Sekalipun dia pasang wajah cemberut, meskipun dia memenyan-menyonkan bibir dan walaupun dia pasang raut wajah tanpa ekspresi, dia memang makhluk tercantik se-Indonesia. Pikirku sih begitu.
Entah mengapa kita tidak bisa benar-benar mengakui bahwa sesungguhnya kita sedang mengagumi seseorang. Ah perkara fisik selalu menjadi faktor prioritas, padahal belum menjamin kecantikan fisik mencerminkan pula akhlaknya yang baik.
Coba diperhatikan lagi, ya, kau mungkin mulai sadar dia memang tetap yang tercantik, hanya saja lidahmu kelu. Tidak bisa berkata, pun mata tak mampu tertipu melihat keindahan makhluk yang diciptakan-Nya.
Manusia memang serakah, buktinya, sudah jadi pejabat dengan gaji puluhan juta rupiah saja bisa tetap korupsi. Sudah memiliki satu pasangan hidup saja masih pingin tambah lagi. Ups, untuk perkara yang satu ini memang kompleks, perlu dilihat dan dikaji dari berbagai sudut pandang.
Mungkin seseorang yang jatuh hati selalu berpikir untuk bisa memiliki sesuatu yang dicintainya. Barangkali, tabiat manusia memang selalu ingin memiliki, baik harta, tahta, atau mungkin wanita.
Perkara jatuh hati tanpa harus memiliki itu hanya ungkapan manis yang semu. Lebih baik melupakan daripada terlarut dalam harapan kosong, setuju?
Namun, bila ada peluang, tidak ada salahnya sekali lagi Anda memberanikan diri menjadi pejuang cinta. Tidak perlu agresif, cukup posisikan diri Anda menjadi manusia yang bisa membuatnya nyaman. Tidak perlu risau bila ada saingan, karena hati yang akan menentukan siapa yang berhak menjadi pemenang.
Kenapa coba bisa jatuh hati? mungkin ini hanya frasa yang bisa dimaknai bermacam-macam. Jatuh itu pasti ke bawah, sakit iya, kalau konteksnya benturan fisik. Tetapi jatuh bisa juga tidak menyentuh tanah. Pengertian jatuh ialah perkara lepasnya dari sesuatu, untuk kemudian ia bergerak menuju sesuatu.
Dan, ada hati di situ, hati-hati dengan hati. Bila digabungkan, jatuh tadi dengan hati, kira-kira maknanya kan begini, terlepasnya sesuatu untuk menuju hati. Hati di sini, bisa jadi hati dia.
Sehingga, ini menandakan bahwa seseorang secara afeksi, merasa ikhlas, tanpa keterpaksaan untuk menempatkan kepercayaan, kesukaan dan ketentraman pada hati yang bersangkutan.
Meskipun demikian, jatuh hati belum bisa melahirkan komitmen. Dalam Islam, tidak ada yang tidak diatur, termasuk perkara ketertarikan dengan lawan jenis. Jatuh hati bisa menjadikan seseorang lebih kuat menerima pedihnya hidup, lebih semangat beraktivitas dan lebih sanggup menyelesaikan persoalan dengan cara yang arif.
Itu kalau sudah ada ikatan, namanya pernikahan, bukan pacaran. Bagaimana bila rasa jatuh hati sudah muncul tapi belum nikah? Ya usaha dong. Mie goreng aja sekalipun dikatakan mie instan, tapi bungkusnya perlu dibuka, pancinya disiapin dengan air, direbus dulu, ditungguin, ditiriskan, di kasih bumbu, baru disantap. *ngarepnya sih nanti dia yang nyuapin mienya, hehe..
Kenapa coba bisa jatuh hati? kenapa ga jatuh cinta? pemaknaan yang sama, walau beda kata. Kalau dipikir-pikir lagi, pasti ada alasan kenapa kita bisa jatuh hati. Yang sifatnya langka itu, tidak terjadi dalam waktu yang sering, sebuah rasa spesial yang tidak diberikan untuk lebih dari satu orang.
Atau jangan-jangan, ada alasan kuat yang seharusnya membuat Anda mengerti mengapa Anda bisa jatuh hati pada seseorang. Barangkali dia memang 'tulak rusuk' Anda yang hilang, atau barangkali dia memang imam-mu yang belum disahkan. Hanya Allah yang Maha Tahu. Maka dari itu, manusia selain hanya bisa berikhtiar dan berdoa, bila tidak tahu, harus berusaha untuk mencari tahu.
Sepertinya sih ada rumusnya, bukan perhitungan matematika. Coba ingat salah satu firman-Nya, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan begitu juga sebaliknya. Mengapa coba Anda bisa jatuh hati pada dia? walau sulit diuraikan, itu menunjukkan bahwa setidaknya Anda berharap adanya kecocokan, kesesuaian, kesekufuan serta kesamaan visi dan misi hidup.
Secara logika, tampaknya tidak bisa diterka siapa yang akan menjadi jodoh Anda, kecuali Anda yang mencari tahu jawabannya sendiri. Dan, barangkali, salah satu petunjuk-Nya siapa jodoh Anda adalah melalui perasaan ketertarikan itu. Yang khusus, yang spesial hanya untuk satu hati, yang bersangkutan.
Embrio ketertarikan bisa muncul dari berbagai arah, dari yang tidak disangka-sangka. Bisa dari indera penglihatan atau telinga atau lainnya. Apapun inderanya, pastikan Anda tidak salah dalam mencintai seseorang.
Bila sudah mantap, segerakan. Bangkit 'move on' untuk membuat cinta yang tadinya berada di area 'abu-abu', tidak jelas status hukumnya, menjadi cinta halal dan penuh berkah.
Kalau ada sajak, "Cinta datang dari mata, turun ke hati", itu kan baru fase pertama. Fase berikutnya, "Dari hati, sekarang giliran Anda yang datang, datang menemuinya dan atau minta izin orangtua untuk melamarnya menjadi istri/suami Anda,".
Setuju?
*****
Ilustrasi (Foto: Wallpoper)
Entah mengapa kita tidak bisa benar-benar mengakui bahwa sesungguhnya kita sedang mengagumi seseorang. Ah perkara fisik selalu menjadi faktor prioritas, padahal belum menjamin kecantikan fisik mencerminkan pula akhlaknya yang baik.
Coba diperhatikan lagi, ya, kau mungkin mulai sadar dia memang tetap yang tercantik, hanya saja lidahmu kelu. Tidak bisa berkata, pun mata tak mampu tertipu melihat keindahan makhluk yang diciptakan-Nya.
Manusia memang serakah, buktinya, sudah jadi pejabat dengan gaji puluhan juta rupiah saja bisa tetap korupsi. Sudah memiliki satu pasangan hidup saja masih pingin tambah lagi. Ups, untuk perkara yang satu ini memang kompleks, perlu dilihat dan dikaji dari berbagai sudut pandang.
Mungkin seseorang yang jatuh hati selalu berpikir untuk bisa memiliki sesuatu yang dicintainya. Barangkali, tabiat manusia memang selalu ingin memiliki, baik harta, tahta, atau mungkin wanita.
Perkara jatuh hati tanpa harus memiliki itu hanya ungkapan manis yang semu. Lebih baik melupakan daripada terlarut dalam harapan kosong, setuju?
Namun, bila ada peluang, tidak ada salahnya sekali lagi Anda memberanikan diri menjadi pejuang cinta. Tidak perlu agresif, cukup posisikan diri Anda menjadi manusia yang bisa membuatnya nyaman. Tidak perlu risau bila ada saingan, karena hati yang akan menentukan siapa yang berhak menjadi pemenang.
Kenapa coba bisa jatuh hati? mungkin ini hanya frasa yang bisa dimaknai bermacam-macam. Jatuh itu pasti ke bawah, sakit iya, kalau konteksnya benturan fisik. Tetapi jatuh bisa juga tidak menyentuh tanah. Pengertian jatuh ialah perkara lepasnya dari sesuatu, untuk kemudian ia bergerak menuju sesuatu.
Dan, ada hati di situ, hati-hati dengan hati. Bila digabungkan, jatuh tadi dengan hati, kira-kira maknanya kan begini, terlepasnya sesuatu untuk menuju hati. Hati di sini, bisa jadi hati dia.
Sehingga, ini menandakan bahwa seseorang secara afeksi, merasa ikhlas, tanpa keterpaksaan untuk menempatkan kepercayaan, kesukaan dan ketentraman pada hati yang bersangkutan.
Meskipun demikian, jatuh hati belum bisa melahirkan komitmen. Dalam Islam, tidak ada yang tidak diatur, termasuk perkara ketertarikan dengan lawan jenis. Jatuh hati bisa menjadikan seseorang lebih kuat menerima pedihnya hidup, lebih semangat beraktivitas dan lebih sanggup menyelesaikan persoalan dengan cara yang arif.
Itu kalau sudah ada ikatan, namanya pernikahan, bukan pacaran. Bagaimana bila rasa jatuh hati sudah muncul tapi belum nikah? Ya usaha dong. Mie goreng aja sekalipun dikatakan mie instan, tapi bungkusnya perlu dibuka, pancinya disiapin dengan air, direbus dulu, ditungguin, ditiriskan, di kasih bumbu, baru disantap. *ngarepnya sih nanti dia yang nyuapin mienya, hehe..
Kenapa coba bisa jatuh hati? kenapa ga jatuh cinta? pemaknaan yang sama, walau beda kata. Kalau dipikir-pikir lagi, pasti ada alasan kenapa kita bisa jatuh hati. Yang sifatnya langka itu, tidak terjadi dalam waktu yang sering, sebuah rasa spesial yang tidak diberikan untuk lebih dari satu orang.
Atau jangan-jangan, ada alasan kuat yang seharusnya membuat Anda mengerti mengapa Anda bisa jatuh hati pada seseorang. Barangkali dia memang 'tulak rusuk' Anda yang hilang, atau barangkali dia memang imam-mu yang belum disahkan. Hanya Allah yang Maha Tahu. Maka dari itu, manusia selain hanya bisa berikhtiar dan berdoa, bila tidak tahu, harus berusaha untuk mencari tahu.
Sepertinya sih ada rumusnya, bukan perhitungan matematika. Coba ingat salah satu firman-Nya, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan begitu juga sebaliknya. Mengapa coba Anda bisa jatuh hati pada dia? walau sulit diuraikan, itu menunjukkan bahwa setidaknya Anda berharap adanya kecocokan, kesesuaian, kesekufuan serta kesamaan visi dan misi hidup.
Secara logika, tampaknya tidak bisa diterka siapa yang akan menjadi jodoh Anda, kecuali Anda yang mencari tahu jawabannya sendiri. Dan, barangkali, salah satu petunjuk-Nya siapa jodoh Anda adalah melalui perasaan ketertarikan itu. Yang khusus, yang spesial hanya untuk satu hati, yang bersangkutan.
Embrio ketertarikan bisa muncul dari berbagai arah, dari yang tidak disangka-sangka. Bisa dari indera penglihatan atau telinga atau lainnya. Apapun inderanya, pastikan Anda tidak salah dalam mencintai seseorang.
Bila sudah mantap, segerakan. Bangkit 'move on' untuk membuat cinta yang tadinya berada di area 'abu-abu', tidak jelas status hukumnya, menjadi cinta halal dan penuh berkah.
Kalau ada sajak, "Cinta datang dari mata, turun ke hati", itu kan baru fase pertama. Fase berikutnya, "Dari hati, sekarang giliran Anda yang datang, datang menemuinya dan atau minta izin orangtua untuk melamarnya menjadi istri/suami Anda,".
Setuju?
*****
Ilustrasi (Foto: Wallpoper)
Comments
Post a Comment