Di bawah perangkat pendingin ruangan yang dipasang dalam sebuah kamar bisa terasa sangat menyejukkan. Memang, tidak hanya fisik yang ikut-ikutan sejuk, tetapi juga membawa mood semangat untuk menuangkan ide atau gagasan melalui tulisan digital.
Selamat datang bulan juli di tahun ini. Sama seperti bulan juli di tahun lalu, walau tidak begitu memerhatikan, tetapi tampaknya tidak ada perubahan yang signifikan. Masih dengan harapan mimpi-mimpi yang belum tercapai, masih mencita-citakan sesuatu yang seharusnya mudah meski sulit, atau memang hanya perasaan saja yang sulit padahal mudah.
Bedanya tahun lalu dengan sekarang, tentu bertambahnya umur secara konstan satu tahun yang rutin sejak 24 tahun lalu. Tidak terasa sepertinya waktu begitu cepat, hingga menginjak kepala dua, seseorang sudah tidak bisa dikatakan anak-anak atau remaja lagi. Setidaknya itulah yang saat ini ada dipikiran.
Lalu, menjadi dewasa adalah sebuah pilihan. Saat usia beranjak tua, namun kejiwaan masih serupa dengan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, maka itu tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang dewasa.
Semakin dewasa, semakin besar pula tanggungjawab yang harus dipikul seseorang. Karena ia sudah berpikir, untuk tidak hanya mengurus keseharian dirinya sendiri, tetapi juga memperhatikan masa depan yang akan dilaluinya.
Sembari jari-jari menari di atas keyboad laptop, MP3 lagu Afgan yang satu ini mungkin cukup 'menyentil'. Tiba-tiba terbesit sosok dari sekian banyak sosok-sosok yang bermunculan beberapa waktu belakangan ini.
Mencari mutiara di tengah lautan memang tidak mudah. Tetapi Allah telah menganugerahi manusia pikiran dan kemampuan untuk bertindak. Sehingga, boleh jadi mutiara itu bisa ditemukan melalui pencarian panjang atau memang Allah telah menggariskan seseorang berjodoh dengan pertemuan yang tidak disengaja.
Banyak opsi, namun belum mampu menetapkan sebuah keputusan yang kuat. Sebab, dalam berperilaku dan bergaul tentu memiliki adab tak tertulis, di mana seseorang bersosialisasi dengan tata cara yang baik dan benar.
Walau terkadang, 'ciut' kerap kali muncul saat diketahui bahwa target telah berpose foto bersama lawan jenisnya yang khusus. Intuisi bermain peran ketika melihat simbol-simbol menunjukkan adanya keeratan di antara dua insan. Walau skripsi yang diambil dahulu merupakan kuantitatif, namun penulis cukup paham apa itu analisis semiotika dalam konteks melihat keakuran pada pose foto tersebut.
Mungkin 'ciut' ini akan terus bertahan sampai batas waktu yang harus segera ditentukan. Tentu tidak terpaku pada satu pilihan, melainkan beberapa preferensi yang potensial dari sisi akhlak dan ketaqwaan.
Semoga daun yang berguguran tidak akan jauh dari pohonnya atau semliwir angin skenario-Nya yang menerbangkan 'sang bunga' menuju pelabuhan terakhir.
*****
Ilustrasi (Foto: Sepocikopi)
Selamat datang bulan juli di tahun ini. Sama seperti bulan juli di tahun lalu, walau tidak begitu memerhatikan, tetapi tampaknya tidak ada perubahan yang signifikan. Masih dengan harapan mimpi-mimpi yang belum tercapai, masih mencita-citakan sesuatu yang seharusnya mudah meski sulit, atau memang hanya perasaan saja yang sulit padahal mudah.
Bedanya tahun lalu dengan sekarang, tentu bertambahnya umur secara konstan satu tahun yang rutin sejak 24 tahun lalu. Tidak terasa sepertinya waktu begitu cepat, hingga menginjak kepala dua, seseorang sudah tidak bisa dikatakan anak-anak atau remaja lagi. Setidaknya itulah yang saat ini ada dipikiran.
Lalu, menjadi dewasa adalah sebuah pilihan. Saat usia beranjak tua, namun kejiwaan masih serupa dengan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, maka itu tidak bisa dikatakan sebagai sesuatu yang dewasa.
Semakin dewasa, semakin besar pula tanggungjawab yang harus dipikul seseorang. Karena ia sudah berpikir, untuk tidak hanya mengurus keseharian dirinya sendiri, tetapi juga memperhatikan masa depan yang akan dilaluinya.
Sembari jari-jari menari di atas keyboad laptop, MP3 lagu Afgan yang satu ini mungkin cukup 'menyentil'. Tiba-tiba terbesit sosok dari sekian banyak sosok-sosok yang bermunculan beberapa waktu belakangan ini.
Mencari mutiara di tengah lautan memang tidak mudah. Tetapi Allah telah menganugerahi manusia pikiran dan kemampuan untuk bertindak. Sehingga, boleh jadi mutiara itu bisa ditemukan melalui pencarian panjang atau memang Allah telah menggariskan seseorang berjodoh dengan pertemuan yang tidak disengaja.
Banyak opsi, namun belum mampu menetapkan sebuah keputusan yang kuat. Sebab, dalam berperilaku dan bergaul tentu memiliki adab tak tertulis, di mana seseorang bersosialisasi dengan tata cara yang baik dan benar.
Walau terkadang, 'ciut' kerap kali muncul saat diketahui bahwa target telah berpose foto bersama lawan jenisnya yang khusus. Intuisi bermain peran ketika melihat simbol-simbol menunjukkan adanya keeratan di antara dua insan. Walau skripsi yang diambil dahulu merupakan kuantitatif, namun penulis cukup paham apa itu analisis semiotika dalam konteks melihat keakuran pada pose foto tersebut.
Mungkin 'ciut' ini akan terus bertahan sampai batas waktu yang harus segera ditentukan. Tentu tidak terpaku pada satu pilihan, melainkan beberapa preferensi yang potensial dari sisi akhlak dan ketaqwaan.
Semoga daun yang berguguran tidak akan jauh dari pohonnya atau semliwir angin skenario-Nya yang menerbangkan 'sang bunga' menuju pelabuhan terakhir.
*****
Ilustrasi (Foto: Sepocikopi)
Comments
Post a Comment