Pernah dengar peribahasa "Semut di ujung pulau kelihatan, gajah di depan mata tak terlihat"? Intinya, segala sesuatu maunya nyari yang jauh-jauh dulu, padahal di depan mata atau di sekeliling, ada juga sesuatu yang ia cari.
Untuk memahami makna dari peribahasa tersebut atau mengapa bisa sampai muncul peribahasa itu, bisa melalui beberapa sudut pandang. Yang pertama, bagi pelakunya, mungkin mereka beranggapan bahwa mencari yang jauh-jauh adalah tantangan. Semakin jauh, maka semakin semangat diri ini mencari.
Ibaratnya, orang merantau, maka semangat mencari pekerjaan mungkin akan sangat berkobar dibandingkan mereka yang tidak merantau. Mencari yang jauh-jauh, berarti memang ada peluang, akses lebih luas dan ragam pilihan yang lebih terbuka lebar.
Untuk mencapai yang jauh-jauh tersebut, juga mengharuskan orang untuk lebih keras belajar, lebih giat bertanya dan lebih terpecut rasa penasarannya terhadap apa yang diinginkannya. Selain itu, kepuasan mendapatkan sesuatu yang jauh juga bisa menjadi kebanggaan tersendiri.
Contoh lainnya apa? enggak usah susah-susah mikir, jodoh deh. Percaya atau tidak, sangat memungkinkan manakala seseorang saking familiarnya dengan jejaring sosial, 'platform intip', orang tersebut lebih mungkin jatuh hati pada pandangan foto pertama, walaupun dia belum sekalipun bertemu.
Ingat ya, pandangan foto pertama, pake foto, bukan tatap langsung secara fisik. Disebut 'platform intip', misalnya Facebook, jadi wadah baru bagi muda-mudi untuk berkenalan di dunia maya. Jejaring sosial ini bisa sangat privasi sekali, bisa juga sangat terbuka sekali, tergantung pengaturan masing-masing pengguna akunnya.
Kalau kebetulan cantik, kalau kebetulan tampan, 'platform intip' ini bisa memberi peluang terhadap mata untuk memproses perasaan ketertarikan, sehingga tumbuh afeksi yang padahal terhalang oleh kaca monitor. Apalagi smartphone atau tablet sekarang jadi mainan baru anak muda, bisa akses internet di mana saja, tempat mereka dapat menemui orang baru atau orang asing.
Ada juga ungkapan yang menyatakan, "teknologi itu menjauhkan yang dekat, dan mendekatkan yang jauh". Mungkin, ungkapan ini tergambar melalui fenomena jejaring sosial atau sosial media. Umpamanya jejaring sosial itu dua mata pedang, maka sisi yang satu bisa dimanfaatkan untuk tujuan baik dan sisi satunya lagi untuk tujuan buruk.
Ada semacam pergeseran, dari yang tadinya menganggap internet itu mahal, kini nyatanya memang murah dan cepat dijangkau. Yang tadinya hanya sebagai selingan, tetapi rupanya bisa mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat.
Padahal, kalau mau jujur, seperti yang diungkap Tere Liye dalam sebuah postingan di Facebook, "Apa benar kita sesuka itu?", pada seseorang, yang barangkali kita kenal hanya lewat jejaring sosial. Atau hanya sebuah sugesti, yang dari obrolan chatting atau sejenisnya kita sudah terlanjur meluberkan perasaan ketertarikan tersebut.
Terbukti, gaya hidup modern dan era digital, membuat pemuda-pemudi lebih bisa akrab dengan jejaring sosial ketimbang bertemu tatap muka langsung dengan tetangganya. Seolah jejaring sosial atau internet itu sebuah wahana tempat Anda bersembunyi dari dunia nyata, hiburan melepas penat dari dunia nyata serta ajang perkenalan semu yang bisa dilakukan bebas, gratis dan mudah.
Sudut pandang kedua, "Semut di ujung pulau kelihatan, gajah di depan mata tak terlihat", itu pertanda Allah menunjukkan skenario-Nya yang indah, bahwa seseorang bisa jadi dibuat lelah mencari yang jauh-jauh, ujung-ujungnya yang dekat pasti ia temukan.
Seseorang dibuat bersemangat mencari yang jauh, sehingga dia merasakan apabila ia memang keliru bersama orang yang tidak tepat, lalu dipertemukan nanti dengan orang yang tepat, dekat.
Entahlah, yang pasti, kembalikan lagi kepada niat dan tujuannya. Salam semangat ^_^.
*****
Ilustrasi (Foto: Thisisknutz)
Untuk memahami makna dari peribahasa tersebut atau mengapa bisa sampai muncul peribahasa itu, bisa melalui beberapa sudut pandang. Yang pertama, bagi pelakunya, mungkin mereka beranggapan bahwa mencari yang jauh-jauh adalah tantangan. Semakin jauh, maka semakin semangat diri ini mencari.
Ibaratnya, orang merantau, maka semangat mencari pekerjaan mungkin akan sangat berkobar dibandingkan mereka yang tidak merantau. Mencari yang jauh-jauh, berarti memang ada peluang, akses lebih luas dan ragam pilihan yang lebih terbuka lebar.
Untuk mencapai yang jauh-jauh tersebut, juga mengharuskan orang untuk lebih keras belajar, lebih giat bertanya dan lebih terpecut rasa penasarannya terhadap apa yang diinginkannya. Selain itu, kepuasan mendapatkan sesuatu yang jauh juga bisa menjadi kebanggaan tersendiri.
Contoh lainnya apa? enggak usah susah-susah mikir, jodoh deh. Percaya atau tidak, sangat memungkinkan manakala seseorang saking familiarnya dengan jejaring sosial, 'platform intip', orang tersebut lebih mungkin jatuh hati pada pandangan foto pertama, walaupun dia belum sekalipun bertemu.
Ingat ya, pandangan foto pertama, pake foto, bukan tatap langsung secara fisik. Disebut 'platform intip', misalnya Facebook, jadi wadah baru bagi muda-mudi untuk berkenalan di dunia maya. Jejaring sosial ini bisa sangat privasi sekali, bisa juga sangat terbuka sekali, tergantung pengaturan masing-masing pengguna akunnya.
Kalau kebetulan cantik, kalau kebetulan tampan, 'platform intip' ini bisa memberi peluang terhadap mata untuk memproses perasaan ketertarikan, sehingga tumbuh afeksi yang padahal terhalang oleh kaca monitor. Apalagi smartphone atau tablet sekarang jadi mainan baru anak muda, bisa akses internet di mana saja, tempat mereka dapat menemui orang baru atau orang asing.
Ada juga ungkapan yang menyatakan, "teknologi itu menjauhkan yang dekat, dan mendekatkan yang jauh". Mungkin, ungkapan ini tergambar melalui fenomena jejaring sosial atau sosial media. Umpamanya jejaring sosial itu dua mata pedang, maka sisi yang satu bisa dimanfaatkan untuk tujuan baik dan sisi satunya lagi untuk tujuan buruk.
Ada semacam pergeseran, dari yang tadinya menganggap internet itu mahal, kini nyatanya memang murah dan cepat dijangkau. Yang tadinya hanya sebagai selingan, tetapi rupanya bisa mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat.
Padahal, kalau mau jujur, seperti yang diungkap Tere Liye dalam sebuah postingan di Facebook, "Apa benar kita sesuka itu?", pada seseorang, yang barangkali kita kenal hanya lewat jejaring sosial. Atau hanya sebuah sugesti, yang dari obrolan chatting atau sejenisnya kita sudah terlanjur meluberkan perasaan ketertarikan tersebut.
Terbukti, gaya hidup modern dan era digital, membuat pemuda-pemudi lebih bisa akrab dengan jejaring sosial ketimbang bertemu tatap muka langsung dengan tetangganya. Seolah jejaring sosial atau internet itu sebuah wahana tempat Anda bersembunyi dari dunia nyata, hiburan melepas penat dari dunia nyata serta ajang perkenalan semu yang bisa dilakukan bebas, gratis dan mudah.
Sudut pandang kedua, "Semut di ujung pulau kelihatan, gajah di depan mata tak terlihat", itu pertanda Allah menunjukkan skenario-Nya yang indah, bahwa seseorang bisa jadi dibuat lelah mencari yang jauh-jauh, ujung-ujungnya yang dekat pasti ia temukan.
Seseorang dibuat bersemangat mencari yang jauh, sehingga dia merasakan apabila ia memang keliru bersama orang yang tidak tepat, lalu dipertemukan nanti dengan orang yang tepat, dekat.
Entahlah, yang pasti, kembalikan lagi kepada niat dan tujuannya. Salam semangat ^_^.
*****
Ilustrasi (Foto: Thisisknutz)
Ini luar biasa saat saya mengira semua telah selesai dengan saya Ibu Iskandar datang untuk menyelamatkan saya. Saya sangat berhutang sejauh orang-orang yang saya pinjam uang dari geng melawan saya dan kemudian membuat saya ditangkap sebagai akibat dari hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan maka masa rahmat diberikan kepada saya saat saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan mencari uang untuk membayar semua hutang yang saya terima sehingga saya diberitahu bahwa ada beberapa kreditur sah online sehingga saya harus mencari Karena melalui blog saya berualang kali tertipu tapi ketika saya menemukan Ibu Iskandar CEO ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM, Tuhan mengarahkAan saya ke iklannya melalui blog karena daya tarik saya terhadapnya adalah benar-benar mukjizat mungkin karena Tuhan telah melihat bahwa saya memiliki banyak menderita karena itulah dia mengarahkan saya kepadanya. Jadi saya menerapkannya dengan antusias setelah beberapa jam pinjaman saya disetujui oleh Dewan dan dalam dua hari saya dikreditkan dengana jumlah pasti yang saya berikaan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Kredit Tanpa Agunan (KTA) sama seperti saya berbicara dengan Anda sekarang saya telah dapat menghapus semua hutang saya dan sekarang saya memiliki supermarket sendiri, saya tidak memerlukan bantuan orang lain sebelum saya memberi makan atau mengambil keuangan apa pun keputusan saya tidak punya urusan dengan Polisi lagi saya sekarang adalah wanita merdeka. Anda ingin mengalami kemandirian finansial seperti saya silahkan hubungi Ibu melalui BBM-nya: {D8980E0B} atau melalui email perusahaan: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com) Anda tidak dapat memperdebatkan fakta bahwa di dunia kesulitan ini Anda memerlukan seseorang untuk membantu Anda mengatasi gejolak keuangan dalam hidup Anda dengan satu atau lain cara, jadi saya memberi Anda mandat untuk mencoba dan menghubungi Ibu Iskandar di alamat di atas sehingga bisa mengatasi kemerosotan keuangan dalam hidup Anda. Anda bisa menghubungi saya melalui email berikut: (anggaannisa1979@gmail.com)) selalu bersikap positif dengan Ibu Iskandar dia akan melihat Anda melalui semua tantangan finansial Anda dan kemudian memberi Anda sebuah tampilan baru finansial.
ReplyDeleteDetail Kontak Penuh:
Perusahaan: ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM (ISKANDAR LENDERS)
Email: {iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
BBM INVITES: {D8980E0B}
: {4424AA}
Alamat Facebook: {www.facebook.com/iskandar.lesteri.7}
Website: {iskandarlestari.wordpress.com}
TESTIMONI OLEH
Penerima Manfaat: Angga Annisa
Email: {anggaannisa1979@gmail.com}