Bila melihat sekilas beberapa tahun ke belakang, tampaknya konsol video game semacam PlayStation ataupun Gameboy cukup merajai di dalam perangkat gaming yang diminati oleh sebagian besar penggemar game. Kala itu, PlayStation merupakan kemunculan sebuah platform baru dalam dunia video game, yang menawarkan pengalaman baru dengan menampilkan game-game menarik.
Sebut saja Smackdown, salah satu waralaba permainan yang diangkat dari program acara televisi gulat profesional. Masih ingat pada masa itu, karakter The Rock merupakan tokoh populer yang sering dijagokan di arena gulat di dalam permainan. Meskipun melancarkan aksi finish yang tergolong memakan waktu yang lama, namun riuhnya suasana ketika sang superstar berlaga, memberikan hiburan tersendiri yang cukup mengesankan.
Seiring berjalannya waktu, tampaknya bukan zamannya lagi konsol rumahan semacam PlayStation ataupun Xbox, bertengger menjadi perangkat home entertainment nomor satu. Meski konsol tersebut sempat menjadi alat bisnis baru dengan jalan menyewakan perangkat tersebut (rental), tetapi kini posisinya sudah kian bergeser dengan hadirnya Personal Computer (PC).
Agak terdengar subjektif, tetapi ini bukan tanpa alasan. Memang kiranya PC lebih unggul ketimbang konsol rumahan tersebut. Kendati kini dikabarkan Sony dan Microsoft tengah mengembangkan konsol besutan terbarunya. Namun, hegemoni PC akan terus berada di posisi terdepan.
Dalam sisi perangkat pretelan, sebut saja kartu grafis, prosesor serta RAM. Ketiganya menjadi komponen utama dan wajib yang disematkan pada PC. Beberapa vendor hardware ternama, seperti AMD dan Intel, saling berlomba menciptakan inovasi maupun peningkatan baru pada hardware yang dibuatnya. Kalau dahulu masih ada pertanyaan, pakai pentium berapa? sekarang tampaknya bukan lagi pertanyaan tersebut yang terlontar. Karena kini sudah memasuki era baru, di mana dapur pacu prosesor memiliki sejumlah core atau inti, yang mana core tersebut mempengaruhi kecepatan atau kekuatan dari perangkat prosesor tersebut.
Masih ingat beberapa tahun lalu, saat raksasa vendor prosesor itu menciptakan teknologi prosesor dual core (inti dua)? pada masa itu terlihat persaingan cukup ketat dalam memproduksi prosesor paling hebat sejagat. Namun kini, sudah ada prosesor dengan core lebih dari dua, termasuk kehadiran prosesor hingga quad core (inti empat). Termasuk, perangkat mobile seperti tablet PC dan smartphone pun tak ketinggalan hadir dengan kemampuan prosesor perkasa di kelasnya.
Bahkan, konsol seperti PlayStation 4 yang konon akan meluncur beberapa waktu ke depan, mengadopsi salah satu raksasa prosesor, AMD, serta kartu grafis Radeon series. Terlihat jelas dalam hal ini, PC telah jauh lebih dulu tampil dengan teknologi perangkat tercanggih seperti kartu grafis Nvidia atau Radeon, begitu juga prosesor maupun memori RAM yang bisa ditingkatkan semaksimal mungkin, sesuai kemampuan budget sang pemilik PC.
Dalam sisi grafis, PC cukup unggul apabila didukung dengan kartu grafis mumpuni. Selain setting-an display di dalam permainan yang dapat diatur sesuai kehendak. Mulai dari low, medium hingga ultra high. PC juga memungkinan keleluasaan dalam bermain, seperti melakukan capture atau screenshot, bermain secara online (walau kini konsol PlayStation 3 atau Xbox 360 juga bisa dimainkan dengan mode online), judul permainan yang tampak lebih bervariatif, kontrol pengendali yang lebih kompleks dengan paduan mouse + keyboard, serta permainan yang ada di PlayStation atau PlayStation 2, mungkin juga Xbox, sega atau gameboy advance, bisa dimainkan di PC menggunakan emulator.
Perangkat gaming kian tumbuh dan berkembang, tidak hanya PC, kehadiran notebook khusus gaming juga boleh dipertimbangkan. Namun di dalam sisi mobile yang ditawarkan, tampaknya PC tetap menjadi nomor satu. Karena secara fisik hardware, komponen hardware perangkat PC bisa dipasang atau cabut sesuka hati, secara langsung (buka CPU). Selain itu, melakukan penambahan atau upgrade dan sebagainya, ketimbang notebook yang secara umum, kebanyakan orang belum tahu bagaimana mengganti RAM, bagaimana meng-upgrade kartu grafis dan sebagainya. Karena notebook bisa dikatakan, ter-built-in sedemikian rupa dari pabrik dan sifat statisnya itu tampaknya akan menjadi poin kekurangan.
Sebagai preferensi, bila memiliki uang untuk berniat membeli perangkat gaming, PC (rekomendasi) atau notebook, bisa menjadi alternatif pilihan dalam skala prioritas keunggulan perangkat multimedia serta multifungsi.
PC atau notebook juga merupakan perangkat serbaguna, yang bisa digunakan baik untuk gaming ataupun mendukung pekerjaan lain seperti pengetikan, mengedit gambar/video, menginstal aplikasi sesuai keinginan, dan segudang fitur lain yang tidak dapat ditemukan di perangkat konsol rumahan.
Jadi, keputusan untuk memilih, tetap ada di tangan Anda.
*****
(Foto HIS Radeon 6850 IceQ: Guru3d)
(Foto Game Sniper Elite V2: PrintScreen)
Sebut saja Smackdown, salah satu waralaba permainan yang diangkat dari program acara televisi gulat profesional. Masih ingat pada masa itu, karakter The Rock merupakan tokoh populer yang sering dijagokan di arena gulat di dalam permainan. Meskipun melancarkan aksi finish yang tergolong memakan waktu yang lama, namun riuhnya suasana ketika sang superstar berlaga, memberikan hiburan tersendiri yang cukup mengesankan.
Seiring berjalannya waktu, tampaknya bukan zamannya lagi konsol rumahan semacam PlayStation ataupun Xbox, bertengger menjadi perangkat home entertainment nomor satu. Meski konsol tersebut sempat menjadi alat bisnis baru dengan jalan menyewakan perangkat tersebut (rental), tetapi kini posisinya sudah kian bergeser dengan hadirnya Personal Computer (PC).
Agak terdengar subjektif, tetapi ini bukan tanpa alasan. Memang kiranya PC lebih unggul ketimbang konsol rumahan tersebut. Kendati kini dikabarkan Sony dan Microsoft tengah mengembangkan konsol besutan terbarunya. Namun, hegemoni PC akan terus berada di posisi terdepan.
Dalam sisi perangkat pretelan, sebut saja kartu grafis, prosesor serta RAM. Ketiganya menjadi komponen utama dan wajib yang disematkan pada PC. Beberapa vendor hardware ternama, seperti AMD dan Intel, saling berlomba menciptakan inovasi maupun peningkatan baru pada hardware yang dibuatnya. Kalau dahulu masih ada pertanyaan, pakai pentium berapa? sekarang tampaknya bukan lagi pertanyaan tersebut yang terlontar. Karena kini sudah memasuki era baru, di mana dapur pacu prosesor memiliki sejumlah core atau inti, yang mana core tersebut mempengaruhi kecepatan atau kekuatan dari perangkat prosesor tersebut.
Masih ingat beberapa tahun lalu, saat raksasa vendor prosesor itu menciptakan teknologi prosesor dual core (inti dua)? pada masa itu terlihat persaingan cukup ketat dalam memproduksi prosesor paling hebat sejagat. Namun kini, sudah ada prosesor dengan core lebih dari dua, termasuk kehadiran prosesor hingga quad core (inti empat). Termasuk, perangkat mobile seperti tablet PC dan smartphone pun tak ketinggalan hadir dengan kemampuan prosesor perkasa di kelasnya.
Bahkan, konsol seperti PlayStation 4 yang konon akan meluncur beberapa waktu ke depan, mengadopsi salah satu raksasa prosesor, AMD, serta kartu grafis Radeon series. Terlihat jelas dalam hal ini, PC telah jauh lebih dulu tampil dengan teknologi perangkat tercanggih seperti kartu grafis Nvidia atau Radeon, begitu juga prosesor maupun memori RAM yang bisa ditingkatkan semaksimal mungkin, sesuai kemampuan budget sang pemilik PC.
Dalam sisi grafis, PC cukup unggul apabila didukung dengan kartu grafis mumpuni. Selain setting-an display di dalam permainan yang dapat diatur sesuai kehendak. Mulai dari low, medium hingga ultra high. PC juga memungkinan keleluasaan dalam bermain, seperti melakukan capture atau screenshot, bermain secara online (walau kini konsol PlayStation 3 atau Xbox 360 juga bisa dimainkan dengan mode online), judul permainan yang tampak lebih bervariatif, kontrol pengendali yang lebih kompleks dengan paduan mouse + keyboard, serta permainan yang ada di PlayStation atau PlayStation 2, mungkin juga Xbox, sega atau gameboy advance, bisa dimainkan di PC menggunakan emulator.
Perangkat gaming kian tumbuh dan berkembang, tidak hanya PC, kehadiran notebook khusus gaming juga boleh dipertimbangkan. Namun di dalam sisi mobile yang ditawarkan, tampaknya PC tetap menjadi nomor satu. Karena secara fisik hardware, komponen hardware perangkat PC bisa dipasang atau cabut sesuka hati, secara langsung (buka CPU). Selain itu, melakukan penambahan atau upgrade dan sebagainya, ketimbang notebook yang secara umum, kebanyakan orang belum tahu bagaimana mengganti RAM, bagaimana meng-upgrade kartu grafis dan sebagainya. Karena notebook bisa dikatakan, ter-built-in sedemikian rupa dari pabrik dan sifat statisnya itu tampaknya akan menjadi poin kekurangan.
Sebagai preferensi, bila memiliki uang untuk berniat membeli perangkat gaming, PC (rekomendasi) atau notebook, bisa menjadi alternatif pilihan dalam skala prioritas keunggulan perangkat multimedia serta multifungsi.
PC atau notebook juga merupakan perangkat serbaguna, yang bisa digunakan baik untuk gaming ataupun mendukung pekerjaan lain seperti pengetikan, mengedit gambar/video, menginstal aplikasi sesuai keinginan, dan segudang fitur lain yang tidak dapat ditemukan di perangkat konsol rumahan.
Jadi, keputusan untuk memilih, tetap ada di tangan Anda.
*****
(Foto HIS Radeon 6850 IceQ: Guru3d)
(Foto Game Sniper Elite V2: PrintScreen)
Comments
Post a Comment