Terlalu banyak kata yang mungkin menjelma menjadi gundah (lohh apa hubungannya?! haha). Kekuatan verbal sangat terbatas dan mudah berlalu. Hebat sekali pencipta blogspot ini.
Akan tetapi, barangkali lebih hebat lagi pengembang teknologi hingga munculnya internet seperti saat ini. Tidak lupa juga kepada pembuat komputer dan segala macam aksesoris pendukungnya. Intinya, sekarang ruang komunikasi menjadi begitu terbuka dan luas.
Teringat kata-kata seorang rekan. Dia bilang, tidak ada manusia yang introvert di zaman modernisasi saat ini. Sebab apa? tersedianya jejaring sosial dan akses internet memungkinkan orang untuk lebih extrovert.
Yap, terbuka. Tidak aneh bila setiap hari bermunculan kata-kata di status Facebook atau kicauan di Twitter yang berupa pengungkapan, baik itu sharing apa yang sedang dirasa, peristiwa yang dialami orang lain, pengamatan keseharian, kata-kata bijak dan lain sebagainya.
Hampir tidak ada alasan bagi seseorang untuk menjadi 'pendiam', bila nyatanya jejaring sosial dijadikan sebagai wadah paling nyaman untuk bercerita, berbagi pengalaman, berkata apapun yang hendak dikata, bahkan tak jarang kata-kata yang berbau umpatan.
Dari jejaring sosial pula seseorang bisa bertemu dengan kenalan baru atau berbincang secara digital dengan teman atau saudara yang lokasinya berjauhan. Tidak perlu heran jejaring sosial akhirnya dapat mempertemukan dua insan yang tadinya tidak saling kenal menjadi kenal, yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan komunikasi serta hubungan kemudian dapat dibangun.
kalau mau diamati, berapa banyak teman-teman di Facebook yang benar-benar Anda kenal atau bahkan tidak Anda kenal sama sekali? Kok bisa enggak kenal? Padahal sistem pertemanan di Facebook memungkinkan untuk 'gayung-bersambut', di mana seseorang meng-add, kemudian terdapat pilihan untuk di-ignore atau reject atau accept (diterima). Bagaimana bisa Anda tidak kenal mempersilakan orang tersebut untuk menjadi teman Anda di daftar teman Facebook.
Hal tersebut tentu ada alasan khusus dan alasan umum. Alasan khusus, Anda mungkin berharap menemukan seseorang yang bisa menjadi orang yang paling Anda percaya dalam hidup Anda, baik untuk sekedar sharing mengenai hal-hal pribadi atau justru berharap mengubah interaksi digital di layar kaca PC, laptop atau smartphone (chatting, PM, komentar status, nge-like, dsb) menjadi pertemuan sungguhan atau kopi darat.
Kalau alasan umum sih, semua juga bisa bilang kalau jejaring sosial semisal Facebook berguna untuk memperluas pergaulan atau hanya ingin sekedar memiliki teman baru, that's it. Apapun alasannya dan motivasi menggunakan jejaring sosial sangatlah personal bagi tiap individu.
Yang pasti, pemanfaatan teknologi ini seyogianya harus dapat menghasilkan nilai tambah bagi penggunanya. Bukan sekedar update status, upload foto atau video dan lain-lain.
"Bijaklah memanfaatkan teknologi, salah penggunaan teknologi malah jadi boomerang bagi diri sendiri".
*****
Ilustrasi (Foto: Wp.rxisk.org)
Akan tetapi, barangkali lebih hebat lagi pengembang teknologi hingga munculnya internet seperti saat ini. Tidak lupa juga kepada pembuat komputer dan segala macam aksesoris pendukungnya. Intinya, sekarang ruang komunikasi menjadi begitu terbuka dan luas.
Teringat kata-kata seorang rekan. Dia bilang, tidak ada manusia yang introvert di zaman modernisasi saat ini. Sebab apa? tersedianya jejaring sosial dan akses internet memungkinkan orang untuk lebih extrovert.
Yap, terbuka. Tidak aneh bila setiap hari bermunculan kata-kata di status Facebook atau kicauan di Twitter yang berupa pengungkapan, baik itu sharing apa yang sedang dirasa, peristiwa yang dialami orang lain, pengamatan keseharian, kata-kata bijak dan lain sebagainya.
Hampir tidak ada alasan bagi seseorang untuk menjadi 'pendiam', bila nyatanya jejaring sosial dijadikan sebagai wadah paling nyaman untuk bercerita, berbagi pengalaman, berkata apapun yang hendak dikata, bahkan tak jarang kata-kata yang berbau umpatan.
Dari jejaring sosial pula seseorang bisa bertemu dengan kenalan baru atau berbincang secara digital dengan teman atau saudara yang lokasinya berjauhan. Tidak perlu heran jejaring sosial akhirnya dapat mempertemukan dua insan yang tadinya tidak saling kenal menjadi kenal, yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan komunikasi serta hubungan kemudian dapat dibangun.
kalau mau diamati, berapa banyak teman-teman di Facebook yang benar-benar Anda kenal atau bahkan tidak Anda kenal sama sekali? Kok bisa enggak kenal? Padahal sistem pertemanan di Facebook memungkinkan untuk 'gayung-bersambut', di mana seseorang meng-add, kemudian terdapat pilihan untuk di-ignore atau reject atau accept (diterima). Bagaimana bisa Anda tidak kenal mempersilakan orang tersebut untuk menjadi teman Anda di daftar teman Facebook.
Hal tersebut tentu ada alasan khusus dan alasan umum. Alasan khusus, Anda mungkin berharap menemukan seseorang yang bisa menjadi orang yang paling Anda percaya dalam hidup Anda, baik untuk sekedar sharing mengenai hal-hal pribadi atau justru berharap mengubah interaksi digital di layar kaca PC, laptop atau smartphone (chatting, PM, komentar status, nge-like, dsb) menjadi pertemuan sungguhan atau kopi darat.
Kalau alasan umum sih, semua juga bisa bilang kalau jejaring sosial semisal Facebook berguna untuk memperluas pergaulan atau hanya ingin sekedar memiliki teman baru, that's it. Apapun alasannya dan motivasi menggunakan jejaring sosial sangatlah personal bagi tiap individu.
Yang pasti, pemanfaatan teknologi ini seyogianya harus dapat menghasilkan nilai tambah bagi penggunanya. Bukan sekedar update status, upload foto atau video dan lain-lain.
"Bijaklah memanfaatkan teknologi, salah penggunaan teknologi malah jadi boomerang bagi diri sendiri".
*****
Ilustrasi (Foto: Wp.rxisk.org)
Comments
Post a Comment