Sedikit banyak L mengetahui mengenai sosok yang selama ini menghantuinya. Terkadang ia hadir, terkadang ia pergi, layaknya deburan ombak yang menyisir pantai yang sepi. Mungkin memang periodenya saat ini yang tak memungkinkan bagi L untuk berani berspekulasi, apalagi melancarkan "modus-modus" yang tak pasti.
Betapa lancangnya L, memberikan sebuah bingkisan yang mungkin dari segi nilai dan harga tak seberapa, di suatu hari di mana bertambah setahun usianya. Akan tetapi L ikhlas, terselip goresan tinta pulpen melalui secarik pesan singkat yang dapat ia baca, meski makna harfiahnya tampak bernuansa multi tafsir.
Ketika L melirik beberapa galeri foto yang terpampang di situs jejaring sosialnya, terlihat salah satu foto yang begitu menusuk rasa penasaran L. Pada foto itu, tidak hanya ia, teman dan keluarganya yang terlihat bahagia atas sandingan gelar yang baru saja diresmikan hari itu. Akan tetapi, L pikir, pria itu tampaknya bukan bagian dari sanak saudara atau pun keluarga besarnya. Kemungkinan dia adalah seorang yang dekat. Sedekat apa L pun tidak mengetahui. Hanya saja, dari ungkapan sahabatnya yang berbaik hati memberikan kesempatan bagi L untuk kenal dengannya mengatakan, ia telah menjalin status yang dikatakannya "khusus" dengan pria itu.
Sontak, sedikit hentakkan tersebut, bagi L belum menyurutkan azzamnya untuk tetap berprasangka baik. Rasa keingintahuan L yang kian meninggi, menjadikan L berani dan berterus terang menanyakan kabar kepastian jalinan hubungan itu. Terjawab sudah, dengan lugas ia katakan pada L, walau berlangsung singkat dengan hanya melalui fitur obrolan dari salah satu smartphone yang kini tengah digandrungi oleh segelintir kalangan.
Cerita tak berakhir sampai disitu, L tetap berazzam. Melihat jauh ke depan, berharap angin tak segera membawa L pada kubangan keputusasaan. Meski kini dalam diam, masih ada harapan bagi L sebelum daun kelapa yang masih muda dan berwarna kuning itu tersimpul menjadi simbol tertentu yang dinantikan banyak orang. Skenario-Nya tengah berjalan, menggiring L untuk tetap menjadi pribadi yang tegar dan menantikan suatu masa, di mana L memiliki seluruh kesiapan yang terdiri dari ragam aspek-aspek pendukung secara internal maupun eksternal. Sambil terus mengasah kematangan diri, serta bersiap menyongsong konsekuensi, dalam ruang kesabaran yang L pegang.
Dari sisi manapun, sosoknya hampir mendekati sempurna, meski tiada manusia yang sempurna. Namun cipta dan maha karya-Nya mengindikasikan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang begitu luas. Seluas harapan L, menanti keputusan-Nya yang terbaik. Walau dalam selimut perih melihat keduanya tampak erat, L yakin sosok yang dinantikannya itu adalah baik. Figure yang bila dinilai dari kacamata emosional maupun spiritual, memberi rasa optimis perihal keandalan dalam menjaga mahkota diri serta tetap dalam pagar batas yang telah digariskan-Nya.
Rezeki tiap individu memang berbeda, tak mesti menunggu lama usai perhelatan masa mengenakan toga, ia diterima di salah satu bank swasta terkemuka di tanah air. Sementara L, masih luntang-lantung di awal tahun untuk mencari-cari tempat di mana rezeki dari-Nya akan mengalir. Sepertinya L dan nya memiliki kesamaan, bukan karena dahulu sama-sama naik dan turun di stasiun kereta api yang sama, tetapi pada jenis pekerjaan favorit, yaitu berminat ingin menjadi bagian dari tenaga pekerja untuk kementerian negara, yang juga kini persaingan untuk memperoleh kursi pegawai tersebut, mendapati jumlah pesaing yang tidak sedikit.
Apakah ini yang dinamakan rasa ketertarikan pada lawan jenis yang biasa disebut-sebut dalam sinetron-sinetron di TV itu? Bagi L, perasaan itu lebih baik disimpan, bukan berarti didiamkan, namun dikelola menjadi sebuah tenaga untuk kian memperbaiki diri, introspeksi, lebih banyak merenung. Bahkan, mengingat kepada kematian.
Sosoknya, hanyalah bagian dari mimpi yang tidak perlu dikejar, karena cinta-Nya yang akan mempertemukan dua insan yang berbeda. L tak tahu bagaimana kisah yang terjadi beberapa pekan, bulan atau tahun ke depan, bila saja ternyata sosok "pangeran" yang tampil di sisinya, dalam foto itu ternyata lebih dahulu meminang. Tentu jalan cerita akan semakin mengerucut, menuju titik terang dari penantian yang selama ini tergenggam.
Bukan hal itu yang kiranya diinginkan, bukankah sebelum bertempur ke medan perang, seorang tentara harus memiliki kesiapan amunisi yang diperlukan? tentu L bukanlah tentara, melainkan L tetap seorang sederhana yang terus berupaya memperbaiki diri. Meniti, merakit dan merangkai rencana, sampai tiba detik yang tepat.
Adalah ijab kabul yang secara formal diselenggarakan di depan penghulu dan disaksikan kedua belah pihak. Sesungguhnya peristiwa bersejarah itu mencerminkan kesungguhan seseorang, yang juga kelak dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Maha Pencipta, guna menyempurnakan separuh dien dan membina wahana rumah tangga.
Seyogianya bunga yang tetap tumbuh indah, terlarang ia tersentuh sebelum waktunya tiba. Sebagai manifestasi dalam naungan cinta-Nya, kendaraan yang akan membawa hamba-hamba-Nya menuju Jannah.
*****
Betapa lancangnya L, memberikan sebuah bingkisan yang mungkin dari segi nilai dan harga tak seberapa, di suatu hari di mana bertambah setahun usianya. Akan tetapi L ikhlas, terselip goresan tinta pulpen melalui secarik pesan singkat yang dapat ia baca, meski makna harfiahnya tampak bernuansa multi tafsir.
Ketika L melirik beberapa galeri foto yang terpampang di situs jejaring sosialnya, terlihat salah satu foto yang begitu menusuk rasa penasaran L. Pada foto itu, tidak hanya ia, teman dan keluarganya yang terlihat bahagia atas sandingan gelar yang baru saja diresmikan hari itu. Akan tetapi, L pikir, pria itu tampaknya bukan bagian dari sanak saudara atau pun keluarga besarnya. Kemungkinan dia adalah seorang yang dekat. Sedekat apa L pun tidak mengetahui. Hanya saja, dari ungkapan sahabatnya yang berbaik hati memberikan kesempatan bagi L untuk kenal dengannya mengatakan, ia telah menjalin status yang dikatakannya "khusus" dengan pria itu.
Sontak, sedikit hentakkan tersebut, bagi L belum menyurutkan azzamnya untuk tetap berprasangka baik. Rasa keingintahuan L yang kian meninggi, menjadikan L berani dan berterus terang menanyakan kabar kepastian jalinan hubungan itu. Terjawab sudah, dengan lugas ia katakan pada L, walau berlangsung singkat dengan hanya melalui fitur obrolan dari salah satu smartphone yang kini tengah digandrungi oleh segelintir kalangan.
Cerita tak berakhir sampai disitu, L tetap berazzam. Melihat jauh ke depan, berharap angin tak segera membawa L pada kubangan keputusasaan. Meski kini dalam diam, masih ada harapan bagi L sebelum daun kelapa yang masih muda dan berwarna kuning itu tersimpul menjadi simbol tertentu yang dinantikan banyak orang. Skenario-Nya tengah berjalan, menggiring L untuk tetap menjadi pribadi yang tegar dan menantikan suatu masa, di mana L memiliki seluruh kesiapan yang terdiri dari ragam aspek-aspek pendukung secara internal maupun eksternal. Sambil terus mengasah kematangan diri, serta bersiap menyongsong konsekuensi, dalam ruang kesabaran yang L pegang.
Dari sisi manapun, sosoknya hampir mendekati sempurna, meski tiada manusia yang sempurna. Namun cipta dan maha karya-Nya mengindikasikan tanda-tanda kekuasaan-Nya yang begitu luas. Seluas harapan L, menanti keputusan-Nya yang terbaik. Walau dalam selimut perih melihat keduanya tampak erat, L yakin sosok yang dinantikannya itu adalah baik. Figure yang bila dinilai dari kacamata emosional maupun spiritual, memberi rasa optimis perihal keandalan dalam menjaga mahkota diri serta tetap dalam pagar batas yang telah digariskan-Nya.
Rezeki tiap individu memang berbeda, tak mesti menunggu lama usai perhelatan masa mengenakan toga, ia diterima di salah satu bank swasta terkemuka di tanah air. Sementara L, masih luntang-lantung di awal tahun untuk mencari-cari tempat di mana rezeki dari-Nya akan mengalir. Sepertinya L dan nya memiliki kesamaan, bukan karena dahulu sama-sama naik dan turun di stasiun kereta api yang sama, tetapi pada jenis pekerjaan favorit, yaitu berminat ingin menjadi bagian dari tenaga pekerja untuk kementerian negara, yang juga kini persaingan untuk memperoleh kursi pegawai tersebut, mendapati jumlah pesaing yang tidak sedikit.
Apakah ini yang dinamakan rasa ketertarikan pada lawan jenis yang biasa disebut-sebut dalam sinetron-sinetron di TV itu? Bagi L, perasaan itu lebih baik disimpan, bukan berarti didiamkan, namun dikelola menjadi sebuah tenaga untuk kian memperbaiki diri, introspeksi, lebih banyak merenung. Bahkan, mengingat kepada kematian.
Sosoknya, hanyalah bagian dari mimpi yang tidak perlu dikejar, karena cinta-Nya yang akan mempertemukan dua insan yang berbeda. L tak tahu bagaimana kisah yang terjadi beberapa pekan, bulan atau tahun ke depan, bila saja ternyata sosok "pangeran" yang tampil di sisinya, dalam foto itu ternyata lebih dahulu meminang. Tentu jalan cerita akan semakin mengerucut, menuju titik terang dari penantian yang selama ini tergenggam.
Bukan hal itu yang kiranya diinginkan, bukankah sebelum bertempur ke medan perang, seorang tentara harus memiliki kesiapan amunisi yang diperlukan? tentu L bukanlah tentara, melainkan L tetap seorang sederhana yang terus berupaya memperbaiki diri. Meniti, merakit dan merangkai rencana, sampai tiba detik yang tepat.
Adalah ijab kabul yang secara formal diselenggarakan di depan penghulu dan disaksikan kedua belah pihak. Sesungguhnya peristiwa bersejarah itu mencerminkan kesungguhan seseorang, yang juga kelak dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Maha Pencipta, guna menyempurnakan separuh dien dan membina wahana rumah tangga.
Seyogianya bunga yang tetap tumbuh indah, terlarang ia tersentuh sebelum waktunya tiba. Sebagai manifestasi dalam naungan cinta-Nya, kendaraan yang akan membawa hamba-hamba-Nya menuju Jannah.
*****
Comments
Post a Comment