Mario Teguh, sosok figur motivator yang namanya melejit melalui program tayangan di televisi. Kata-katanya terdengar inspiratif, mengemas realita kehidupan di masyarakat menjadi penyampaian yang bersifat lugas serta menyuguhkan gagasan solusi.
Bagi pendengar, terkadang komposisi bahasa yang ia gunakan perlu dicerna dengan lebih seksama. Sehingga, maksud yang dikemukakannya bisa diterima dengan mudah dan dipahami.
Program acaranya di salah satu televisi swasta nasional, menghadirkan tema-tema yang berbeda. Tema tersebut mulai dari kategori bisnis, keluarga, rumah tangga serta sosial. Audiens yang heterogen tentu menyaksikan tema tayangan itu dengan harapan mampu memberi wawasan baru. Dalam setiap pesan yang diungkapkannya, terkadang melontarkan "penyentilan" kecil, yang secara langsung atau tidak langsung, pendengar seolah akan merasakan di dalam dirinya. Kemudian, ia memberi penegasan melalui jawaban yang disampaikannya.
Kalau tidak salah, Mario Teguh pertama kali muncul di layar kaca, ketika itu ia hadir di O Channel. Lalu, di Metro TV dengan tajuk program acara Golden Ways. Sedikit banyaknya hal yang diungkap ketika ia tampil di televisi, menceritakan tentang kisah perjalanan hidupnya, yang dimulai dari titik nol. Ia merupakan mantan pegawai di salah satu Bank.
Dia juga menjadi Consultant Business (kalau tidak salah), yang kian membuatnya dikenal banyak orang sebagai motivator, kemudian muncul di televisi. Gaya bahasanya cukup menunjukkan beliau tipe orang yang bersahaja. Selain itu, dalam menjawab pertanyaan audiens, ia senantiasa memberikan gambaran umum, untuk kemudian diterjemahkan secara khusus, lalu memercikkan sentilan halus maupun membalikkan pertanyaan kepada si penanya.
Kadang, ia juga memiliki rumus yang ia buat sendiri dalam menyikapi berbagai problematika, mulai cakupan tema keluarga, seperti hubungan di antara anggota keluarga, company seperti atasan dengan bawahan dan sebaliknya, serta tema sosial seperti persahabatan atau yang menjurus kepada tema pernikahan.
Saya pikir, program acara yang dibawakannya adalah baik dan berkualitas. Ketimbang pada jam tayang yang sama, ada pula sinetron yang menampilkan cerita yang tampaknya tidak berkesudahan. Menyaksikan Mario Teguh dari awal acara hingga akhir, setidaknya penonton akan mendapatkan informasi yang bermanfaat serta sisi hiburan, karena seringkali dalam penyampaian yang diutarakannya, diselipi dengan candaan dan guyonan.
Namun, di samping sosok Mario Teguh dengan jumlah fans lebih dari satu juta di Facebook itu, tidak sedikit juga beberapa orang yang mungkin tidak menyukai, atau bahkan biasa saja dalam menanggapi program tayangannya tersebut. Hal itu memang hak setiap individu untuk menilai. Akan tetapi, selama pesan yang disampaikannya merupakan sesuatu yang positif, membangun jiwa dan menambah informasi, ketimbang program acara lain di televisi yang kiranya kurang bermanfaat, memilih untuk menyaksikan program acara Golden Ways adalah pilihan cerdas. Seyogianya, porsi durasi penayangan program acara tersebut, bisa dilebihkan oleh stasiun televisi yang bersangkutan.
*****
(Foto 'Crop': Facebook-MarioTeguh)
Bagi pendengar, terkadang komposisi bahasa yang ia gunakan perlu dicerna dengan lebih seksama. Sehingga, maksud yang dikemukakannya bisa diterima dengan mudah dan dipahami.
Program acaranya di salah satu televisi swasta nasional, menghadirkan tema-tema yang berbeda. Tema tersebut mulai dari kategori bisnis, keluarga, rumah tangga serta sosial. Audiens yang heterogen tentu menyaksikan tema tayangan itu dengan harapan mampu memberi wawasan baru. Dalam setiap pesan yang diungkapkannya, terkadang melontarkan "penyentilan" kecil, yang secara langsung atau tidak langsung, pendengar seolah akan merasakan di dalam dirinya. Kemudian, ia memberi penegasan melalui jawaban yang disampaikannya.
Kalau tidak salah, Mario Teguh pertama kali muncul di layar kaca, ketika itu ia hadir di O Channel. Lalu, di Metro TV dengan tajuk program acara Golden Ways. Sedikit banyaknya hal yang diungkap ketika ia tampil di televisi, menceritakan tentang kisah perjalanan hidupnya, yang dimulai dari titik nol. Ia merupakan mantan pegawai di salah satu Bank.
Dia juga menjadi Consultant Business (kalau tidak salah), yang kian membuatnya dikenal banyak orang sebagai motivator, kemudian muncul di televisi. Gaya bahasanya cukup menunjukkan beliau tipe orang yang bersahaja. Selain itu, dalam menjawab pertanyaan audiens, ia senantiasa memberikan gambaran umum, untuk kemudian diterjemahkan secara khusus, lalu memercikkan sentilan halus maupun membalikkan pertanyaan kepada si penanya.
Kadang, ia juga memiliki rumus yang ia buat sendiri dalam menyikapi berbagai problematika, mulai cakupan tema keluarga, seperti hubungan di antara anggota keluarga, company seperti atasan dengan bawahan dan sebaliknya, serta tema sosial seperti persahabatan atau yang menjurus kepada tema pernikahan.
Saya pikir, program acara yang dibawakannya adalah baik dan berkualitas. Ketimbang pada jam tayang yang sama, ada pula sinetron yang menampilkan cerita yang tampaknya tidak berkesudahan. Menyaksikan Mario Teguh dari awal acara hingga akhir, setidaknya penonton akan mendapatkan informasi yang bermanfaat serta sisi hiburan, karena seringkali dalam penyampaian yang diutarakannya, diselipi dengan candaan dan guyonan.
Namun, di samping sosok Mario Teguh dengan jumlah fans lebih dari satu juta di Facebook itu, tidak sedikit juga beberapa orang yang mungkin tidak menyukai, atau bahkan biasa saja dalam menanggapi program tayangannya tersebut. Hal itu memang hak setiap individu untuk menilai. Akan tetapi, selama pesan yang disampaikannya merupakan sesuatu yang positif, membangun jiwa dan menambah informasi, ketimbang program acara lain di televisi yang kiranya kurang bermanfaat, memilih untuk menyaksikan program acara Golden Ways adalah pilihan cerdas. Seyogianya, porsi durasi penayangan program acara tersebut, bisa dilebihkan oleh stasiun televisi yang bersangkutan.
*****
(Foto 'Crop': Facebook-MarioTeguh)
Comments
Post a Comment