Skip to main content

Catatan Seorang yang Katanya Jurnalis (Bagian II)

Berjibaku dengan peristiwa serta menulis menjadi hal biasa yang merupakan rutinitas keseharian dengan jam kerja yang dibatasi. Eits! tapi tunggu dulu, berbicara masalah jam kerja pada profesi yang satu ini, boleh jadi seseorang akan tertarik dengan pekerjaan ini lantaran jam kerjanya yang fleksibel, namun jangan dikira, justru fleksibel itulah yang menghadirkan tantangan-tantangan yang tidak terduga.

Bisa dibayangkan sedang santai-santainya mengetik sebuah berita, eitss! santai? santai itu kalau salah satu jari telah ditekan pada absen finger-print ketika hendak pulang. Ketika masih berada di kantor misalnya, menerjemahkan berita asing ke dalam bahasa Indonesia membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Terlebih beberapa berita asing memiliki gaya bahasanya sendiri yang terkadang sulit dimengerti.

Ketika sedang seru-serunya melansir berita asing tersebut, dipanggilah oleh pak bos (sebutan redaktur) untuk mencari berita si anu atau peristiwa anu. Sontak, mood menulis berita yang tadinya akan dirampungkan justru harus segera fokus pada isu yang lain. Inilah mengapa diperlukan kesigapan penuh, selama berada di kantor maupun lapangan, pak bos bisa saja mengarahkan anak buahnya untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain, sungguh "tentara" sekali.

Tak jauh beda antara di media online maupun cetak atau mungkin elektronik, prinsip kerjanya sama, hanya yang membedakan seperti apa platform penyajian berita tersebut. Salah satu tantangan yang menarik adalah, bagaimana reporter media online itu, menghasilkan berapa jumlah berita yang dibuat dalam waktu sehari?

Nyatanya, beberapa media online sebenarnya memiliki kebijakan masing-masing. Ada media online yang dituntut "kuantitas", namun tanpa mengabaikan "kualitas" dan ada juga media yang tidak mengharuskan kuantitas, tetapi berita tersebut harus bisa dipastikan menarik minat pembaca yang tinggi.

Misalnya saja, liputan produk teknologi semacam peluncuran gadget iPhone terbaru atau Galaxy Tab terbaru, segelintir orang tentu ingin tahu perkembangan terkini maupun berapa banderol harga gadget anyar tersebut? Pembaca pun sudah barang tentu memiliki tingkat ketertarikan tinggi, sehingga nilai berita itu menjadi meroket, terlebih di poles dengan sentuhan judul yang "seksi".

Berbicara judul, ini pula yang membedakan antara media yang satu dengan media yang lain. Peristiwa boleh sama, tetapi penyajian artikel beritanya tentu berbeda antara wartawan yang satu dengan wartawan yang lain. Menentukan judul dengan angle atau sudut pandang tertentu sah-sah saja, selama itu merupakan fakta yang kemudian dijelaskan secara runut di dalam tubuh berita dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hmm, rasanya tidak etis menyebut nama media online. Berbagai media online saat ini ternyata mulai menjamur dan beberapa media cetak pun "ikut-ikut-an" menyediakan platform online-nya untuk menyuguhkan berita melalui internet. Dan, umumnya media online terbesar ini berkantor pusat di Jakarta, selebihnya di daerah merupakan kontributor-kontributor yang melaporkan berita ke pusat.

Media online tak terlepas dari unsur kebijakan perusahaan. Wartawan harus mematuhi terhadap ketentuan atau aturan yang dibuat perusahaan, bahkan elemen politik pun sudah menjadi hal yang tak asing lagi dalam tubuh perusahaan media. Arahan pun dilancarkan untuk jangan sembarangan menulis berita tentang si anu, atau peristiwa tertentu yang bisa berdampak negatif terhadap citra perusahaan.

Jurnalis yang kemudian tampak menjadi "korban", mengapa dikatakan demikian? karena sudah seharusnya seorang wartawan memberitakan fakta dan masyarakat perlu tahu akan hal itu. Seperti yang juga digaung-gaungkan mengenai kebebasan pers, buktinya, di media mana Anda bekerja, di situlah Anda harus patuh terhadap kebijakan atau kepentingan perusahaan.

Namun, izinkan seorang yang katanya jurnalis ini menuturkan bahwa profesi wartawan sungguh sangat luar biasa hebatnya. Luar biasa dalam arti, media merupakan jembatan, seperti tali penghubung antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Media juga sebagai sarana edukasi dan informasi, dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu.

Selama Anda tetap memperoleh hak Anda (gaji) atau dibayar oleh perusahaan media tempat Anda bekerja, selagi pemberitaan itu tetap benar dan rasional, walau sedikit "dipilah-pilihkan" oleh perusahaan, bertahanlah menghadapi tekanan dan bekerjalah sedamai mungkin, tanpa perlu berpikir terlalu panjang, jalani dan jangan dijadikan beban. Maka, Anda akan tetap berada dalam jalur Anda dengan selamat.

Secara perlahan, namun pasti, opini masyarakat bisa terbentuk oleh karena hanya membaca satu artikel yang ditulis satu orang jurnalis. Dampaknya, seluruh masyarakat (yang kebetulan membaca), menjadi terpengaruh dan menentukan penilaiannya sendiri terhadap suatu isu.

Perlu diketahui, profesi yang satu ini begitu dihormati oleh para pemegang kepentingan atau kekuasaan. Kesejahteraan 'dadakan' pun bisa diraih melalui jalan "kotor" (apabila tidak tegas menolak pemberian apapun oleh siapapun), yang tentu ini merupakan hal yang tidak dipungkiri lagi, dan bisa berimbas terhadap konten atau isi tulisan berita.

Profesi yang satu ini juga bisa dipakai oleh para oknum, yang mungkin tak mengaku bahwa dirinya merupakan bodrek. Karena sungguh tak terciri penampilan seorang jurnalis. Dengan pakaian santai, atau bergaya menyerupai mahasiswa yang hendak kuliah pun, bisa-bisa saja.

Hebatnya lagi, profesi ini mampu "mendobrak" sebuah dinding, di mana bagi orang biasa tentu tak memungkinkan untuk bertemu dengan para pejabat secara intens, bertemu pemimpin perusahaan atau orang penting lainnya, dan hanya jurnalis yang dengan penampilan "apa adanya" itu, berkomunikasi serta meraup informasi dari para eksekutif berjas dan berdasi. Tak ketinggalan, nomor kontak pribadi (apalagi wartawan infotainment), memiliki kewenangan untuk menghubungi narasumber, tokoh penting, pengamat, artis, pejabat dan lain-lain.

(Akan Berlanjut)

Ilustrasi (Foto: b2binbound)

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman mengurus balik nama motor, pajak tahunan dan ganti kaleng (plat) di Samsat Kelapa Dua Tangerang

Sebagai warna negara yang baik, tentu kita perlu untuk memenuhi apa yang diharuskan bagi setiap pemilik kendaraan bermotor, yakni membayar pajak. Oleh karena kini sudah berdomisili di Kabupaten Tangerang, tepatnya di wilayah kecamatan Curug, maka Anda yang beralamat di wilayah tersebut bisa mengurus seperti balik nama kendaraan bermotor, pajak tahunan dan ganti kaleng alias plat di Samsat Induk Kelapa Dua Tangerang. Penulis mengalami sendiri, karena berdomisili di Curug, maka tidak dapat mengurus seperti balik nama ranmor, dan lain-lain di Samsat Tangerang (Cikokol). Yang beralamat di Curug diarahkan untuk mengurus ke Samsat Kelapa Dua Tangerang. Perlu diperhatikan kalau Anda mengetikkan kata kunci di Google "Samsat Kelapa Dua Tangerang", maka hasil pencarian teratas akan menunjukkan "Gerai Samsat Kelapa Dua". Kalau Anda ingin cek fisik, mengurus balik nama hingga ganti kaleng secara mandiri (ngurus sendiri), maka di gerai tersebut tampaknya tidak bisa m

Lebih Baik Disini, Rumah Kita Sendiri (Bagian I)

Rasa nasionalis meledak bukan karena sedang nonton pertandingan bola timnas Indonesia, namun justru rasa kebanggaan dengan negara sendiri muncul pada saat ditolak dalam pengajuan VISA keluar negeri, ke USA. Bisa dibayangkan berapa uang yang mesti dikeluarkan dalam pengajuan permohonan VISA serta tinggal di negeri paman Sam tersebut, meski hanya beberapa hari. Untungnya semua biaya ditanggung oleh salah satu perusahaan elektronik terkemuka asal Jepang, yang memiliki Country Manager atau kantor cabang negara yang berlokasi di Jakarta timur. Komprehensifnya arsip, berkas dan surat ternyata mampu dikalahkan dengan "personal identity" yang mungkin mereka anggap belum layak untuk melancong ke negara super power tersebut. Padahal, surat beserta dokumen resmi lainnya telah dilampirkan, bahkan tiket reservasi hotel di Las Vegas pun telah dibukukan. Sekadar diketahui, event CES atau Consumer Electronic Show 2013 digelar pada awal Januari 2013. Di event akbar internasional ters

Pengalaman Balik Nama atau Ubah Nama Sepeda Motor

Balik nama motor itu penting, karena daripada capek-capek bolak-balik pinjem KTP asli pemilik motor lama, maka balik nama bisa memudahkan kita untuk bayar pajak pakai KTP sendiri. Selain itu, dari sisi psikologis juga, motor kesayangan itu sudah benar-benar 100 persen milik kita (perasaannya sih gitu), jadi lebih enak aja. Sebelumnya penulis belum tahu sama sekali dengan proses balik nama. Ya, karena ini baru pertama kali. Seharusnya balik nama itu enggak lama setelah Anda membeli kendaraan, jadi kalau entar-entaran lama-lama jadi males, eh tau-tau sudah kelewat dari jatuh tempo pajak motor tahunan. Terus kena denda deh. Tp sebaiknya memang satu bulan sebelum jatuh tempo pajak motor udah disiapin dan segera cabcus cari waktu ke kantor Samsat. Oh ya, di sini penulis ingin berbagi cerita nyata proses balik nama kendaraan motor. Sebelum berangkat, ada baiknya Anda cari-cari informasi melalui teman, saudara, atau cari di internet bagaimana proses balik nama kendaraan motor. Rupanya