Lirik lagu Maidany yang berjudul jangan jatuh cinta cukup menohok jiwa, apa pasal? lagu ini berasa menyentil lubuk hati yang cukup dalam. Hmm, lirik nasyid yang satu ini bila diresapi setiap baitnya berisi torehan-torehan yang memang seharusnya diperhatikan.
Bahwasanya, mencari pasangan hidup itu seharusnya, sebaiknya dan sesuai dengan syariat-Nya, tidak menggunakan cara-cara konvensional yang dianggap banyak orang adalah benar.
Lirik dalam lagu tersebut juga bernada do'a, yang berbunyi "Tuhanku berikan aku cinta yang kau titipkan, bukan cinta yang ku tanam,". Sebuah frasa yang menunjukkan bentuk "kepasrahan" kepada dzat yang Maha Pengatur. Lirik ini juga menunjukkan harapan bahwa jodoh takkan tertukar, sebab semua telah digariskan dan tertulis di Lauh Mahfudz.
Kita adalah muslim, yang seharusnya mengerti tentang agama kita sendiri. Seharusnya dapat menyikapi segala permasalahan apapun dengan penuh ikhlas atas segala ketetapannya. Namun, ikhtiar tidak dengan cara-cara konvensional yang justru dijadikan kamuflase untuk mempermulus pintu-pintu bisikan setan.
Bila cara konvensional dirasa benar, tentu ada yang salah dari cara pandang mengenai qada dan qadar-Nya. Ikhtiar itu memang perlu untuk merubah nasib, namun ada kalanya dalam konteks tertentu, kita tak perlu berbuat berlebihan dengan menetapkan sesuatu yang mungkin belum pasti atau bahkan tidak akan ditetapkan oleh-Nya.
Permasalahan rumit ini memang perlu ditelaah secara logika yang dibarengi dengan iman. Bila telah mendobrak batas-batas syariat tersebut, tentulah secara tidak langsung kita telah berada dalam zona ketakaburan.
Lalu, apa yang mesti dilakukan? haruskah helaan nafas panjang selalu menjadi tanda kesesalan, meski hanya diri sendiri yang mengetahui. Atau, dinamika hati yang akan terus menjelma menjadi ketakutan-ketakutan masa depan?
Seharusnya, kita lebih banyak berintrospeksi.
*****
Bahwasanya, mencari pasangan hidup itu seharusnya, sebaiknya dan sesuai dengan syariat-Nya, tidak menggunakan cara-cara konvensional yang dianggap banyak orang adalah benar.
Lirik dalam lagu tersebut juga bernada do'a, yang berbunyi "Tuhanku berikan aku cinta yang kau titipkan, bukan cinta yang ku tanam,". Sebuah frasa yang menunjukkan bentuk "kepasrahan" kepada dzat yang Maha Pengatur. Lirik ini juga menunjukkan harapan bahwa jodoh takkan tertukar, sebab semua telah digariskan dan tertulis di Lauh Mahfudz.
Kita adalah muslim, yang seharusnya mengerti tentang agama kita sendiri. Seharusnya dapat menyikapi segala permasalahan apapun dengan penuh ikhlas atas segala ketetapannya. Namun, ikhtiar tidak dengan cara-cara konvensional yang justru dijadikan kamuflase untuk mempermulus pintu-pintu bisikan setan.
Bila cara konvensional dirasa benar, tentu ada yang salah dari cara pandang mengenai qada dan qadar-Nya. Ikhtiar itu memang perlu untuk merubah nasib, namun ada kalanya dalam konteks tertentu, kita tak perlu berbuat berlebihan dengan menetapkan sesuatu yang mungkin belum pasti atau bahkan tidak akan ditetapkan oleh-Nya.
Permasalahan rumit ini memang perlu ditelaah secara logika yang dibarengi dengan iman. Bila telah mendobrak batas-batas syariat tersebut, tentulah secara tidak langsung kita telah berada dalam zona ketakaburan.
Lalu, apa yang mesti dilakukan? haruskah helaan nafas panjang selalu menjadi tanda kesesalan, meski hanya diri sendiri yang mengetahui. Atau, dinamika hati yang akan terus menjelma menjadi ketakutan-ketakutan masa depan?
Seharusnya, kita lebih banyak berintrospeksi.
*****
Comments
Post a Comment