Seperti kehilangan jejak mengenai sosok "sambil lalu" yang ditemui di salah satu bank swasta di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bila menelisik lebih dalam, yang ditemui hanya sedikit rasa sesal yang mengarah kepada kata "mengapa?" membuatnya berlalu begitu saja.
Ada awal pertemuan, pastilah ada akhir dari perjumpaan. Meski tak sampai 60 menit berada di dalam area pelayanan customer service di salah satu institusi perbankan swasta dalam negeri, namun dampak "terngiangnya" masih berlanjut hingga menginjak satu tahun.
Seketika itu media sosial diharapkan bisa mengambil peranan penting dalam upaya komunikasi jarak jauh. Tanpa harus mengetahui berapa nomor kontaknya, browsing di google dengan memasukkan nama panjangnya diharap mampu menemukan secercah informasi mengenai individu yang bersangkutan.
Akan tetapi, tak jua ditemukan sang penawar rasa penasaran itu. Satu-satunya cara yang bisa dianggap nekat ialah, bertanya langsung kepada salah satu rekan kerjanya di institusi perbankan konvensional tersebut. Harus meluangkan sedikit waktu, atas alasan mencetak kembali buku tabungan yang bisa dilayani di bagian CSO.
Namun, sepertinya menanyakan mengenai informasi keberadaannya tidaklah etis, walau tak ada salahnya untuk dicoba.
Mengapa tetap terngiang meski telah dilahap waktu hingga berbulan-bulan. Bilamana sudah digariskan menurut skenario-Nya, tentulah akan ada perjumpaan di suatu hari nanti.
Situs jejaring sosial memang dapat diandalkan untuk mencari-cari kawan lama atau menemukan profil seseorang. sayangnya, sebagian dari mereka mungkin tak sadar membiarkan orang lain untuk tak dapat menemukannya, lantaran mengganti nama akun situs jejaringnya dengan penamaan yang berbeda dengan nama aslinya.
Pelajaran bagi para facebook'ers atau twitter'ers, pasanglah nama Anda sesuai yang tertera di Kartu Tanda Penduduk. Sebab, itu akan lebih mudah dicari bagi mereka yang berniat untuk mencari dan berkenalan serta berkepentingan dengan Anda.
Sayangnya, inisial "WR" ini hanya sementara ditugaskan pada institusi keuangan swasta yang memiliki 3 digit huruf sebagai nama akronim dan mengusung dominasi warna biru sebagai seragam keseharian pegawainya, yang kebetulan ia sedang ditempatkan di cabang area perkantoran perusahaan media terkemuka, yang letaknya tak jauh dari stasiun Gondangdia.
Yang membuat tetap terkenang, hanya gara-gara penulis selalu salah dalam menuliskan kembali tanda tangan untuk pengajuan pembukaan rekening baru. Ia juga bercerita bahwa dirinya memiliki sanak saudara yang domisilinya tak jauh dari kampus swasta, yang letaknya tak jauh dari Universitas Gunadarma (Kelapa Dua, Depok).
Sliweran pikiran menyimpulkan bahwa mungkin ia pun apabila pulang, menunggangi moda transportasi darat yang sama. Sekalipun tak sampai menghabiskan waku 3600 detik berada di depannya, ia sudah begitu dekat bertanya mengenai hal-hal yang mungkin sepatutnya ditanyakan kepada seorang teman yang telah cukup akrab dikenalnya.
Pertemuan singkat, bukan berarti menghasilkan kelupaan sesaat. Entahlah. Mungkin apabila "WR" melihat dan membaca celotehan ini, mungkin semua akan dapat tercerahkan dan membuka "tabir penasaran" yang sampai detik ini belum tersingkap.
Mungkin akan tetap menjadi misteri, atau berubah menjadi sebuah hal yang jauh lebih buruk, melupakan.
*****
Ada awal pertemuan, pastilah ada akhir dari perjumpaan. Meski tak sampai 60 menit berada di dalam area pelayanan customer service di salah satu institusi perbankan swasta dalam negeri, namun dampak "terngiangnya" masih berlanjut hingga menginjak satu tahun.
Seketika itu media sosial diharapkan bisa mengambil peranan penting dalam upaya komunikasi jarak jauh. Tanpa harus mengetahui berapa nomor kontaknya, browsing di google dengan memasukkan nama panjangnya diharap mampu menemukan secercah informasi mengenai individu yang bersangkutan.
Akan tetapi, tak jua ditemukan sang penawar rasa penasaran itu. Satu-satunya cara yang bisa dianggap nekat ialah, bertanya langsung kepada salah satu rekan kerjanya di institusi perbankan konvensional tersebut. Harus meluangkan sedikit waktu, atas alasan mencetak kembali buku tabungan yang bisa dilayani di bagian CSO.
Namun, sepertinya menanyakan mengenai informasi keberadaannya tidaklah etis, walau tak ada salahnya untuk dicoba.
Mengapa tetap terngiang meski telah dilahap waktu hingga berbulan-bulan. Bilamana sudah digariskan menurut skenario-Nya, tentulah akan ada perjumpaan di suatu hari nanti.
Situs jejaring sosial memang dapat diandalkan untuk mencari-cari kawan lama atau menemukan profil seseorang. sayangnya, sebagian dari mereka mungkin tak sadar membiarkan orang lain untuk tak dapat menemukannya, lantaran mengganti nama akun situs jejaringnya dengan penamaan yang berbeda dengan nama aslinya.
Pelajaran bagi para facebook'ers atau twitter'ers, pasanglah nama Anda sesuai yang tertera di Kartu Tanda Penduduk. Sebab, itu akan lebih mudah dicari bagi mereka yang berniat untuk mencari dan berkenalan serta berkepentingan dengan Anda.
Sayangnya, inisial "WR" ini hanya sementara ditugaskan pada institusi keuangan swasta yang memiliki 3 digit huruf sebagai nama akronim dan mengusung dominasi warna biru sebagai seragam keseharian pegawainya, yang kebetulan ia sedang ditempatkan di cabang area perkantoran perusahaan media terkemuka, yang letaknya tak jauh dari stasiun Gondangdia.
Yang membuat tetap terkenang, hanya gara-gara penulis selalu salah dalam menuliskan kembali tanda tangan untuk pengajuan pembukaan rekening baru. Ia juga bercerita bahwa dirinya memiliki sanak saudara yang domisilinya tak jauh dari kampus swasta, yang letaknya tak jauh dari Universitas Gunadarma (Kelapa Dua, Depok).
Sliweran pikiran menyimpulkan bahwa mungkin ia pun apabila pulang, menunggangi moda transportasi darat yang sama. Sekalipun tak sampai menghabiskan waku 3600 detik berada di depannya, ia sudah begitu dekat bertanya mengenai hal-hal yang mungkin sepatutnya ditanyakan kepada seorang teman yang telah cukup akrab dikenalnya.
Pertemuan singkat, bukan berarti menghasilkan kelupaan sesaat. Entahlah. Mungkin apabila "WR" melihat dan membaca celotehan ini, mungkin semua akan dapat tercerahkan dan membuka "tabir penasaran" yang sampai detik ini belum tersingkap.
Mungkin akan tetap menjadi misteri, atau berubah menjadi sebuah hal yang jauh lebih buruk, melupakan.
*****
Comments
Post a Comment