Masa lalu membentuk, mengonstruksi, membangun keyakinan fundamental yang kemudian mampu menyadarkan. Dari masa lalu yang suramlah, menyadarkan menuju arah perbaikan. Masa lalu selalu menjadi guru yang paling berharga.
Disadari atau tidak, tampaknya ketulusan selalu menjadi sebuah hal yang "mahal". Pada kenyataannya, analogi dalam hal ketertarikan-sosial pada beda jenis ialah hampir persis seperti perdagangan, ada jual dan beli. Ada yang selalu diuntungkan dan ada yang menguntungkan.
Meskipun paramater keadilan atau keseimbangan dalam hal memberi atau diberi tersebut rasanya tak pernah berlaku di dunia afeksi semacam itu. Dan, bagaimana mungkin dapat selalu memberi tanpa bermaksud menuntut, bagaimana mungkin dapat selalu menerima, padahal hati tak seirama dengan keinginan nyata.
Masa lalu selalu menjadi pelajaran. Kini masa lalu sukses mengonstruksi pikiran dan pola berpikir. Terima kasih pada masa lalu yang menyadarkan, betapa pada akhirnya logika atau akal lebih mampu mendominasi dan menguasai daripada mengikuti bisik-bisik hati yang rupanya semu.
Memang bukan sebuah hal permainan, dan bukan untuk main-main. Akan tetapi, ketika masih berada dalam posisi status "membidik" berbagai macam target, ialah kebebasan absolut yang menghampiri tanpa harus merasa terkekang.
Pelajaran berharga dapat ditemukan dalam peristiwa kesehariaan. Sesuatu yang sifatnya terakhir dan terbaik memang selalu menanti di penghujung. Jangan pernah gegabah dalam bertindak dan berucap. Kesiapan secara komprehensif, konsisten serta meluruskan niat adalah lebih utama.
*****
Ilustrasi (Foto: Gointime)
Disadari atau tidak, tampaknya ketulusan selalu menjadi sebuah hal yang "mahal". Pada kenyataannya, analogi dalam hal ketertarikan-sosial pada beda jenis ialah hampir persis seperti perdagangan, ada jual dan beli. Ada yang selalu diuntungkan dan ada yang menguntungkan.
Meskipun paramater keadilan atau keseimbangan dalam hal memberi atau diberi tersebut rasanya tak pernah berlaku di dunia afeksi semacam itu. Dan, bagaimana mungkin dapat selalu memberi tanpa bermaksud menuntut, bagaimana mungkin dapat selalu menerima, padahal hati tak seirama dengan keinginan nyata.
Masa lalu selalu menjadi pelajaran. Kini masa lalu sukses mengonstruksi pikiran dan pola berpikir. Terima kasih pada masa lalu yang menyadarkan, betapa pada akhirnya logika atau akal lebih mampu mendominasi dan menguasai daripada mengikuti bisik-bisik hati yang rupanya semu.
Memang bukan sebuah hal permainan, dan bukan untuk main-main. Akan tetapi, ketika masih berada dalam posisi status "membidik" berbagai macam target, ialah kebebasan absolut yang menghampiri tanpa harus merasa terkekang.
Pelajaran berharga dapat ditemukan dalam peristiwa kesehariaan. Sesuatu yang sifatnya terakhir dan terbaik memang selalu menanti di penghujung. Jangan pernah gegabah dalam bertindak dan berucap. Kesiapan secara komprehensif, konsisten serta meluruskan niat adalah lebih utama.
*****
Ilustrasi (Foto: Gointime)
Comments
Post a Comment