Skip to main content

Lebih Baik Disini, Rumah Kita Sendiri (Bagian III-Habis)

Berjalan kaki menelusuri jalan di bawah kolong rel kereta jabodetabek (Gondangdia - Jakarta), Anda bisa menempuh perjalanan sekira 10 sampai 15 menit untuk sampai di lokasi kedubes AS. Lokasi berada di jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Dari luar, terlihat tembok besar dengan kawat bundah berduri yang diletakkan di bagian atas tembok tersebut. Penjagaan cukup diperhatikan dengan sangat, mulai dari mencocokkan daftar nama (yang sebelumnya telah terdaftar dan mendapatkan jadwal interview), pemeriksaan barang bawaan, persis seperti di bandara hingga pendataan sidik jari serta wawancara.

Agak sedikit "menyeramkan" sebelum memasuki gerbang kedubes yang satu ini, pasalnya penjagaan sangat ketat, CCTV tentu disebar diberbagai titik, salah tingkah sedikit saja rasanya bakal dicurigakan. Tak perlu berbusana necis alias formal (seperti orang mau ngelamar kerja), karena toh banyak juga yang pakai pakaian santai, ada yang pakai celana jeans serta baju berkerah.

Pemohon VISA tidak diperkenankan membawa alat komunikasi untuk memasuki area dalam kedubes, sehingga, barang serta telefon genggam bisa dititipkan. Tidak diperbolehkan juga membawa kamera di dalam kedubes. Semua barang dititipkan kepada petugas. Yang boleh dibawa ke dalam hingga tiba giliran interview hanya dokumen atau berkas yang diperlukan saja.

Tak disangka, di dalam area penjagaan ketat tersebut, begitu memasuki bagian dalamnnya, ternyata ada lapangan basket. Kesan yang timbul justru berubah dari perkiraan daerah mirip hotel prodeo (bila dilihat dari luar), menjadi kawasan persis kampus (setelah masuk ke dalam). Kemudian, para pemohon VISA berbaris di loket luar untuk mendapatkan nomor kelompok.

Usai mendapatkan nomor kelompok, pemohon VISA dipersilakan menunggu di area tunggu (masih tetap di outdoor), di mana area ini terdapat sajian minuman atau makanan untuk para pemohon VISA, walau tampaknya tidak gratis, sepertinya bayar bila ingin mencicipinya (penulis hanya sebatas mengamati). Setelah nomor kelompok dipanggil, pemohon VISA memasuki sebuah ruangan (indoor).

Di ruangan ini, Anda akan didata sidik jari dan menanti dipanggil untuk interview. Ruangan ini tidak terlalu lapang, sebagian besar dipenuhi dengan kursi-kursi, rak buku, galon air minum, dan satu TV layar besar, yang memang ditujukan untuk para penunggu antrean interview, agar tidak bosan.

Jauh dari perkiraan, di mana interview umumnya dilakukan di sebuah ruang khusus, lebih private dan tak terdengar suara keramaian. Namun, area interview ini dilakukan dengan cara berdiri pada loket-loket yang persis ketika hendak membeli tiket kereta api. Di loket tersebut, hanya dipisahkan dengan kaca, terdapat pengeras suara dan lubang berbentuk memanjang untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan.

Wawancara ini berlangsung relatif cepat, tak sampai 15 menit. Pertanyaan akan mengalir dan beragam sekehendak sang penginterview-nya. Mereka adalah bule, namun sepengetahuan penulis, ada satu pewawancara kedubes AS yang memiliki wajah khas orang timur tengah.

Salam dan pertanyaan yang diajukan mulanya dengan bahasa Indonesia, berikutnya, seperti intuisi, Anda boleh menjawab dengan salam dalam bahasa Inggris atau menjawab pertanyaan dengan bahasa Inggris maupun dengan bahasa Indonesia. Tidak ada masalah, namun lagi-lagi tampaknya, bahasa Inggris menjadi penilaian plus yang sangat mendukung bagi Anda agar tingkat kepercayaan mereka berada dalam posisi "aman" terhadap Anda.

Setelah interview dirasa cukup dan jelas, berdasarkan pengalaman penulis, ia akan mematikan speaker, berdiskusi dengan rekannya, mungkin berpikir dan menimba-nimba atau mempertimbangkan apakah si pemohon VISA USA ini akan lolos atau tidak. Pada akhirnya, di hari itu juga, akan keluar hasil "analisis" mereka terhadap si pemohon VISA.

Bentuk hasil lolos atau tidaknya VISA itu, melalui selebaran merah atau putih. Yang berwarna putih, tandanya Anda berhasil mendapatkan VISA dan tertera tanggal pengambilan VISA untuk segera mengambil kembali paspor Anda. Sementara lembar merah, merupakan bukti otentik bahwa Anda gagal dengan alasan tertentu, yang bisa Anda baca dan Anda pahami (seperti gambar pada judul "Lebih Baik Disini, Rumah Kita Sendiri" bagian I).

Bagi yang gagal, tak perlu berkecil hati karena Anda masih bisa mengajukan permohonan VISA di kemudian hari, dengan catatan, tentu kalau Anda tidak kapok dan masih punya semangat serta finansial yang memadai untuk mengajukan permohonan VISA itu kembali.

Namun pilihan tetap ditangan Anda, mungkin kalau gak penting-penting banget, sebaiknya "Lebih Baik Disini, Rumah Kita Sendiri" atau bila benar-benar ingin berlibur ke luar negeri, masih ada alternatif di beberapa negara Asia yang tidak perlu memerlukan VISA, namun cukup menggunakan paspor.

*****

(Foto: Screenshot Google Earth)

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Balik Nama atau Ubah Nama Sepeda Motor

Balik nama motor itu penting, karena daripada capek-capek bolak-balik pinjem KTP asli pemilik motor lama, maka balik nama bisa memudahkan kita untuk bayar pajak pakai KTP sendiri. Selain itu, dari sisi psikologis juga, motor kesayangan itu sudah benar-benar 100 persen milik kita (perasaannya sih gitu), jadi lebih enak aja. Sebelumnya penulis belum tahu sama sekali dengan proses balik nama. Ya, karena ini baru pertama kali. Seharusnya balik nama itu enggak lama setelah Anda membeli kendaraan, jadi kalau entar-entaran lama-lama jadi males, eh tau-tau sudah kelewat dari jatuh tempo pajak motor tahunan. Terus kena denda deh. Tp sebaiknya memang satu bulan sebelum jatuh tempo pajak motor udah disiapin dan segera cabcus cari waktu ke kantor Samsat. Oh ya, di sini penulis ingin berbagi cerita nyata proses balik nama kendaraan motor. Sebelum berangkat, ada baiknya Anda cari-cari informasi melalui teman, saudara, atau cari di internet bagaimana proses balik nama kendaraan motor. Rupanya...

Pengalaman Balik Nama BPKB Sepeda Motor

Setelah proses balik nama STNK sudah selesai dan Anda mendapatkan STNK baru , maka langkah berikutnya ialah mengurus BPKB di Direktorat Kepolisian Polda Metro Jaya yang terletak di dekat halte bus Transjakarta Semanggi, Jakarta Pusat. Untuk orang yang baru pertama ngurus BPKB, sebenarnya penulis agak kebingungan tentang bagaimana kepengurusan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) balik nama dan mengapa tidak bisa dicetak atau diurus di Samsat kota Depok? Penulis tidak tahu mengapa harus di Polda Metro Jaya Semanggi, mungkin karena area perkantorannya lebih luas atau pengurusannya lebih fokus pada satu bidang BPKB, maka pelayanan bisa lebih maksimal. Terbukti benar, pelayanan cukup cepat walau di siang hari sudah banyak yang antre. Mungkin bila Anda lebih awal datang ke Polda, maka tidak terlalu mendapatkan antrean di belakang. Seperti kantor pada umumnya, pelayanan beroperasi di jam kerja atau weekdays. Kalau penulis tidak salah karena sifatnya dugaan (maaf kalau salah tolong di...

Pengalaman mengurus balik nama motor, pajak tahunan dan ganti kaleng (plat) di Samsat Kelapa Dua Tangerang

Sebagai warna negara yang baik, tentu kita perlu untuk memenuhi apa yang diharuskan bagi setiap pemilik kendaraan bermotor, yakni membayar pajak. Oleh karena kini sudah berdomisili di Kabupaten Tangerang, tepatnya di wilayah kecamatan Curug, maka Anda yang beralamat di wilayah tersebut bisa mengurus seperti balik nama kendaraan bermotor, pajak tahunan dan ganti kaleng alias plat di Samsat Induk Kelapa Dua Tangerang. Penulis mengalami sendiri, karena berdomisili di Curug, maka tidak dapat mengurus seperti balik nama ranmor, dan lain-lain di Samsat Tangerang (Cikokol). Yang beralamat di Curug diarahkan untuk mengurus ke Samsat Kelapa Dua Tangerang. Perlu diperhatikan kalau Anda mengetikkan kata kunci di Google "Samsat Kelapa Dua Tangerang", maka hasil pencarian teratas akan menunjukkan "Gerai Samsat Kelapa Dua". Kalau Anda ingin cek fisik, mengurus balik nama hingga ganti kaleng secara mandiri (ngurus sendiri), maka di gerai tersebut tampaknya tidak bisa m...