Kadang merasa terinspirasi oleh tokoh jagoan dalam game seperti Hitman atau Battlefield. Khususnya Hitman, laki-laki berwajah 'dingin' ini memiliki gaya yang bisa dibilang elegan, cool dan perfeksionis.
Dalam film layar lebarnya, Hitman atau yang biasa dinamakan Agent 47, diperlihatkan bahwa ia tampak tidak tertarik dengan perempuan, apalagi laki-laki. Padahal dia laki-laki gagah, yang selalu fokus, berkonsentrasi terhadap pekerjaan profesionalnya.
Bahkan, dalam suatu adegan ia digoda untuk berzina oleh seorang karakter perempuan, ia malah menusukkan obat bius agar perempuan tersebut tertidur dan tidak mengganggu dirinya. Sebuah aksi yang tidak terduga, di luar perkiraan dan terkesan 'hebat'.
Dilihat dari kisah hidupnya, Agent 47 merupakan pembunuh bayaran yang dipekerjakan untuk menghilangkan nyawa orang-orang besar sekaligus orang-orang jahat. Agent 47 juga dilatih untuk menjadi tukang jagal profesional, berdiri tegap, berbadan kekar, berjalan rileks dengan pembawaan yang tenang.
Ada lagi tokoh dalam poster Battlefield 4, yang tampak maskulin tulen dengan pakaian militer dan senjata api. Laki-laki ini seperti simbol kelelakian yang tidak takut menghadapi musuh, melawan tank, bertempur sengit di medan perang, dan sebagainya.
Simbol-simbol yang menampilkan kejantanan, sehingga mungkin bagi sebagian laki-laki yang biasa-biasa saja, kemunculan tokoh-tokoh ini boleh jadi seperti imajinasi agar tetap tegar, walaupun pengaruhnya hanya sedikit.
Dan, sebagai seorang muslim, seharusnya yang diidolakan ialah manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT, yakni Muhammad Rasulullah SAW. Oleh karena itu, penulis sengaja membeli buku yang menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW karya Martin Lings.
Menurut seorang teman, buku ini layak dibaca dan sangat bagus untuk melihat perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Ada di toko buku Gramedia bila Anda berminat membelinya.
Terkadang kita butuh sosok yang bisa menginspirasi diri kita, mulai dari gaya, cara berpikir, bersikap dan berperilaku atau bertutur kata yang kemudian dikonversi menjadi kepribadian kita. Pengaruh eksternal ini mungkin tidak 100 persen seutuhnya mampu kita tiru, tetapi paling tidak ada figur yang bisa dijadikan acuan.
*****
(Foto: Nyari di Internet)
Dalam film layar lebarnya, Hitman atau yang biasa dinamakan Agent 47, diperlihatkan bahwa ia tampak tidak tertarik dengan perempuan, apalagi laki-laki. Padahal dia laki-laki gagah, yang selalu fokus, berkonsentrasi terhadap pekerjaan profesionalnya.
Bahkan, dalam suatu adegan ia digoda untuk berzina oleh seorang karakter perempuan, ia malah menusukkan obat bius agar perempuan tersebut tertidur dan tidak mengganggu dirinya. Sebuah aksi yang tidak terduga, di luar perkiraan dan terkesan 'hebat'.
Dilihat dari kisah hidupnya, Agent 47 merupakan pembunuh bayaran yang dipekerjakan untuk menghilangkan nyawa orang-orang besar sekaligus orang-orang jahat. Agent 47 juga dilatih untuk menjadi tukang jagal profesional, berdiri tegap, berbadan kekar, berjalan rileks dengan pembawaan yang tenang.
Ada lagi tokoh dalam poster Battlefield 4, yang tampak maskulin tulen dengan pakaian militer dan senjata api. Laki-laki ini seperti simbol kelelakian yang tidak takut menghadapi musuh, melawan tank, bertempur sengit di medan perang, dan sebagainya.
Simbol-simbol yang menampilkan kejantanan, sehingga mungkin bagi sebagian laki-laki yang biasa-biasa saja, kemunculan tokoh-tokoh ini boleh jadi seperti imajinasi agar tetap tegar, walaupun pengaruhnya hanya sedikit.
Dan, sebagai seorang muslim, seharusnya yang diidolakan ialah manusia yang paling dicintai oleh Allah SWT, yakni Muhammad Rasulullah SAW. Oleh karena itu, penulis sengaja membeli buku yang menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW karya Martin Lings.
Menurut seorang teman, buku ini layak dibaca dan sangat bagus untuk melihat perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Ada di toko buku Gramedia bila Anda berminat membelinya.
Terkadang kita butuh sosok yang bisa menginspirasi diri kita, mulai dari gaya, cara berpikir, bersikap dan berperilaku atau bertutur kata yang kemudian dikonversi menjadi kepribadian kita. Pengaruh eksternal ini mungkin tidak 100 persen seutuhnya mampu kita tiru, tetapi paling tidak ada figur yang bisa dijadikan acuan.
*****
(Foto: Nyari di Internet)
Comments
Post a Comment