Menulis itu seperti berkata-berkata dengan rangkaian sebuah kata yang disusun sedemikian rupa. Entah sejak kapan gemar menulis, mungkin karena dari dahulu sudah sering dijejali dengan mata pelajaran atau mata kuliah yang mengharuskan goresan pena membentuk paragraf-paragraf panjang alias ngarang bebas.
Mungkin bisa juga karena profesi jurnalistik yang satu ini, berpengaruh besar pada kegemaran menulis. Karena mau tidak mau, urusan tulis & menulis sudah menjadi santapan sehari-hari yang senang atau tidak senang, harus dilakoni.
Tetapi satu hal yang menjadi alasan mengapa blog ini pun terbentuk, karena semua perlu dituangkan dalam bentuk tulisan. Sehingga, semakin terasahlah kemampuan merangkai huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf dan seterusnya.
Selain itu, menulis juga sebenarnya mudah dan murah, lebih mendalami apa yang ingin dituang dari benak atau pikiran. Satu hal lagi, menulis bernilai historis, sehingga akan dapat dibaca kapanpun dan di manapun oleh orang lain.
Memang sedikit banyak mood berpengaruh terhadap kualitas tulisan, bila tulisan terlalu panjang pun kadang membosankan. Untuk itulah bagi sebagian orang, membaca koran dengan tulisan panjang sangat merepotkan. Boro-boro ia baca satu demi satu paragraf dari awal hingga akhir, membaca judul beritanya saja rasanya sudah cukup dan kalau sekiranya dirasa kurang menarik, lanjut ke halaman berikut.
Bedanya di media online pun demikian, meskipun sama-sama menyuguhkan berita, perihal istilah kuantitas, identik dengan menulis sebanyak-banyaknya, namun dikemas dengan banyak judul artikel yang berbeda-beda. Mungkin di sinilah kekuatan media online, saking mengandalkan kecepatan, berita satu atau dua paragaf pun jadi dan segera dapat diposting.
Meskipun menulis bisa dibilang sebagai hobi, namun ia lebih halus bila diartikan sebagai "penerjemahan" bahasa hati dan pikiran menjadi satu bentuk karya orisinil. Di dalamnya, orang bisa menilai seperti apa watak si penulis, seperti apa sifat atau karakter penulis dan sebagainya.
Bahkan, bila tulisan dalam blog semacam ini pun tak banyak yang membaca atau sama sekali tidak ada yang mengetahui tulisan ini, penulis cukup berbahagia dengan apa yang telah ia tulis. Untuk kesenangan pribadi, menulis tampak seperti hiburan tanpa perlu mengeluarkan biaya mahal.
Hasil tulisannya pun bisa dinikmati sendiri dan suatu waktu bisa dibaca kembali, untuk sekedar bernoslalgia dengan penyantuman tanggal atau detik serta mengetahui tema/kondisi apa sehingga tulisan itu dibuat. Terlebih rutinitas menjadi seorang yang katanya jurnalis, menuntut diri untuk menulis dalam bahasa yang baku serta terstruktur.
Akan tetapi, dengan wadah lain semacam blog, eksplorasi penulisan kreatif bisa dipacu dengan bebas tanpa perlu ada tembok penghalang maupun aturan tertentu. Selamat menulis.
*****
(Foto: Ilustrasi)
Mungkin bisa juga karena profesi jurnalistik yang satu ini, berpengaruh besar pada kegemaran menulis. Karena mau tidak mau, urusan tulis & menulis sudah menjadi santapan sehari-hari yang senang atau tidak senang, harus dilakoni.
Tetapi satu hal yang menjadi alasan mengapa blog ini pun terbentuk, karena semua perlu dituangkan dalam bentuk tulisan. Sehingga, semakin terasahlah kemampuan merangkai huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf dan seterusnya.
Selain itu, menulis juga sebenarnya mudah dan murah, lebih mendalami apa yang ingin dituang dari benak atau pikiran. Satu hal lagi, menulis bernilai historis, sehingga akan dapat dibaca kapanpun dan di manapun oleh orang lain.
Memang sedikit banyak mood berpengaruh terhadap kualitas tulisan, bila tulisan terlalu panjang pun kadang membosankan. Untuk itulah bagi sebagian orang, membaca koran dengan tulisan panjang sangat merepotkan. Boro-boro ia baca satu demi satu paragraf dari awal hingga akhir, membaca judul beritanya saja rasanya sudah cukup dan kalau sekiranya dirasa kurang menarik, lanjut ke halaman berikut.
Bedanya di media online pun demikian, meskipun sama-sama menyuguhkan berita, perihal istilah kuantitas, identik dengan menulis sebanyak-banyaknya, namun dikemas dengan banyak judul artikel yang berbeda-beda. Mungkin di sinilah kekuatan media online, saking mengandalkan kecepatan, berita satu atau dua paragaf pun jadi dan segera dapat diposting.
Meskipun menulis bisa dibilang sebagai hobi, namun ia lebih halus bila diartikan sebagai "penerjemahan" bahasa hati dan pikiran menjadi satu bentuk karya orisinil. Di dalamnya, orang bisa menilai seperti apa watak si penulis, seperti apa sifat atau karakter penulis dan sebagainya.
Bahkan, bila tulisan dalam blog semacam ini pun tak banyak yang membaca atau sama sekali tidak ada yang mengetahui tulisan ini, penulis cukup berbahagia dengan apa yang telah ia tulis. Untuk kesenangan pribadi, menulis tampak seperti hiburan tanpa perlu mengeluarkan biaya mahal.
Hasil tulisannya pun bisa dinikmati sendiri dan suatu waktu bisa dibaca kembali, untuk sekedar bernoslalgia dengan penyantuman tanggal atau detik serta mengetahui tema/kondisi apa sehingga tulisan itu dibuat. Terlebih rutinitas menjadi seorang yang katanya jurnalis, menuntut diri untuk menulis dalam bahasa yang baku serta terstruktur.
Akan tetapi, dengan wadah lain semacam blog, eksplorasi penulisan kreatif bisa dipacu dengan bebas tanpa perlu ada tembok penghalang maupun aturan tertentu. Selamat menulis.
*****
(Foto: Ilustrasi)
Comments
Post a Comment