fisik akan luntur dimakan usia, segala harta yang ada bisa saja lenyap atau habis, begitu juga pangkat atau jabatan. Hanya keindahan hati serta keimanan dan ketaqwaan yang dimiliki pasangan yang bisa mengantarkan seseorang meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akherat.
Resolusi 2015
Tahun baru ini masih terasa segar sekali. Ada keinginan terpendam yang sudah lama ingin direalisasikan. Bukan karena melihat sebagian teman-teman sudah ada yang 'menempuh hidup baru', tetapi keinginan itu sudah muncul jauh-jauh hari sebelumnya.
Memang ada pencapaian rencana jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendek bisa didefinisikan dengan segala keinginan yang bisa diwujudkan dalam waktu dekat, misalnya dalam waktu satu tahun. Sedangkan jangka panjang ialah rencana yang baru bisa terealisasi dalam jangka waktu lima tahun atau lebih.
Kalau menikah termasuk rencana jangka pendek atau jangka panjang ya? Karena sifatnya seperti rezeki, maka perlu upaya untuk menjemputnya. Bisa ditempuh dalam waktu satu tahun atau mungkin dua tahun dari sekarang. Bahkan, bisa lebih cepat, tahun ini atau kurang dari satu tahun, tergantung dari kesiapan seseorang.
Banyak sekali memang yang ingin direalisasikan, mulai dari keinginan membeli hunian sendiri, kerja di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau PNS. Perencanaan itu bisa meleset, lebih lama atau lebih cepat, dan terkadang bisa berubah tergantung kondisinya. Namun untuk perkara jodoh, apapun alasannya, tampaknya tidak ada alasan untuk menunda.
Resolusi yang dibentuk harus dapat merangsang sebuah revolusi dalam diri seseorang. Resolusi harus mampu membuat perubahan ke arah yang positif pada diri seseorang.
*****
(Foto: Nyari di Internet)
Semakin banyak kejadian atau peristiwa, maka dalam benak selalu berputar untuk memikirkan, mencoba menerka apa yang berikutnya akan Allah hadirkan di depan kita. Dari segala kejadian yang terangkai, ada hikmah yang bisa diambil, sebuah pendewasaan dari kerapuhan jiwa.
Ada cara-cara-Nya mengapa hati kemudian begitu sangat fluktuatif, turun dan naik. Kadang senang, kadang sedih. Bersyukurlah karena manusia normal memang secara alami merasakan itu, yang menunjukkan dinamika hidup yang sedang dilakoni, dijalani dengan penuh kesabaran.
Sudah semakin berada di penghujung waktu, tidak ada lagi main-main dan senda gurau dalam menemukan belahan jiwa. Segala yang tertulis di Lauhul Mahfudz, terutama urusan jodoh akan tersingkap manakala kita berusaha untuk mewujudkan hal itu.
Bisa jadi dari perkenalan kecil, perkenalan tidak disengaja atau perkenalan tidak terduga. Apapun jenis perkenalannya, niatnya harus lurus dan untuk tujuan mulia, menyempurnakan separuh dien.
Tidak dengan keterpaksaan, tidak bisa dipercepat, atau tidak perlu cepat-cepat, tetapi perlahan menjuruskan pada satu titik harapan kebaikan di masa depan. Kalau kata orang Jawa, "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino", maka perasaan cinta itu hadir karena terbiasa dan membiasakan keberadaan cinta, agar benar-benar cinta itu sungguh ada dan nyata.
Sebenarnya, dalam menumbuhkan cinta, ada banyak cara. Sugesti mungkin bisa jadi salah satu cara menumbuhkannya. Dari hal-hal sederhana, riuhnya suasana, pendorong dari orang-orang di sekeliling, dan dari dalam diri sendiri, yang lahir dari kesiapan untuk memulai hubungan yang baru dengan seseorang.
Kekuatan pikiran itu sangat luar biasa. Pikiran, berkaitan dengan konsentrasi, penggunaan logika tepat guna mampu membuat segala tindakan atau ucapan bisa terstruktur dan berhati-hati.
Penulis jadi ingat, mungkin perasaan jatuh cintanya anak SMA yang masih remaja dengan mereka yang sudah berumur, itu beda. Cenderung terlalu mengandalkan hati, namanya juga masih remaja. Maka apa yang terjadi? hati yang sedang berada dalam 'tegangan tinggi' di buai asmara, berada di dekatnya saja bisa terasa ada getaran hebat.
Wajar bila lebih banyak salah tingkah, ucapan terbata-bata dan merusak akal pikiran. Judulnya memang sama-sama cinta, tetapi beda usia beda pula cara menyikapi cinta itu, beda usia, beda pula galaunya.
Ada pepatah mengatakan, "jodoh tidak akan kemana", dan benar, kita memang seyogianya harus meyakini karena seperti halnya kematian dan rezeki, telah Allah gariskan berdasarkan ketetapan-Nya. Namun, ada upaya dan doa yang patut dilakukan untuk mengantarkan seseorang mendapatkan rezeki dan jodoh tersebut.
Ada juga yang mengatakan, "sebelum dipertemukan dengan orang yang tepat, Allah akan membiarkan kita bertemu dengan orang yang salah". Sehingga apa? agar kita sadar bahwa segala kepedihan yang dirasakan akibat PHP itu mengantarkan kita untuk berbenah, introspeksi, dan membangun kualitas diri lebih elegan lagi untuk orang yang tepat di masa depan.
Seharusnya, tidak boleh ada cinta sebelum ijab qabul pernikahan tiba. Sesuatu yang sifatnya baru sebatas menyukai, itu bisa diposisikan sebagai pondasi awal untuk berani melangkah dalam tahap berikutnya. Menyukai tentu ada sebab, entah dia cantik atau ganteng, atau baik hati.
Apapun pemicunya yang membuat rasa suka itu muncul, yang perlu diingat ialah bahwa kecantikan atau ketampanan fisik akan luntur dimakan usia, segala harta yang ada bisa saja lenyap atau habis, begitu juga pangkat atau jabatan. Hanya keindahan hati serta keimanan dan ketaqwaan yang dimiliki pasangan yang bisa mengantarkan seseorang meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akherat.
Resolusi 2015
Tahun baru ini masih terasa segar sekali. Ada keinginan terpendam yang sudah lama ingin direalisasikan. Bukan karena melihat sebagian teman-teman sudah ada yang 'menempuh hidup baru', tetapi keinginan itu sudah muncul jauh-jauh hari sebelumnya.
Memang ada pencapaian rencana jangka pendek dan jangka panjang. Rencana jangka pendek bisa didefinisikan dengan segala keinginan yang bisa diwujudkan dalam waktu dekat, misalnya dalam waktu satu tahun. Sedangkan jangka panjang ialah rencana yang baru bisa terealisasi dalam jangka waktu lima tahun atau lebih.
Kalau menikah termasuk rencana jangka pendek atau jangka panjang ya? Karena sifatnya seperti rezeki, maka perlu upaya untuk menjemputnya. Bisa ditempuh dalam waktu satu tahun atau mungkin dua tahun dari sekarang. Bahkan, bisa lebih cepat, tahun ini atau kurang dari satu tahun, tergantung dari kesiapan seseorang.
Banyak sekali memang yang ingin direalisasikan, mulai dari keinginan membeli hunian sendiri, kerja di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau PNS. Perencanaan itu bisa meleset, lebih lama atau lebih cepat, dan terkadang bisa berubah tergantung kondisinya. Namun untuk perkara jodoh, apapun alasannya, tampaknya tidak ada alasan untuk menunda.
Resolusi yang dibentuk harus dapat merangsang sebuah revolusi dalam diri seseorang. Resolusi harus mampu membuat perubahan ke arah yang positif pada diri seseorang.
*****
(Foto: Nyari di Internet)
Comments
Post a Comment